Misteri Penemuan Kuil Kama Sutra di India (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2019/02/kuil-kama-sutra-part-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri Penemuan Kuil Kama Sutra di India - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Mungkinkah kuil dibangun pada saat populasi menurun? Satu hal yang pasti, di India, seks dan agama selalu berjalan bersama. Hingga saat ini, di Khajuraho, hal tersebut masih tetap berlangung. Setiap tahun di musim gugur, para wanita desa ambil bagian dalam upacara kesuburan kuno. Setiap pagi mereka bangun saat subuh, memakai pakaian terbaik, dan berjalan menuju kuil Chausath Yogini.
Di sana, sebelum memasuki kuil, memberi persembahan bunga dan air. Para gadis berdoa agar pria baik dapat menjadi suaminya, wanita yang telah menikah berdoa agar diberi anak.
Sejarawan seni, Devongan Nagasai, adalah pemimpin dalam erotisme India. Ia menemukan bahwa Dewi Durga/Dewi Kesuburan memiliki akar kuno dalam aspek seksual dari agama di India. Gambar erotik dari abad 2 SM yang ditemukan pada seni India umumnya dianggap sesuatu yang dapat membawa keuntungan, dan mereka diharapkan dapat mengusir setan.
Gambar-gambar erotik telah ada sebelumnya, jauh hingga 2000 SM. Ukiran ini berasal dari pemujaan ibu para dewi. Ia memiliki kekuatan atas masalah dasar kehidupan.
Siapa yang membangun kuil lainnya? Peneliti modern mengungkapkan bahwa jawaban itu melibatkan campuran kekuatan, agama, dan seks. Empat puluh mil di sebelah utara Khajuraho, terdapat reruntuhan kompleks istana. Dahulu, kompleks istana itu adalah kediaman salah satu pemimpin dinasti yang sangat kuat di India, Pangeran Chandela.
Pada abad 5, pusat perdagangan India mengalami penurunan. Kekuasaan dipindahkan ke pedalaman. Sama halnya di Eropa, India saat itu memasuki zaman kegelapan.
Di Perguruan Tinggi Arsitektur dan Ukiran dekat Madras, Selatan India, para pelajar mempelajari arti dari motif India kuno. Di bawah pengawasan akhli modern, mereka diajari memahat batu, menggunakan alat pahat yang digunakan oleh pemahat zaman dulu.
Pada abad 10, saat pembangunan kuil di Khajuraho dimulai, keahlian mengukir di India mencapai puncaknya. Namun, kompleksnya arti dari seni tersebut menyesatkan karena kebudayaan, penguasa kerajaan, dan budak, telah membangun takhayul. Ukiran elok di Khajuraho meghidupkan kembali kepercayaan ibu para dewi kuno pada kekuatan magis erotisme.
Di Khajuraho, ukiran erotis memiliki peran baru. Kuil itu terdiri dari 2 bagian, area umum dan tempat suci di dalam, yang dihubungkan dengan jalan pintas. Jalan itu adalah tempat manusia bertemu dewa, dan di sinilah letak ukiran erotis itu berada.
Tradisi kuno yang menghubungkan manusia dengan Tuhan melalui seks tak mudah diterima di India modern. Menunjukkan kasih sayang yang umum seperti bergandengan tangan tak diperkenankan. Tiga puluh tahun yang lalu, saat Kama Sutra akhirnya diterbitkan dengan sah di barat, langsung menimbulkan kehebohan.
Kini, India berada dalam transisi kebudayaan. Berjuang untuk mendamaikan masa lalu yang erotis dengan masa kini. Bila sejarah adalah petunjuk, India pada akhirnya akan menemukan cara untuk menggabungkan warisannya yang agung.
India modern sangat menentang patung erotis di Khajuraho. Meski bangga dengan kemajuan artistiknya, dan senang karena banyak turis yang tertarik berkunjung, namun kini masyarakat modern di India telah berkembang jauh lebih sopan dibanding saat di bawah Raja Inggris.
Setelah merdeka pada 1948, India membuat undang-undang yang melarang tingkah laku seksual semacam itu. Bahkan dikatakan, bahwa satu anggota parlemen mantan rekan Mahatma Gandhi dengan sungguh-sungguh menyarankan agar patung-patung di Khajuraho ditimbun.
Baca juga: Amber Room, Harta Karun yang Memiliki Kutukan Mengerikan