Ini Negara-negara yang Penduduknya Paling Gila Kerja di Dunia
https://www.naviri.org/2019/02/negara-yang-penduduknya-gila-kerja.html
Naviri Magazine - Negara apa yang penduduknya paling gila kerja? Jepang? Bukan! Meski selama ini Jepang mungkin terkenal sebagai negara yang sangat produktif dan modern, hingga berhasil menciptakan berbagai produk teknologi canggih, namun Jepang hanya satu di antara beberapa negara lain yang penduduknya paling produktif dalam bekerja.
Bahkan, secara berurutan, Jepang hanya menduduki peringkat 9 dalam daftar 10 negara yang penduduknya paling gila kerja.
Kemajuan sebuah bangsa, salah satunya memang ditunjang dengan tingkat ekonomi yang tinggi. Tingkat ekonomi yang tinggi, salah satunya dipacu oleh kreativitas dan semangat kerja warganya.
Karenanya, di negara-negara maju, warganya telah sangat menyadari pentingnya arti waktu, dan mereka memaksimalkannya untuk bekerja. Sayangnya, dalam hal ini, Indonesia tidak masuk ke dalam daftar negara yang penduduknya dianggap rajin kerja.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh organisasi negara-negara untuk pembangunan ekonomi (OECD), berikut ini sepuluh negara di dunia yang penduduknya dianggap paling gila kerja.
Meksiko
Rata-rata jam kerja setahun di Meksiko mencapai 2.317 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 9.885 dollar AS.
Di meksiko, rata-rata pekerja menghabiskan waktu 45 jam dalam seminggu untuk pekerjaannya, dan kebanyakan bekerja di sektor industri. Jumlah jam kerja rata-rata penduduk Meksiko mencapai 519 jam lebih lama dari pekerja AS dengan gaji yang minim.
Chile
Rata-rata jam kerja setahun di Chile mencapai 2.102 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 15.820 dollar AS.
Sekitar 16 persen pekerja di Chile menghabiskan waktu hingga 50 jam seminggu untuk pekerjaannya. Pekerja Chile bahkan kadang bekerja lebih dari 300 jam, lebih lama dibanding pekerja di AS. Di sisi lain, kesenjangan sosial semakin lebar di negara ini.
Korea Selatan
Rata-rata jam kerja setahun di Korea Selatan mencapai 2.092 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 35.406 dollar AS.
Pekerja Korea Selatan masuk ke dalam kategori pekerja yang rajin di dunia, di samping masalah kesejahteraan yang telah seimbang dengan waktu yang dihabiskan. Namun, isu gender di Korea Selatan masih membayangi dunia ketenagakerjaan di sana. Selain masih sedikitnya wanita yang berkesempatan bekerja, saat ini Korea Selatan juga menghadapi rendahnya angka kelahiran.
Estonia
Rata-rata jam kerja setahun di Estonia mencapai 2.021 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 17.323 dollar AS.
Estonia adalah negara yang baru masuk ke dalam keanggotaan Uni Eropa. Jika dibandingkan negara lain di kawasan Eropa, upah pekerja di Estonia lebih rendah dan kurang sepadan dengan waktu yang dihabiskan untuk bekerja.
Rata-rata, para pekerja di sana menghabiskan 40 jam seminggu untuk bekerja, dan hanya ada 10 persen pekerja di Estonia yang masuk kategori pekerja paruh waktu.
Rusia
Rata-rata jam kerja setahun di Rusia mencapai 2.002 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 15.286 dollar AS.
Pekerja di Rusia rata-rata menghabiskan 40 jam seminggu untuk bekerja, dan Rusia juga sangat ketat memberlakukan ketentuan lembur. Pekerja di sana juga berhak memperoleh waktu libur selama 28 hari di luar hari libur umum.
Meski begitu, rata-rata pekerja di Rusia bekerja 200 jam lebih lama dibanding pekerja di AS, karena sangat jarang pekerja paruh waktu dijumpai di sana.
Polandia
Rata-rata jam kerja setahun di Polandia mencapai 1.893 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 20.069 dollar AS.
Para pekerja di Polandia rata-rata menghabiskan waktu selama 40 jam untuk bekerja dalam seminggu. Sebagaimana yang banyak dijumpai di negara bekas Uni Soviet, pekerja paruh waktu juga jarang ditemui di negara ini. Meski begitu, banyak dijumpai pekerja kontrak untuk waktu singkat.
Amerika Serikat
Rata-rata jam kerja setahun di Amerika Serikat mencapai 1.798 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 54.450 dollar AS.
Di Amerika Serikat, empat dari lima pekerja menghabiskan waktu selama 35 jam dalam seminggu. Sekadar informasi, Amerika tidak mewajibkan perusahaan atau pemberi kerja untuk memberikan cuti tahunan bagi pekerja. Selain itu, hukum ketenagakerjaan di Amerika juga tidak menjamin hak pekerja yang sakit untuk tidak bekerja.
Hungaria
Rata-rata jam kerja setahun di Hungaria mencapai 1.797 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 19.437 dollar AS.
Seperti yang umum ditemui di negara Eropa tengah, jumlah pekerja paruh waktu di Hungaria juga sangat rendah. Padahal keberadaan pekerja paruh waktu akan membantu para pekerja fulltime, sehingga waktu kerja bisa ditekan.
Pada 2002, Hungaria pernah mengajukan rancangan peraturan yang memberlakukan jam kerja pendek, yaitu 38 jam seminggu. Namun, rencana itu tidak terealisasi, dan hingga saat ini sekitar 71 persen pekerja di sana masih bekerja selama 39-41 jam dalam seminggu.
Jepang
Rata-rata jam kerja setahun di Jepang mencapai 1.765 jam, dengan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 35.143 dollar AS.
Sebelumnya, penduduk Jepang memang terkenal memiliki reputasi mampu bekerja dalam waktu yang lama. Mereka benar-benar gila kerja (workaholic) dalam arti sebenarnya.
Namun, entah mengapa kemampuan itu tampaknya semakin berkurang sejak era 1990-an. Pada 1995, jumlah jam kerja orang Jepang mencapai 1.910 jam setahun. Namun, pada akhir 2012, jumlahnya berkurang 145 jam dan menjadi 1.797 jam per tahun.
Republik Slovakia
Rata-rata jam kerja setahun di Republik Slovakia mencapai 1.749 jam, dan rata-rata pendapatan per kapita per tahun mencapai 19.068 dollar AS.
Tak jauh beda dengan Rusia, pekerja paruh waktu tidak ada di Republik Slovakia, dan hanya 4 persen pekerja negara ini yang tercatat bekerja kurang dari 30 jam seminggu. Selebihnya, secara rata-rata, bekerja di atas itu.
Baca juga: Ini Penyebab Ribuan Sarjana di Indonesia Masih Menganggur