Proyek-Proyek Ilmiah yang Ingin Meniru Kekuasaan Tuhan
https://www.naviri.org/2019/02/proyek-ilmiah-yang-ingin-meniru-tuhan.html
Naviri Magazine - Teknologi yang terus maju telah membawa manusia pada kehidupan yang jauh berbeda dibanding ratusan tahun yang lalu. Obat-obatan, sarana kedokteran yang makin memadai, adalah salah satu contoh bagaimana teknologi telah memberi manfaat besar bagi kehidupan manusia.
Seiring dengan itu, para ilmuwan pun tak berhenti melakukan berbagai penelitian baru, yang tujuannya untuk menjadikan kehidupan lebih baik. Dalam hal itu, upaya penelitian ilmuwan kadang dinilai “kebablasan” karena dianggap ingin meniru kekuasaan Tuhan.
Menghidupkan kembali hewan-hewan punah, membangkitkan orang-orang yang telah mati, sampai berupaya menciptakan kehidupan buatan, adalah beberapa contoh proyek ilmiah yang dinilai ingin meniru kekuasaan Tuhan. Lebih lengkap, berikut ini uraiannya.
Mengembalikan hewan yang sudah punah
Karena tingginya angka perburuan, hewan langka bernama Pyrenean Ibex atau Bucardo kini telah punah. Hewan itu merupakan kambing liar yang hidup di pegunungan Pyrenees, di perbatasan Spanyol dan Perancis. Namun, sesaat ketika seekor Bucardo betina terakhir meninggal, para ilmuwan berhasil mengambil sel kambing tersebut.
Beberapa tahun setelah binatang tersebut dinyatakan punah, sekelompok ilmuwan yang terdiri dari Perancis dan Spanyol, memulai proyek ilmiah kontroversial yang serupa dengan film Jurassic Park, di mana para ilmuwan ingin menghidupkan lagi Bucardo.
Percobaan ini berhasil, sayangnya Bucardo tersebut tidak hidup lama. Ia meninggal hanya 10 menit pasca induk pengganti melahirkannya.
Membuat sperma buatan
Kemandulan pada pria terjadi ketika sel-sel germinal pada testis tidak dapat melakukan pembelahan sel, yang disebut meiosis. Ketika meiosis tidak terjadi, sel-sel germinal tidak bisa bertransformasi menjadi sperma yang fungsional.
Meski demikian, terdapat harapan bagi pria yang tidak subur. Para ilmuwan di China berhasil mengembangkan sperma buatan di laboratorium. Mereka mengambil ekstrak dari sel induk embryonic dari tikus, dan memunculkannya dengan beberapa bahan kimia.
Hasilnya, mereka mendapatkan sel germinal primordial, yang bisa berubah menjadi hormon seks dan sel di testis. Sperma yang dihasilkan dari penelitian ini disuntikkan ke tikus betina, dan berhasil hamil serta melahirkan bayi tikus yang sehat.
Berangkat dari keberhasilan ini, para ilmuwan ingin mengadakan penelitian serupa untuk kaum primata. Jika hasilnya positif, percobaan pada manusia akan dijalankan. Tentu hal ini kontroversial, namun jika berhasil akan menjadi salah satu opsi dari permasalahan infertilitas.
Hybrid antara manusia dan hewan
Tak bisa dipungkiri, donor organ adalah hal yang sangat sulit tersedia, namun punya urgensi yang sangat tinggi. Dalam sebuah data, di Amerika Serikat saja ada 22 orang meninggal tiap hari, hanya karena menunggu transplantasi organ.
Berangkat dari keresahan ini, beberapa ilmuwan punya ide inovatif namun gila, yakni dengan 'menumbuhkan' organ manusia di dalam tubuh hewan. Dikenal dengan istilah 'Chimera,' gabungan antara DNA manusia dan hewan ini terinspirasi dari monster dalam kisah Mitologi Yunani, yang berupa gabungan antara ular, singa, dan kambing.
Hal ini dilakukan dengan cara yang tidak terlalu berlarut-larut. Ilmuwan hanya membuang DNA dari binatang yang akan diganti dengan organ manusia. DNA ini bisa apapun, seperti DNA yang akan menumbuhkan pankreas, atau lainnya.
