Misteri di Balik Taj Mahal: Saksi Kesetiaan dan Cinta Sejati
https://www.naviri.org/2019/02/misteri-di-balik-taj-mahal.html
Naviri Magazine - Dibangun selama 22 tahun oleh Shah Jehan sebagai musoleum untuk mengenang istri tercintanya, Mumtaz ul Zamani, yang lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal, Taj Mahal menjadi arsitektur atas nama cinta yang menjadi bangunan terindah di dunia.
Sesuai dengan maksudnya, bangunan itu pun disebut Taj Mahal. Letaknya di Agra, India, kawasan Uttar Paradesh. Persis di tepian Sungai Yamuna. Pembangunannya melibatkan 20.000 pekerja, arsitek paling ahli, seniman ahli kerajinan tangan, sejumlah ahli kaligrafi, pemahat, ahli batu dari seantero India, Persia, dan Turki. Dibangun dengan presisi, yang hasilnya seni arsitektur mengagumkan.
Bangunan itu berawal dari sebuah janji. Berpangkal dari tahun 1631, saat Mumtaz Mahal terbaring sekarat di sisi suaminya, Shah Jehan, setelah melahirkan anak ke-14 bagi sang raja. Perempuan itu menagih empat janji dari sang raja.
Pertama, memohon dibangunya sebuah Taj. Kedua, memintanya tidak menikah lagi. Ketiga, menuntut perlakuan baik suaminya pada anak-anak mereka. Dan terakhir, memintanya untuk mengunjungi makamnya secara teratur. Tak lama kemudian, Mumtaz mahal meninggal.
Shah Jehan sangat terpukul dengan kematian istrinya, namun ia segera mewujudkan janji bagi sang istri tercinta. Maka ia memerintahkan pembangunan sebuah Taj, pada 1631. Selama 2 tahun, Shah Jehan mengurung diri dan berkabung. Lantas, pada 1633, ia akhirnya menekankan pembangunan sebuah makam bagi istrinya, di dalam bangunan yang sedang dikerjakan itu.
Lambang cinta
Mengapa disebut lambang cinta? Mari kita mundur ke tahun yang lebih awal. Shah Jehan, awalnya bernama Khurrum Shihab-ud-din Muhammad, merupakan pangeran dari Dinasti Mughal.
Ia lahir pada 1592 di Lahore, dan menjadi putra ketiga yang paling disayang kaisar Jahangir. Ia diplot sang kaisar untuk menggantikannya kelak, dan ia pun dididik secara khusus, termasuk dalam bidang budaya, pengetahuan, dan seni beladiri, serta kemiliteran.
Di usia 16 tahun, ia mengejutkan ayahnya dengan desain markasnya di dalam benteng Kabul, dan mendesain ulang benteng Agra setelah diberi wewenang oleh sang ayah untuk memimpin sejumlah pasukan.
Ia kemudian menikah dengan Akbarabadi Mahal, menyusul istri kedua Kandahari Mahal. Tetapi cinta sejati justru berkembang saat ia jatuh hati pada gadis belia 14 tahun, Arjumand Banu Begum, cucu bangsawan Persia.
Ia terpaksa menunggu selama lima tahun, sebelum diizinkan menikahi gadis menawan itu pada 1612. Dan seusai pesta pernikahan yang megah, istri ketiganya itu diberi julukan Mumtaz Mahal Begum.
Mumtaz Mahal menjadi istri yang paling disayang dan dimanjakannya. Begitu pun sang istri selalu menemaninya dalam setiap penugasan ke luar daerah. Setia menemani di dalam istana, maupun di tenda-tenda dalam perjalanan sang pangeran. Cinta kedua manusia ini sangat romantis, intim, dan harmonis.
Dalam misi tempur dari sang ayah, pada 1617, Khurram, berkat dampingan Mumtaz, berhasil menaklukkan Lodi di Decan, serta mengamankan wilayah perbatasan selatan kerjaan dinasti Mughal. Untuk itu, ia dianugerahi gelar "Shah Jehan Bahadur" oleh sang ayah. Gelar yang memastikannya akan menduduki tahta dinasti kelima Mughal.
Sejak Shah Jehan masih menjadi pangeran dan panglima perang, Mumtaz Mahal selalu mendampinginya dalam keadaan senang maupun susah, suka dan duka. Kisah cinta mereka tersiar di kalangan prajurit dan rakyat. Sampai akhirnya, ketika menggantikan posisi ayahnya sebagai raja, Mumtaz Mahal selalu setia pada Shah Jehan.
Semua kisah cinta itu tak terlupakan oleh Shah Jehan, sampai akhir hayatnya. Ketika sang istri meninggal, ia pun merasa amat terpukul. Namun, semua kenangan akan cinta sejatinya dituangkan dalam pembangunan Taj Mahal. Selama 22 tahun, sejak 1631 sampai 1653, keseluruhan Taj Mahal rampung dibangun.
Bangunan setinggi hampir 60 meter itu dibuat dengan basis batu marmer, dan beberapa bagiannya diberi ukiran, hiasan, dan lapisan emas, perak, dan berlian. Semua mata takjub dan berdecak kagum.
Melihat Taj Mahal, semua orang yakin bahwa tak ada bangunan lain yang mampu menandingi keindahannya. Benar-benar wujud cinta yang paling dalam. Hingga ajalnya di tahun 1666, Shah Jehan pun dimakamkan di samping makam istrinya di dalam Taj Mahal. Menjadi lambang cinta sejati, hingga hari ini.
Taj Mahal dalam mitos
Taj Mahal memang mengandung nuansa berbeda. Banyak kontroversi yang melambung dari sana. Mungkin karena aura dan keindahan bangunan tersebut memang mampu mempengaruhi emosi pengunjungnya.
Jean-Baptiste Travernier mungkin menjadi "turis" Eropa pertama yang mengunjungi Taj Mahal. Dari kunjungannya tahun 1665, ia menuliskan bahwa kemungkinan Shah Jehan berencana membangun Taj Mahal dengan marmer hitam. Namun, Shah Jehan mungkin sudah digantikan anaknya, Aurungzeb, sebelum Taj Mahal dibangun. Sehingga akhirnya dibuat dengan marmer putih.
Sisa-sisa marmer hitam masih terlihat di seberang sungai di Moonlight Garden, Mahtab Bagh, yang tampaknya mendukung versi legenda ini. Namun, hasil penelitian dan penggalian di sana pada 1990 menemukan bahwa marmer itu adalah marmer putih yang berubah warna menjadi hitam.
Teori tersebut juga sudah diuji coba pada 2006 di lokasi tersebut, dan membuktikan bahwa marmer yang digunakan adalah memang marmer putih dan bukan hitam.
Masih banyak mitos dan kontroversi soal Taj Mahal. Termasuk keraguan apakah Taj Mahal memang dibangun khusus untuk mengenang kisah cinta Shah Jahan bagi istrinya, Mumtaz Mahal, atau lebih merupakan refleksi cinta dalam konsep spiritual. Atau sekadar propaganda dinasti Mughal untuk menunjukkan kejayaan mereka semata? Belum ada yang bisa memastikan.
Bangunan yang mengusung konsep simetris itu merupakan satu pertanyaan lain. Lalu penataan kolam dan refleksi langsung Taj Mahal di atas air, menjadi bahan perdebatan lainnya.
Seribu satu pertanyaan masih mengantung di seputar Taj Mahal.