Dibanding Ular, Nyamuk Lebih Banyak Membunuh Manusia
https://www.naviri.org/2019/02/nyamuk-lebih-banyak-membunuh.html
Naviri Magazine - Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Kehati) membeberkan hasil penelitian mereka. Ternyata, ular bukan pembunuh utama manusia, meski mungkin tampak menakutkan.
"Binatang yang paling banyak membunuh manusia sebenarnya bukan ular, justru nyamuk sebagai pembunuh manusia terbanyak," ujar Direktur Kehati, Indra Gunawan.
Ular berada di urutan ketiga sebagai pembunuh terbanyak. Di alam liar, ular justru takut dengan manusia, dan mereka akan menyerang hanya atas dasar naluri bertahannya.
Indra menambahkan bahwa keberadaan ular sebagai predator sangat penting bagi keberlangsungan ekosistem.
Profesor dalam bidang biologi yang banyak meneliti tentang ular, Jatna Supriatna, menjelaskan bahwa ular dianggap menakutkan sebenarnya karena pemahaman yang salah.
"Kalau manusia berani, sebenarnya binatang yang tidak akan berani pada kita," ujarnya.
Lebih lanjut, Jatna menjelaskan bahwa ular memiliki sensor yang sangat peka terhadap hormon manusia yang biasa keluar ketika merasa takut.
Pada jenis-jenis ular tertentu, perbedaan suhu udara yang muncul akibat hormon tersebut meskipun hanya 0,01 derajat saja bisa terdeteksi. Sehingga, ketika karena ketakutannya manusia menyerang ular, mereka justru akan terkena patuk ular tersebut.
"Jangan coba-coba membunuh ular kalau tidak (bisa bergerak) cepat, karena pasti ular lebih cepat," tambah Jatna.
Jika manusia sudah terlanjur tergigit ular berbisa, Jatna mengingatkan untuk segera berobat ke dokter tanpa harus panik, karena kepanikan justru membuat efek racun ular bertambah parah.
"Jangan panik, karena tidak ada yang mati dalam satu jam setelah gigitan ular. Bisa ular cobra pun butuh waktu empat sampai lima jam (untuk menimbulkan dampak)," katanya.