Misteri Teknologi Tinggi dan Perang Nuklir di Zaman Prasejarah
https://www.naviri.org/2019/02/misteri-teknologi-dan-perang-nuklir-kuno.html
Naviri Magazine - Menyebut teknologi dan perang nuklir, tentu yang langsung terbayang dalam benak kita adalah zaman modern, setidaknya zaman kita sekarang, ketika teknologi benar-benar telah mencapai tahap prestisius, dan perang nuklir memang bisa meletus sewaktu-waktu. Tapi bagaimana jika kita mendengar bahwa jauh di masa lalu, di zaman prasejarah, juga pernah terjadi perang nuklir seiring tingginya teknologi?
Kita tentu mengenal epik Ramayana dan Mahabarata, dua epos terkenal dari India kuno, yang juga sangat terkenal di dunia.
Epos Mahabarata mengisahkan konflik hebat keturunan Pandu dan Dritarasta, dalam
memperebutkan tahta kerajaan. Epos ini ditulis pada tahun 1500 SM, dan menurut perkiraan, perang tersebut meletus sekitar 5000 tahun yang lalu. Banyak spekulasi bermunculan dari peristiwa itu, di antaranya sebuah spekulasi yang menyebut bahwa perang Mahabarata adalah semacam perang nuklir.
Tapi, benarkah demikian yang terjadi? Mungkinkah jauh sebelum era modern seperti masa kita, ada sebuah peradaban maju yang telah menguasai teknologi nuklir?
Masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa prasejarah, dan peradaban Sumeria
dianggap peradaban tertua di dunia. Tetapi, selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju, sebelum tahun 4000 SM.
Teori Atlantis, atau Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon, dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha mengenai dinasti Rama kuno, dan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daro, Easter Island, dan Piramida Mesir maupun Amerika Selatan.
Akhir-akhir ini bahkan muncul teori mengenai kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir, lebih dari 6000 tahun yang lalu.
Peradaban Atlantis di barat, dan dinasti Rama di Timur, diperkirakan berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM. Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediterania hingga Pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis, sedangkan Dinasti Rama berkuasa di bagian utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah.
Peninggalan prasasti di Indus, Mohenjo Daro, dan Easter Island (Pasifik Selatan), hingga kini belum bisa diterjemahkan, dan para ahli memperkirakan peradaban itu berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini manusia (4000 SM).
Beberapa naskah Wedha dan Jain, yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata, ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama, yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya, 'Seven Rishi City', yang salah satunya adalah Mohenjo Daro (Pakistan Utara).
Dalam suatu cuplikan cerita epos Mahabarata, dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda mirip pesawat terbang), dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat melepaskan api yang gencar di atas wilayah musuh. Lalu dalam sekejap, bumi bergetar hebat, asap tebal membumbung tinggi di atas cakrawala, dalam detik itu juga ledakan yang ditimbulkan segera menghancurkan apa saja.
Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata macam apa yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana itu?
Dari hasil riset dan penelitian yang dilakukan di tepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai.
Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini kemudian dilekatkan jadi satu, dan terlihat permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti itu, hanya ledakan nuklir yang bisa mencapai suhu demikian.
Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah dikristalisasi.
Selain di India, di Babilon kuno, di gurun sahara, dan di gurun Gobi di Mongolia, juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.
Dari berbagai sumber yang bisa dipelajari, secara umum dapat digambarkan berbagai macam teori mengenai subyek ini, dan memberikan beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain:
Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan (30.000-15.000 BC). Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih, hingga memiliki pesawat berkemampuan tinggi (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).
Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif, dan dipimpin oleh para petinggi (enlighten priests), sesuai naskah Plato. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi's City), dengan ibukota Ayodhya, di mana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daro. Persaingan kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir.
Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daro mengandung residu radioaktif, yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan thermonuklir skala besar.
Dalam sebuah seloka Mahabharata, diceritakan dengan kiasan mengenai senjata penghancur massal, yang akibatnya mirip senjata nuklir masa kini. Sementara beberapa seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk 'wahana terbang' yang disebut 'Vimana', yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.
Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat, yaitu Piramida di Mesir dan Amerika Selatan.
Singkatnya, segala penyelidikan di atas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000 SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi, zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat. Hingga, pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif, hingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
Tahun 1972 silam, ada sebuah penemuan luar biasa yang barangkali bisa semakin memperkuat dugaan bahwa memang benar peradaban masa silam telah mengalami era Nuklir, yaitu penemuan tambang reaktor nuklir berusia dua miliiar tahun di Oklo, Republik Gabon.
Baca juga: Teori-teori Ilmuwan Mengenai Penciptaan Mesin Waktu