Inilah 10 Manusia Terkaya Sepanjang Masa Versi Majalah Time
https://www.naviri.org/2019/02/manusia-terkaya-sepanjang-masa.html
Naviri Magazine - Orang terkaya sepanjang sejarah menurut Majalah Time adalah Mansa Musa, yang merupakan Raja Timbuktu, yang hidup antara 1280 dan 1337. Timbuktu adalah produsen emas terbesar pada saat permintaan emas naik tajam.
Di masa itu, Musa mempunyai banyak koleksi emas, bahkan hingga dalam bentuk cangkir emas, mahkota emas, hingga kafilah unta dengan ratusan kilogram emas.
Majalah Time menggunakan patokan 'kekuatan ekonomi' dalam membandingkan kekayaan individu terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) di negara itu, dengan menggunakan penelitian dan mengukur kekayaan.
Berikut orang terkaya sepanjang sejarah versi Majalah Time, dimulai dari peringkat 10:
10. Genghis Khan (Mongolia, 1162-1227)
Genghis Khan merupakan salah satu pemimpin militer paling sukses sepanjang sejarah. Dia merupakan pimpinan Kekaisaran Mongol dengan wilayah yang terbentang dari China ke Eropa, dan merupakan kekaisaran terbesar dalam sejarah. Kekayaannya berupa tanah yang sangat luas, yang totalnya tidak terhitung. Dia menempati peringkat 10 orang terkaya sepanjang sejarah bumi.
Meski memiliki kekuasaan nyaris tak terbatas, para ilmuwan mengatakan Genghis Khan sangat murah hati, dan tidak pernah menimbun kekayaannya.
"Salah satu kunci keberhasilannya adalah membagi kekayaan dan harta rampasan dengan tentara dan komandan lainnya," kata Morris Rossabi, seorang profesor ilmu sejarah di Queens College.
9. Bill Gates (Amerika Serikat, 1955 - sekarang)
Bill Gates merupakan orang terkaya di dunia yang masih hidup hingga saat ini. Kekayaan Bill Gates sangat mudah diukur. Majalah Forbes menyebut, kekayaan pendiri Microsoft ini mencapai USD 79,9 miliar.
Kekayaan Bill Gates tercatat lebih besar USD 8 juta dari pendiri Zara, Amancio Ortega, yang kini menduduki peringkat dua terkaya di dunia versi Forbes.
8. Alan Rufus atau Alan the Red (Inggris, 1040-1093)
Alan Rufus adalah keponakan William the Congueror atau William Sang Penakluk. Dia bergabung dengan pamannya dalam penaklukan Normandia. Dia meninggal dunia dengan meninggalkan harta sebesar 11.000 poundsterling.
Menurut pengarang buku The Richest of the Rich, Philip Beresford dan Bill Rubinstein, harta Alan saat itu setara dengan 7 persen PDB Inggris. Jika dikonversi dengan nilai mata uang saat ini, kekayaan Alan mencapai USD 194 miliar.
7. John D. Rockefeller (Amerika Serikat, 1839-1937)
Rockefeller mulai terjun ke dunia investasi dengan menaruh uang di industri perminyakan pada 1863, dan pada 1880 di perusahaan Standard Oil miliknya. Perusahaan itu menguasai 90 persen produksi minyak mentah Amerika Serikat.
Menurut New York Times, pada 1918 kekayaan Rockefeller sudah mencapai USD 1,5 miliar, atau sama dengan 2 persen PDB Amerika Serikat kala itu. Pada level yang sama di 2014, kekayaan Rockefeller setara dengan USD 341 miliar.
6. Andrew Carnegie (Amerika Serikat, 1835-1919)
Andrew Carnegie mungkin orang terkaya Amerika Serikat sepanjang sejarah. Imigran asal Skotlandia itu menjual perusahaannya, US Steel, kepada JP Morgan dengan harga USD 480 juta pada 1901.
Jumlah tersebut sama dengan 2,1 persen PDB Amerika Serikat kala itu, dan setara dengan USD 372 miliar pada 2014.
