Sejarah Lengkap Freemasonry Sejak Zaman Raja Sulaiman (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2019/02/sejarah-freemasonry-page-1.html
Naviri Magazine - Freemasonry dikenal sebagai organisasi yang tertutup atau bahkan rahasia, sehingga sering disebut saat orang membicarakan teori konspirasi. Bagi sebagian kalangan, organisasi Freemasonry punya andil terhadap berbagai peristiwa di dunia, dan karena itulah organisasi tersebut terkesan rahasia. Entah benar atau tidak, yang jelas Freemasonry adalah organisasi yang telah berusia tua.
Periode kuno
Menurut legenda ritual Freemasonry, persaudaraan Mason telah ada sejak pembangunan kuil Raja Sulaiman, ratusan abad silam. Karena kuil yang dikerjakan sangat besar, diperlukan adanya pengorganisasian kerja yang baik, untuk memastikan pembangunan kuil selesai tepat pada waktunya. Keadaan ini mendorong perkembangan organisasi pekerja stonemason dan arsitek ke dalam berbagai tingkatan dan kelas, dengan tanggung jawab yang berbeda-beda.
Banyak karakter yang diungkap dalam buku Kings and Chronicles dalam Kitab Yahudi sesuai dengan kondisi-kondisi yang ada di berbagai tingkatan organisasi Masonry, misalnya Raja Sulaiman, Hiram (Raja Tyre yang mensuplai bahan material, terutama kayu cedar, untuk pembangunan kuil), Adoniram, dsb.
Meskipun persaudaraan Masonic melakukan ritual-ritual zaman Raja Sulaiman, agar dapat menjadi sebuah kebenaran sejarah, tetapi tidak ada otoritas Masonic yang memberikan kebenaran tentang adanya organisasi Mason di masa lampau.
Yang sudah diketahui dengan pasti adalah ada sebuah organisasi persaudaraan di masa lampau, baik di antara kaum pagan maupun kaum Yahudi. Dan kasus yang lebih dahulu muncul adalah organisasi tersebut dikait-kaitkan dengan adanya kerahasiaan, seperti misteri Eleusinian yang sangat terkenal. Contoh misteri yang mengemuka lainnya adalah kelompok rahasia yang bernama Pharisees.
Eleusinian adalah komunitas rahasia yang mempunyai ritual-ritual inisiasi, pembagian divisi yang lebih kecil dengan sifat kerahasiaan yang semakin besar, ujian-ujian yang harus dihadapi sebelum memperoleh pengetahuan, dan rahasia yang harus dijaga.
Rahasia komunitas ini tetap terjaga dengan baik dari waktu ke waktu, dan yang mengetahui hanyalah mereka saja. Mungkin pengetahuan tentang sifat komunitas ini jatuh ke tangan para pendiri Mason, dan pada akhirnya membentuk struktur organisasi Mason seperti sekarang.
Berbeda dengan Eleusinian, kelompok Pharisees tidak menyembunyikan pengetahuan apa pun. Akan tetapi, mereka melakukan pembatasan keanggotaan, dan memanggil sesamanya dengan sebutan “chaver” (kha VER), konsep yang sama dengan penggunaan sebutan “saudara” atau “kawan” pada organisasi Mason sekarang. Setiap anggota baru diminta untuk bersumpah dan mematuhi perintah dan hukum organisasi, dengan disaksikan oleh tiga anggota lainnya.
Pharisees dianggap memiliki ajaran yang berbeda oleh para pengikut Yudaism maupun Kristen. Di kemudian hari, istilah Pharisee memiliki konotasi negatif, yang hampir sama dengan kaum hipokrit.
Bagi kaum Yahudi, struktur Pharisaic secara esensi telah muncul dalam ajaran Yudaisme 2.000 tahun yang lalu. Pharisees dipandang sebagai sebuah kelompok yang berupaya memadamkan peran agama, di mana puncaknya adalah penghancuran kuil di Yerusalem.
Pengetahuan mengenai praktik-praktik Pharisaic mungkin sudah diketahui oleh para pendiri Mason. Mereka juga memandang bahwa hanya ada satu cara efektif untuk mengorganisasi sebuah persaudaraan dengan baik, dan cara tersebut telah ditemukan secara terus menerus, independen, dan selalu berulang.
Periode pertengahan
Teori munculnya Freemasonry yang juga cukup umum adalah berasal dari serikat pekerja atau gilda stonemason pada abad pertengahan. Istilah “Free” mengindikasikan bahwa Mason tidak terikat dengan tanah sebagai budak, tetapi mereka adalah orang-orang yang bebas pergi kemana pun, seperti pedagang yang selalu membangun di manapun ia berada.
Mason di abad pertengahan selalu mendirikan berbagai bangunan, tetapi perhatian khusus selalu dipusatkan pada katedral-katedral besar yang dibangun selama periode ini. Untuk menciptakan sebuah konstruksi bangunan yang mengaggumkan, diperlukan pendidikan prinsip-prinsip geometri, aritmatika, maupun teknik sipil.
Gilda stonemason, dan para arsitek pada masa itu, menjadi semacam pusat penyimpanan pengetahuan di luar unsur paling dominan yang ada di masyarakat: pendeta.
Seiring dengan gelombang maraknya pembangunan katedral dan permulaan masa-masa renaisans, diperkirakan Freemason tetap menjaga organisasi mereka dengan membuka keanggotaan untuk forum diskusi filosofis serta pengetahuan lain. Anggota tersebut merupakan orang-orang tertentu yang berada di kelas atas, dan bukan pekerja itu sendiri.
Ada teori lain tentang kemunculan Freemasonry pada abad pertengahan. John Robinson, penulis buku Born on Blood, mengatakan bahwa para Mason adalah keturunan ksatria templar. Templar adalah sekelompok ksatria yang memiliki kekuatan dan kesejahteraan semasa Perang Salib. Setelah Perang Salib selesai, pada abad ke-14, mereka ditekan oleh Raja Perancis dan kalangan gereja.
Sebagian besar para templar menemui ajal, dan ada juga sebagian dari mereka yang mampu bertahan. Beberapa tingkatan dalam Mason berkaitan dengan kejadian ini. Hipotesis yang kemudian muncul adalah bekas para templar tersebut mempertahankan persaudaraan mereka, dengan melakukan penyamaran dalam bentuk Freemasonry.
Teori-teori mutakhir yang melacak asal-muasal Masonry justru tidak mengarah pada gilda stonemason seperti yang diungkapkan sebelumnya, melainkan lebih kepada akibat konflik yang ada di Inggris pada abad ke 17.
Cyril Batham, seorang Quatuor Coronati Research Lodge yang cukup terkenal di Inggris, mengungkapkan bahwa orang-orang ini mendirikan lodge untuk menjaga komunikasi ketika bersembunyi dari kejaran kaum Anglikan semasa pergolakan Jacobite.
Baca lanjutannya: Sejarah Lengkap Freemasonry Sejak Zaman Raja Sulaiman (Bagian 2)