Spesies Baru Semut Aneh Ditemukan Dalam Perut Katak Iblis
https://www.naviri.org/2019/02/spesies-baru-semut-aneh.html
Naviri Magazine - Menemukan spesies baru tidak hanya dengan melacak jejak di lumpur, atau membelah hutan-hutan lebat. Terkadang, spesies baru juga bisa ditemukan di dalam perut spesies lain.
Seperti penemuan Lenomyrmex hoelldobleri, spesies baru semut tropis yang ditemukan di dalam perut seekor diablito (Oophaga sylvatica), di Ekuador. Diablito merupakan jenis katak oranye yang sangat beracun. Tak heran, hewan ini dijuluki sebagai katak iblis kecil oleh para ilmuwan.
Diablito juga dikenal sebagai katak yang sangat suka makan semut. Karena katak pemakan semut sering berburu di tempat-tempat tersembunyi dan sulit dicapai manusia, para ilmuwan memanfaatkan mereka sebagai alat untuk menemukan spesies serangga baru di tempat-tempat tersebut. Dengan menangkap katak liar dan membilas perut mereka.
Membilas perut katak iblis kecil tidak bisa dilakukan serampangan.
Karena banyak jenis amfibi yang terancam punah, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan katak iblis kecil (O. sylvatica) dalam daftar merah spesies terancam punah. Dengan demikian, semua penelitian yang melibatkan katak liar tersebut harus dilakukan dengan sangat hati-hati, dan hanya boleh dilakukan oleh ahli yang terlatih.
Para ilmuwan memasukkan selang lembut ke dalam mulut amfibi, kemudian mengisinya perlahan dengan air, sehingga mendorong apa pun yang baru dimakan katak untuk keluar dari mulutnya, dan jatuh ke nampan. Setelah itu, katak dikembalikan ke habitat alaminya dengan selamat.
Karena satu-satunya spesimen L. hoelldobleri yang diketahui hanyalah individu yang sudah mati dari perut katak, para ilmuwan tak tahu banyak tentang spesies tersebut. Akan tetapi, pengamatan dengan menggunakan mikroskop stereo berteknologi tinggi berhasil mengungkap beberapa petunjuk.
“Bentuk rahangnya mengingatkan saya pada gunting tang,” kata Christian Rabeling, ahli mirmekologi University of Rochester, New York.
Ia memperkirakan, bentuk rahang ini mungkin berarti semut berukuran kurang dari seperempat inci ini menggunakan mulutnya untuk merobek hewan kecil yang jadi mangsanya.
Saat ini, para ilmuwan kesulitan untuk menemukan semut-semut tersebut. Sebaliknya, katak iblis kecil pasti sudah mengetahui tempat semut-semut itu bisa ditemukan.
“Alasannya jelas, sebab katak beracun memperoleh pertahanan kimiawi dari alkaloid yang ditemukan pada semut dan serangga yang mereka konsumsi,” kata Jonathan Kolby, direktur Honduras Amphibian Rescue and Conservation Center.
Ahli fisiologi menganggap semut sebagai pabrik kimia mini. Serangga tersebut menggunakan zat kimia sebagai sinyal untuk berkomunikasi dengan sesama semut di sistem masyarakat mereka yang kompleks.
Lantas, dari mana semut-semut itu memperoleh alkaloid?
Kolby mengatakan bahwa beberapa spesies semut mendapatkannya dari tumbuhan yang mereka dapat. Tetapi dalam kasus L. hoeldobleri, hal itu masih menjadi misteri.
Ini bukan kali pertama spesies baru ditemukan di dalam perut hewan lain. Sebelumnya, spesies ular Geophis dunni ditemukan di dalam perut ular karang Micrurus nigrocinctus di Nikaragua, pada 1932 silam.