Sherlock Holmes Muncul di Teve dengan Tampilan Jauh Berbeda
https://www.naviri.org/2019/02/sherlock-holmes-muncul-di-teve.html
Naviri Magazine - Jaringan televisi Amerika Serikat, CBS, merilis seri terbaru Sherlock Holmes dalam drama kriminal berjudul Elementary. Seri ini dibintangi Jonny Lee Miller sebagai Sherlock Holmes dan Lucy Liu sebagai Dr Joan Watson, dua tokoh utama cerita.
Dikisahkan, Sherlock Holmes sedang menjalani pemulihan dari ketergantungan obat. Ia bekerja sebagai konsultan detektif di Departemen Kepolisian New York. Dalam menyelesaikan berbagai kasus kejahatan, ia bekerja sama dengan Kapten Thomas Gregson (Aidan Quinn).
Selain Gregson, Holmes juga didampingi Dr Joan Watson. Watson adalah mantan ahli bedah yang diminta oleh ayah Sherlock mendampingi anaknya menjalani pemulihan dan rehabilitasi. Ia juga tinggal bersama Holmes di rumahnya.
Awalnya, antara Sherlock dan Joan sering berkonflik. Seiring waktu, mereka akhirnya bekerja sama menyelesaikan kasus-kasus yang dihadapi. Joan seolah menjadi asisten dan teman diskusi memecahkan berbagai petunjuk.
Selain Joan dan Gregson, ada satu tokoh yang tak kalah penting, yakni detektif Marcus Bell (Jon Michael Hill), investigator dengan intuisi yang tajam dan keahlian interogasi mumpuni. Bell sebelumnya tak menyukai Sherlock.
Ia menilai metode Holmes tak biasa dan cenderung skeptis. Belakangan, ia menyadari Sherlock adalah aset yang penting dan menguntungkan bagi kepolisian. Selain konflik Sherlock dengan tim investigasinya, seri ini juga dilengkapi konflik dengan musuh bebuyutan, James Moriarty/Irene Adler (Natalie Dormer) dan sang kakak Mycroft Holmes (Rhys Ifans).
Judul seri Elementary berasal dari kutipan Holmes yang terkenal, “Elementary, my dear Watson”. Di novel, Holmes sebenarnya tak pernah benar-benar mengucapkan kalimat tersebut. Hanya beberapa kali ia mengatakan “elementary” dan “my dear Watson” secara terpisah.
Para penggemar yang kemudian menggabungkannya. Judul ini dipilih oleh sang aktor, Jonny Lee Miller, yang juga salah satu sherlockian, sebutan untuk penggemar Sherlock Holmes kelas berat. Ide pembuatan seri ini muncul ketika Miller dan Benedict Cumberbatch terlibat dalam produksi teater nasional Frankenstein karya Danny Boyle (2011).
Mereka beradu akting satu panggung, berperan sebagai pencipta dan monster. Karena kebetulan Benedict juga seorang sherlockian, tercetuslah ide membuat seri Sherlock Holmes versi baru ini. Ada banyak hal menarik yang membuat serial ini menawarkan sensasi ‘fresh story’ dari kisah Sherlock Holmes.
Seri ini seolah dekonstruksi situasi kehidupan Sherlock yang jauh lebih kontemporer. Karakter Sherlock di sini berkebalikan dari versi BBC yang diperankan sebelumnya oleh Benedict. Karakter Sherlock Holmes digambarkan sebagai orang yang tak sabar dengan mental agak terganggu.
Cenderung berantakan, berpakaian santai, brewok, dan bertato. Juga suka menebak dan tak suka langsung menjabarkan analisisnya. Karakter itu berbeda dari Sherlock Holmes versi Benedict yang digambarkan sangat brilian, elegan, tanpa tato, senang menyendiri, pendiam, berpenampilan parlente, penuh perhitungan, rentan terhadap depresi atau kegembiraan yang intens, dan selalu terkesan dengan diri sendiri.
Tampaknya, seri ini mengeksploitasi ruang kosong dalam pakem tokoh Sherlock Holmes ketika tokoh ini masih muda. Kecenderungan Sherlock di seri ini yang slengekan, sensitif, dan sangat impulsif, menguatkan dugaan ini.
Lalu ada perubahan gender karakter Dr Watson menjadi seorang wanita. Ia bukan veteran perang, tetapi ‘sober companion’, dalam arti mabuk memecahkan kasus kejahatan. Ini menjadi “kartu as” seri ini.
Pencipta sekaligus sutradara, Robert Doherty, mengatakan, salah satu motivasinya membuat karakter Dr Watson seorang wanita karena ingin memperlihatkan bahwa pria dan wanita dapat hidup dan bekerja bersama, tanpa harus berakhir dengan hubungan asmara. Irene Adler digambarkan sebagai tokoh perempuan dengan karakter sangat superior.
Selain memerankan sosok wanita pencuri hati Sherlock Holmes, secara bersamaan ia juga berperan sebagai James Moriarty, Napoleon dunia kriminal. Too much evil on one women character.
Baca juga: The Pyramid, Menguak Misteri Masa Lalu Mesir yang Mengerikan