Mobil Murah dan Masalah Naiknya Penggunaan Bahan Bakar
https://www.naviri.org/2019/02/mobil-murah_24.html
Naviri Magazine - Selama ini mobil murah dilahirkan dengan mengincar pangsa pasar kelas menengah ke bawah, bahkan dikatakan merupakan solusi kendaraan pengganti untuk pengendara motor yang memiliki pendapatan berlebih.
Namun banyak yang tidak menyadari, harga mobil yang dikatakan murah itu sebenarnya tidak murah. Sehingga hanya mungkin dibeli oleh kalangan menengah saja, serta orang kaya.
"Orang kaya pun bisa membelinya," kata Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia, Muslich Zainal Asikin.
Bahkan, menurut Muslich, mobil murah akan semakin digemari oleh perusahaan-perusahaan besar untuk diberikan kepada karyawan mereka. Ujungnya, ini bisa menambah bengkak penggunaan bahan bakar minyak.
"Atau bisa juga para orang kaya membeli mobil murah ini untuk sopir mereka. Lalu siapa yang bilang yang membeli mobil murah itu pengendara motor, kalau pun iya tidak mungkin pengendara motor ini menjual motor mereka. Sehingga jelas penggunaan bahan bakar bisa semakin meningkat," ujarnya.
Adapun Toyota sudah memperkenalkan mobil murah mereka bernama Agya, yang dilepas antara Rp 99,9 juta sampai Rp 120,75 juta. Sementara kembarannya, Daihatsu Ayla, dilepas antara Rp 76 juta sampai Rp 106 juta.
Lawan dari keduanya adalah Honda Brio Satya, yang diperkenalkan dengan banderol Rp 106 juta sampai Rp 117 juta. Rentetan kelahiran mobil yang katanya murah itu pun belum akan berakhir, karena Datsun juga sudah siap datang, dan Suzuki tinggal menunggu waktu. Mobil-mobil ini lahir setelah pemerintah menciptakan program Low Cost and Green Car (LCGC).