5. Joseph Stalin (Uni Soviet, 1879-1953)
Stalin adalah tokoh kontroversial dalam sejarah perekonomian modern. Dia adalah diktator dengan kekuasaan absolut dalam mengendalikan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Uni Soviet.
Meski sulit memisahkan kekayaan Stalin dengan kekayaan Uni Soviet, kombinasi unik antara kedigdayaan ekonomi serta kekuasan absolut membuat sejumlah ekonom menyebut Stalin sebagai salah satu orang terkaya sepanjang sejarah.
Menurut data dari OECD, pada 1950, tiga tahun sebelum kematian Stalin, Uni Soviet menguasai 9,5 persen perekonomian dunia. Pada 2014, level produksi seperti itu setara dengan hampir USD 7,5 triliun.
Meski uang tersebut tidak langsung milik Stalin, namun dia memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekuatan ekonomi Soviet untuk alasan apapun yang dia pilih.
4. Kaisar Akbar I (India, 1542-1605)
Kaisar Akbar I adalah pemimpin terbesar Dinasti Mogul di India, yang merupakan kerajaan yang menguasai seperempat atau 25 persen kekayaan perekonomian dunia saat itu.
Chris Matthews, dari majalah Fortune, mengutip sejarawan Angus Maddison yang memprediksi PDB India di bawah rezim Akbar bisa disetarakan dengan kekayaan Inggris di bawah pemerintahan Ratu Elizabeth I, tetapi dengan gaya warga elite yang lebih mewah dibandingkan masyarakat kaya Eropa.
3. Kaisar Shenzong (China, 1048-1085)
Dinasti Song, yang berkuasa di China pada 960-1279, adalah salah satu negara dengan perekonomian terkuat sepanjang sejarah dunia. Kaisar Shenzong adalah kaisar Dinasti Song ke-6.
Menurut Profesor Ronald A Edwards, pakar sejarah ekonomi China di Universitas Tamkang, China saat itu menguasai 25 hingga 30 persen perekonomian dunia. Kekayaan kekaisaran ini didapat dari inovasi teknologi dan kepintaran dalam mengumpulkan pajak yang sangat mumpuni.
Edwards bahkan menyebut kemampuan China beberapa ratus tahun lalu lebih maju, dibanding pemerintah Eropa pada masa itu.
2. Kaisar Augustus (Roma, 63 SM-14 M)
Kaisar Augustus memerintah Kekaisaran Roma, yang menyumbang 25 hingga 30 persen ekonomi dunia pada masanya. Menurut pakar sejarah dari Universitas Standfort, Profesor Ian Morris, Kaisar Augustus pada satu titik menguasai seperlima kekayaan negaranya.
Kekayaan Augustus, menurut Morris, jika dihitung dengan nilai uang masa kini setara dengan USD 4,6 triliun. "Untuk sementara waktu, Kaisar Augustus pernah secara pribadi memiliki Mesir," ujar Morris.
1. Mansa Musa (Mali, 1280-1337)
Mansa Musa merupakan Raja Timbuktu, yang sering disebut sebagai orang terkaya di dunia sepanjang sejarah. Menurut pakar sejarah dari Ferrum College, Richard Smith, kerajaan yang dipimpin Musa di Afrika Barat saat itu adalah produsen emas terbesar di dunia.
Banyaknya emas Musa, hingga tak ada cara untuk menggambarkan secara akurat berapa banyak kekayaan Mansa Musa. Catatan terkait Mansa Musa juga sangat langka, jika tak mau dikatakan tidak tersedia.
Sumber kontemporer bahkan menggambarkan kekayaan Mansa Musa dalam istilah yang tak mungkin dicapai pada masa itu.
Beberapa cerita menyebut, ketika Mansa Musa menjalankan ibadah haji ke Makkah, dia singgah di Mesir, dan menghamburkan uang begitu banyak hingga mengakibatkan krisis mata uang di Mesir. Dia juga disebut membawa puluhan ekor unta yang masing-masing membawa ratusan kilogram emas.
Baca juga: Resep Sukses Mark Zuckerberg Ternyata Meniru Bill Gates