Memahami Fenomena Déjà vu dan Fakta Rahasia di Balik Déjà vu
https://www.naviri.org/2019/02/memahami-fenomena-deja-vu.html
Naviri Magazine - Pernahkah kamu mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama perisis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya?
Hal ini memang terkadang membingungkan, karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi, namun benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut déjà vu.
Berdasarkan penelitian, 70% manusia pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar, dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang.
Déjà vu berasal dari bahasa Prancis, yang artinya "pernah melihat". Maksudnya, mengalami suatu pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut paramnesia, yang berasal dari kata para (sejajar) dan mnimi (ingatan).
Déjà vu dipengaruhi usia
Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu adalah penyakit dalam ingatan, sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering terjadi déjà vu.
Seorang ilmuwan asal Jepang, yang merupakan seorang neuroscientist MIT, S. Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus, dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus.
Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal, kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan déjà vu meningkat seiring bertambahnya usia, atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer.
Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.
Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Percaya Zodiak, Ada Pula yang Tidak?