Sejarah dan Asal Usul Lahirnya Majalah National Geographic
https://www.naviri.org/2019/02/sejarah-dan-asal-usul-national-geographic.html
Naviri Magazine - National Geographic adalah majalah yang sangat terkenal di dunia, termasuk di Indonesia. Majalah ini membahas tentang alam, flora fauna, dan hal-hal terkait ilmu pengetahuan. Tampilan majalah National Geographic begitu khas, dengan sampul menarik, serta isi yang penuh foto-foto memukau.
Sebenarnya, National Geographic bukan hanya majalah. Ia juga organisasi yang mewadahi banyak ilmuwan, lembaga keilmuwan yang mendanai banyak penelitian, dan menerbitkan majalah hanya salah satu aktivitas mereka.
Publikasi National Geographic di banyak platform media tak bisa dilepaskan dari sejarah perkumpulan para elit di Washington DC, pada 1888.
Suatu hari di bulan Januari 1888, sebanyak 33 orang yang berisi elit pengusaha, akademisi, ilmuwan, penjelajah, jurnalis, hingga pengawas kebun binatang, berkumpul di Kosmos Klab, Washington, Amerika Serikat. Di sana, mereka yang rata rata berusia milenial pada zamannya itu, disatukan oleh antusiasme yang sama akan dunia geografi dan penjelajahan.
Dari persamaan tersebut, tercetus ide untuk membikin sebuah perkumpulan, yang visinya untuk memahami lebih jauh isi dunia melalui serangkaian ekspedisi dan pendalaman ilmu geografi, lalu bisa disebarkan ke khalayak umum.
Atas dasar itulah, pada 13 Januari 1888, didirikan National Geographic Society (NGS) atau Yayasan National Geographic.
Presiden pertama NGS dijabat oleh seorang pengacara bernama Gardiner Green Hubbard, yang tak lain adalah ayah mertua Alexander Graham Bell, seorang yang terkenal karena menemukan telepon. Sembilan bulan sejak NGS disepakati didirikan, majalah National Geographic diterbitkan sebagai corong NGS.
Jauh dari tampilan majalah National Geographic sekarang yang dipenuhi foto-foto menakjubkan, wujud majalah edisi pertama itu lebih seperti jurnal penelitian bersampul cokelat sederhana, dan hanya diedarkan kepada anggota internal NGS.
Selain menerbitkan majalah, NGS bergerak mendanai proyek ekspedisi penelitian. Ekspedisi pertama yang disponsori NGS adalah pemetaan wilayah Gunung St Elias di Alaska, Kanada, pada tahun 1890 sampai 1891. Dalam ekspedisi tersebut ditemukan puncak tertinggi di Kanada di Gunung Logan.
Hubbard wafat pada 1897. Kursi kepemimpinan NGS kemudian diisi oleh Graham Bell, menantunya. Hubungan Hubbard dan Bell lebih dari sekadar menantu dan mertua. Sebelum terlibat dalam proyek NGS, Hubbard banyak membantu mendanai berbagai eksperimen dan penemuan yang dikerjakan Bell, dan mengusahakan mendapatkan hak paten.
Meski sudah menerbitkan majalah dan membiayai ekspedisi, sampai pada 1989 NGS maupun majalahnya belum dikenal luas, dan hanya sebagai perkumpulan elit ilmiah kecil yang bersifat eksklusif.
Di bawah kepemimpinan Graham Bell dan diteruskan menantunya, Gilbert Grosvenor, keduanya memberikan sentuhan penting pada majalah National Geographic agar lebih populer dalam menyebarkan ilmu pengetahuan sesuai cita-cita para pendiri.
Kesan polos majalah National Geographic mulai ditinggalkan, dengan memberikan sentuhan hasil foto. Keputusan Graham Bell itu mulanya justru mendapat tentangan dari anggota NGS lainnya. Beberapa anggota dewan NGS bahkan mengancam akan mengundurkan diri.
Dilansir dari Wired, selain memutuskan untuk menonjolkan karya fotografi di majalah National Geographic, Graham Bell juga merekstrukturisasi NGS dari sekadar perkumpulan yang hanya ditopang oleh para staf sukarelawan paruh waktu, menjadi memperkerjakan editor penuh yang digaji dari uang pribadi Bell, dengan mengangkat menantunya sendiri menjadi editor dan presiden NGS pengganti Bell.
Graham Bell memimpin National Geographic sampai tahun 1903.
Di bawah asuhan Bell dan Grosvenor, keanggotaan NGS dibuka luas. Dari tahun 1899 hingga 1910, keanggotaan NGS bertambah dari 1.400 menjadi 74.000. Dalam 10 tahun berikutnya naik menjadi 713.000, dan kemudian jumlahnya terus meroket.
Grosvenor masih mempertahankan karya fotografi yang mencolok di produk majalah National Geographic. Yang menarik, banyaknya foto jurnalistik yang ditampilkan di majalah National Geographic dimulai secara tidak sengaja, kala mengisi sisa 11 halaman kosong di edisi Januari 1905.
Sejak itu, majalah National Geographic dikenal sebagai pelopor majalah cetak yang menampilkan karya foto jurnalistik, termasuk mengikuti perkembangan teknologi fotografi.
Pada tahun 1920, National Geographic menjadi satu-satunya penerbit majalah di AS yang mendirikan laboratorium foto warna sendiri. Karya termutakhir pada zamannya adalah saat menerbitkan potret bawah air berwarna pada 1927, mencetak majalah full berwarna pada tahun 1962 edisi Februari, dan halaman berhologram pada 1984.
Besarnya keanggotaan di NGS telah berdampak pada pendanaan yang melimpah bagi para periset dan penjelajah. Berbagai proyek penting pernah mendapat dukungan dan dana dari NGS, seperti ekspedisi Hiram Bingham yang menemukan kota tua Machu Picchu di puncak gunung Inca, komplek pegunungan Andes, Peru pada 1912 sampai 1915.
Kemudian penelitian Louis dan Mary Leakey tentang sejarah evolusi manusia di Afrika pada September 1960, penelitian Jane Goodall tentang gorila dan simpanse pada 1961, ekspedisi arkeologi bawah laut pimpinan George F. Bassy yang menemukan koleksi barang perdagangan Zaman Perunggu terbesar yang pernah ditemukan di bawah laut berusia 3.400 di lepas pantai Turki selatan pada 1984, dan sederet pendanaan ekspedisi atau riset lainnya.
Selain majalah dan pendanaan penelitian, Encyclopaedia Britannica menyebut, dalam upaya membumikan ilmu geografi dan segala keanekaragaman di dalamnya, NGS juga menerbitkan buku dan atlas serta buletin mingguan kepada para pendidik, pustakawan, dan siswa. Termasuk membuat ratusan program dokumenter yang ditayangkan di televisi.
Baca juga: Ternyata, Penjelajah Bumi Pertama Adalah Orang Nusantara