Kapan Seorang Manusia Mencapai Puncak Kecerdasannya?
https://www.naviri.org/2019/02/puncak-kecerdasan.html
Naviri Magazine - Sebagian kalangan menyatakan bahwa manusia mencapai puncak kematangan pada usia 30 tahun, ketika memasuki peralihan dari sebelum dewasa menjadi dewasa seutuhnya.
Sementara itu, ada pula keyakinan bahwa manusia mencapai puncak kecerdasan saat berada di usia "kepala dua" alias 20 tahunan. Alurnya: intelegensi manusia mulai menanjak saat remaja, usia 20-an mencapai puncaknya, cenderung stagnan di kepala tiga, lalu akan turun pelan-pelan saat memasuki kepala empat, lima, dan seterusnya.
Benarkah demikian? Peneliti dari Departement of Brain and Cognitive Science Massachusetts Institute of Tehchnology (MIT), Joshua Hartshrone, dan psikiater sekaligus ahli perkembangan saraf Massachusetts General Hospital (MGH), Laura Germine, menyatakan bahwa gambaran asli dari persoalan tersebut jauh lebih kompleks.
Sebagaimana dilaporkan MIT News, kedua peneliti itu bekerja sama dalam sebuah penelitian tentang puncak kecerdasan manusia sejak beberapa tahun terakhir. Hingga sekarang, penelitian tentang kemampuan kognitif terus berubah. Tantangannya yakni mendapatkan partisipan usia lebih tua dari mahasiswa kampus, namun lebih muda dari usia 65 tahun—hal yang juga dihadapi Hartshrone dan Germine.
Keduanya lalu punya inisiatif untuk melaksanakan eksperimen skala besar dari internet, tempat di mana orang dari segala usia bisa dijaring sebagai partisipan. Mereka membuat situs kuis uji otak bernama gameswithwords.org dan testmybrain.org, di mana pengunjung bisa menyelesaikan tes dalam beberapa menit. Hartshrone dan Germine berhasil mengumpulkan 3 juta orang dalam beberapa tahun terakhir melalui kedua situs tersebut.
Pada 2011, Germine mempublikasikan hasil risetnya, yang menunjukkan kemampuan mengenali wajah seseorang terbangun hingga awal usia 30-an, lalu pelan-pelan menurun. Di waktu yang bersamaan, Hartshrone juga menjalankan penelitian dengan hasil yang sama, namun untuk bidang memori jangka pendek. Keduanya belum jadi jawaban yang memuaskan.
Hartshrone dan Germine kemudian mengeksplorasi lagi sumber data, terutama untuk performa partisipan usia dewasa, di Weschler Adult Intelligence Scale (sering dipakai untuk mengukur IQ) dan Weschler Memory Scale. Keduanya memuat tes yang mengukur kurang lebih 30 jenis kecerdasan yang berbeda, beberapa di antaranya yakni penghafalan digit, pencarian visual, dan teka-teki perakitan.
Dua peneliti lulusan Harvard itu kemudian menganalisisnya dengan cara baru, agar bisa mengkomparasikan puncak usia di tiap sub kecerdasan. Hasilnya, sebagaimana mereka publikasikan di Jurnal Psychological Science, puncak kecerdasan ternyata tersebar di berbagai usia.
“Setelah kami memetakan kapan kemampuan kognitif ini mencapai puncaknya, kami tak menemukan satu usia pun yang menunjukkan puncak bagi seluruh kemampuan. Puncak-puncak itu benar-benar tersebar di segala tempat,” kata Hartshrone.
Karena besaran data dirasa belum memuaskan, Hartshrone dan Germine melanjutkan risetnya dengan jumlah partisipan yang lebih besar. Akhirnya mereka menemukan gambaran lebih jelas yang menunjukkan bahwa tiap kemampuan kognitif memunculkan puncaknya di usia yang berbeda-beda. Jadi tak bisa disimpulkan bahwa puncak segala bentuk kecerdasan muncul di usia 20-an.
Sebagai contoh, kecepatan dalam memproses informasi mencapai puncaknya di usia 18-19 tahun, lalu setelahnya pelan-pelan turun. Memori jangka pendek terus berkembang dan menanjak hingga sekitar usia 25 tahun, lalu mulai stagnan dan akhirnya menurun pelan-pelan mulai usia 35 tahun.
Sementara itu, untuk kemampuan mengevaluasi kondisi emosional orang lain, puncaknya terjadi lebih tua lagi, yakni di kisaran usia 40-an atau 50-an.
Hartshrone dan Germine juga memasukkan tes kosa kata yang bisa dipakai untuk mengukur kecerdasan yang mengkristal (crystallized intelligence), atau istilah untuk akumulasi dari fakta dan pengetahuan seseorang.
Hasil yang diperoleh kedua peneliti di riset pertama, berdasarkan riset Wechsler IQ, menunjukkan puncak kemampuan kosa kata terjadi di usia 40-an. Namun riset setelahnya menunjukkan terjadi lebih lanjut, yakni di usia 60-an atau 70-an.
Baca juga: Misteri Déjà vu, Pengalaman Aneh yang Datang dari Alam Lain