Memahami Resolusi Ponsel Kamera dan Kualitas Foto yang Dihasilkan
https://www.naviri.org/2019/02/resolusi-ponsel-kamera.html
Naviri Magazine - Saat akan membeli ponsel berkamera, kita biasanya terfokus pada resolusi kamera pada ponsel untuk mengetahui kualitas foto yang dihasilkan. Resolusi kamera pada ponsel biasanya terkait dengan istilah megapiksel. Karenanya, kita pun biasanya akan fokus pada megapiksel tersebut.
Umumnya, orang mengatakan bahwa semakin besar ukuran megapiksel kamera suatu ponsel, maka hasil jepretannya bakal semakin bagus.
Benarkah memang begitu? Sayangnya tidak.
Baru-baru ini, Huawei membikin gebrakan dengan mengeluarkan ponsel berkamera superior bernama Huawei P20 Pro. Selain menggunakan tiga kamera belakang, salah satu lensa kamera pada ponsel itu dibekali resolusi yang tak main-main: 40 megapiksel!
Huawei dan pabrikan ponsel lainnya memang sedang terlibat perang di sektor kamera. Selain menjejalkan fitur AI dan menambah jumlah lensa, besaran resolusi menjadi medan perang yang seksi. Korban perang ini tentu saja konsumen. Mereka terjangkiti takhayul resolusi, yang menganggap mutu kamera berbanding lurus dengan besaran resolusinya.
Mari kita sepakati bahwa kamera yang baik adalah kamera yang mampu mereproduksi citra sesuai objek aslinya. Reproduksi citra di sini tak terbatas pada bentuk dan kedalaman gambar, tetapi juga pada reproduksi warna. Jika kita memotret benda berwarna biru dan hasilnya berubah menjadi berwarna hijau pupus, sudah jelas kamera yang kita gunakan tidak bagus.
Kemampuan mereproduksi citra sesuai objek aslinya inilah yang menjadi persoalan. Ia membutuhkan banyak parameter yang lebih kompleks ketimbang menentukan performa RAM, seperti mutu optik yang digunakan, ukuran piksel, ukuran diafragma, mutu sensor, jenis software pengolah citra, dll.
Sementara itu, besaran resolusi kamera sebenarnya merupakan acuan yang paling tidak berarti. Ia hanya menunjukkan satuan kepadatan suatu gambar. Jika sebuah kamera ponsel memiliki resolusi, katakanlah 20 megapiksel, maka hasil foto yang diambil akan memiliki kepadatan gambar sebesar itu, tak peduli hasil foto tersebut cerah atau gelap gulita, fokus atau ngeblur parah.
Resolusi kamera baru diperhitungkan ketika suatu gambar ingin dicetak atau ditampilkan ke media yang lebih besar. Jika resolusi kamera sebesar 13 megapiksel dan ingin melihat hasil jepretan di TV layar datar 42”, maka tidak akan jadi masalah. Berbeda kalau ingin mencetak foto beresolusi sebesar itu ke media seukuran baliho. Sudah pasti hasilnya akan pecah-pecah.
Pada kenyataannya, resolusi kamera menjadi sektor yang paling digembar-gemborkan oleh para produsen ponsel. Ini barangkali disebabkan karena besarannya lebih mudah untuk diperbandingkan antar ponsel. Calon pembeli tidak perlu memahami teknologi lensa atau definisi diafragma, mereka cukup mencari angka pada resolusi kamera ponsel mana yang lebih besar.
Strategi pemasaran yang tanpa penjelasan lengkap akhirnya memakan korban. Calon pembeli ponsel, yang sebagian besar buta teknologi kamera, dengan mudah membeli ponsel beresolusi kamera yang paling gahar sebelum kemudian menyesal karena hasil jepretannya tidak lebih baik.
Baca juga: Memahami Kapasitas dan Cara Kerja RAM Pada Smartphone