Membangkitkan manusia yang telah mati
Membangkitkan orang yang meninggal adalah hal yang hanya muncul dari cerita-cerita agama ataupun cerita mistis. Namun sekelompok ilmuwan membuktikan bahwa hal ini ternyata bisa dilakukan melalui sains.
BioQuark, sebuah perusahaan asal Amerika Serikat, mencoba melakukan hal mustahil tersebut. Bahkan perusahaan itu mendapat restu dari US Institutional Board Review, untuk memulai proyek kontroversial dan ambisius tersebut.
Proyek yang diberi nama "ReAnima" ini berambisi untuk menghidupkan 20 orang yang telah meninggal asal India, yang sudah diputuskan secara legal dan klinis telah meninggal.
Memperbaiki gen manusia
Dunia sains sudah menemukan bahwa perbaikan gen bisa dilakukan pada binatang serta tumbuhan. Kini, para ilmuwan sedang menjadikan manusia sebagai tujuan selanjutnya.
Harapan ini muncul ketika seorang peneliti dari Francis Crick Institute London, bernama Kathy Niakan, mendapat izin untuk 'mengedit' embrio manusia untuk sebuah kajian ilmiah. Izin ini diberikan oleh sebuah badan bernama Human Fertilization and Embryology Authority di Inggris.
Teknologi yang akan diusung oleh sang peneliti dan anggotanya adalah sebuah teknologi bernama CRISPR, yang membuat ilmuwan mampu mengidentifikasi gen tertentu, mengambilnya, dan 'mengedit' kode DNA di dalamnya.
Meski kontroversial dan melawan kehendak Tuhan, sebenarnya teknologi ini punya tujuan yang mulia. Tujuan utamanya adalah untuk mengeliminasi beberapa penyakit seperti kanker, memperkecil risiko keguguran, dan meningkatkan rasio kesuburan.
Menciptakan organisme baru dengan DNA buatan
Meski kehidupan manusia di Bumi sangat beragam, ternyata semua kehidupan ini hanya berbasis dari dua pasang DNA, yakni C-G dan A-T. Para ilmuwan ingin membuat gebrakan dalam dunia sains, yakni ingin membuat organisme yang berbasis dari dua pasang DNA tersebut, ditambah dengan satu pasang DNA buatan.
Organisme ini dikembangkan dari bakteri E.Coli, dan disebut-sebut sebagai makhluk alien buatan manusia. Disebut demikian, karena ia adalah organisme hidup yang punya DNA, yang sama sekali tak sama dengan makhluk hidup lain yang ada di Bumi.
Menciptakan kehidupan buatan
Setelah 15 tahun, seorang pionir dalam bidang genetik, Dr. Craig Venter, akhirnya menggapai mimpinya untuk menciptakan kehidupan buatan. Proyek kontroversial ini dipublikasikan di sebuah jurnal pada 2010 silam, dan ia merinci secara detail bagaimana ia dan timnya mengembangkan sebuah kehidupan baru yang diciptakan dari campuran berbagai senyawa kimia.
Prosesnya dimulai saat sang ilmuwan merangkai kode genetik dari Mycoplasma genitalium, yang merupakan bakteri terkecil di dunia, dan menyimpannya di komputer. Setelah itu, ia menggunakan data tersebut untuk secara 'artifisial' mereproduksi DNA tersebut di laboratorium.
Setelah DNA tersebut berkembang, mereka mengambil DNA original dan menggantinya dengan yang artifisial. Hasilnya mengejutkan, karena sel sintetis tersebut mampu berkembang. Para ilmuwan akhirnya mempertimbangkan hal ini sebagai 'membuat kehidupan baru.'
Tujuan hal ini sama sekali bukan untuk menciptakan monster yang akan menguasai dunia, namun justru tujuan mulia yang ingin dicapai. Mulai dari menciptakan organisme yang bisa mengurangi polusi, mengurai sampah menjadi bahan bakar, dan menjadi vaksin untuk penyakit yang berbahaya.
Baca juga: Di Masa Depan, Manusia Hologram akan Hidup Bersama Kita