Karena Mengandung Bahan Berbahaya, Mainan Anak Wajib Penuhi SNI

Naviri Magazine - Kementerian Perindustrian memprioritaskan penerapan standar nasional Indonesia (SNI) untuk produk Industri Kecil dan Menengah (IKM). Salah satu IKM yang harus memenuhi SNI adalah mainan anak.

"Dalam rangka implementasi pasar bebas ASEAN, Ditjen IKM Kemenperin memprioritaskan penerapan standar nasional Indonesia untuk mainan anak, karena banyak mengandung bahan berbahaya," ujar Euis Saedah, Dirjen IKM Kemenperin.

Sesditjend IKM Kementerian Perindustrian, Busharmaidi, tidak membantah jika penerapan kewajiban SNI pada produk mainan akan mengerek harga. Kenaikan harga mainan diprediksi mencapai 10 persen dari harga saat ini.

"Harga itu terbentuk dari demand dan suplai. Ketika demand sekarang, yang pemerintah harapkan, masyarakat mau membeli yang SNI, sehingga permintaan selanjutnya untuk yang ber-SNI. Kenaikan harganya sekitar 8-10 persen," ucap Busharmaidi.

Dia beralasan, kenaikan harga tidak bisa dihindari karena sejalan dengan peningkatan kualitas bahan baku yang semakin baik, serta kualitas produk mainan yang dihasilkan.

"Secara mutu dan kualitas akan lebih bagus sebelum mainan anak-anak tersebut belum ber-SNI. Dari segi cat, katakanlah kayu, komponen cat itu kan dari struktur pembiayaannya naik 10-15 persen. Cuma kan beda cat antara yang ber SNI dan tidak," tegasnya.

Kasubdit Alas Kaki Kulit dan Aneka Kementerian Perindustrian, Richard, menuturkan hal yang sama. Kenaikan harga mainan tidak bisa dihindari. Namun, dengan cara ini akan mengedukasi masyarakat agar membeli mainan yang tidak berbahaya.

"Harga naik karena bahan baku. Tapi masalah kualitas, kita memberikan edukasi ke pengguna agar anak kita selamat dan tidak menggunakan mainan berbahaya," tutupnya.

Baca juga: Fakta di Balik Mug Starbucks yang Berharga Mahal