Pada Tahun 1950-an, Wanita Penurut Lebih Mudah Dapat Jodoh
https://www.naviri.org/2019/02/wanita-penurut.html
Naviri Magazine - Zaman sekarang, jumlah wanita karier yang mampu mewujudkan cita-cita dan menikmati hidup hingga titik maksimal, terus meningkat dari tahun ke tahun. Untuk itu, kita semua harus bersyukur hidup di era modern, dan memiliki kesempatan untuk mengaktualisasi diri dengan leluasa.
Tahukah Anda, pada pada 1950-an, peluang wanita untuk bekerja dan mencari uang sendiri begitu sempit dan kurang menguntungkan. Selain lapangan pekerjaan untuk wanita yang sempit, dulu kaum adam enggan meminang wanita yang terlalu mandiri.
Sebuah artikel dalam majalah Woman’s Own, edisi Oktober 1950, ditulis oleh seorang aktor sekaligus sutradara film, Cornal Wilde, merangkum beberapa kualifikasi yang harus dimiliki seorang wanita agar dinilai layak untuk dinikahi oleh pria.
Cornal tidak merinci soal tampilan fisik wanita yang digemari pria, tetapi ia menuliskan bahwa syarat utama yang harus dimiliki wanita agar lekas menikah adalah bersuara halus, memiliki senyum yang hangat, gemar berolahraga, dan penurut.
Selain itu, seorang wanita juga harus memiliki kepribadian yang santun, dan pandai mencuri hati ibu mertua. Pasalnya, pria mapan di zaman tersebut sangat bergantung pada kekayaan keluarga. Dengan demikian, mereka hanya akan menikah dengan wanita yang disetujui oleh sang ibu.
Lebih lanjut, Cornel menguraikan bahwa wanita yang merias wajah secara berlebihan dianggap tidak menarik dan kampungan. Para pria justru tergila-gila pada kecantikan alami. Menurut mereka, rias wajah hanya menodai pesona paras natural wanita.
“Wanita yang tepat waktu saat memenuhi janji, memiliki nilai lebih di mata pria,” ujar Cornal, yang divisualisasikan oleh majalah Woman’s Own sebagai pria tampan bertubuh tinggi, dan penuh daya pikat.
Sekarang, wanita agresif yang berani mengejar pria idaman dianggap sebagai wanita yang percaya diri. Dahulu, tipe wanita yang demikian dipandang agresif, tidak memiliki harga diri.
Juru bicara dari CupidSpeedDater.com, yang berhasil menemukan lembaran artikel lawas tersebut, mengatakan, “Untung sekali, peradaban manusia banyak mengalami perputaran tren dan pandangan hidup. Nilai-nilai moral pun tak lagi mengekang seperti di tahun 1950-an. Alhasil, rutinitas dan aturan berkencan jadi lebih santai dan ekspresif.”
Baca juga: Pasangan Ini Dihujat Netizen, Karena Memutuskan Tak Punya Anak