Konspirasi Rahasia Freemason di Balik Pembunuhan Presiden Amerika
https://www.naviri.org/2019/02/konspirasi-rahasia-freemason.html
Naviri Magazine - Presiden Amerika, John F. Kennedy, tewas ditembak di Dealey Plaza, Dallas, Texas, yang berada di kawasan 33 lintang utara, tepatnya pada tanggal 22-11-1963. Dealey Plaza adalah kuil pertama Mason di Dallas. Para Mason yang merencanakan pembunuhan, telah berkhianat kepada tamu mereka, JFK.
Sebuah artikel di majalah Realist tahun 1991 mengungkapkan adanya penyadapan di telepon George Bush (waktu itu masih jadi pejabat AS), dalam percakapannya dengan para Mason, yaitu Lyndon Johnson, J. Edgar Hoover, Allen Dulles, dan Nelson Rockefeller, ketika mereka sedang merencanakan pembunuhan JFK.
Johnson, wakil JFK, memasuki Apprentice Degree pada 30 Oktober 1937. Sebagai wakil presiden, Johnson sangat diuntungkan dengan kematian JFK. Johnson adalah seorang Mason yang sangat membenci JFK. Tindakan pertama Johnson ketika ia diangkat menjadi presiden adalah memanggil kepolisan Dallas, dan memerintahkan mereka untuk menghentikan penyidikan.
Menurutnya, pelaku penembakan, Oswald, sudah ditangkap. Sebenarnya, ini merupakan tindakan ilegal, karena presiden tidak memiliki otoritas untuk mengintervasi kepolisian dalam melakukan penyidikan atas suatu kasus pembunuhan. Johnson juga memerintahkan FBI untuk memeriksa secara mendetail soal penembakan JFK. Saat itu, FBI dikepalai oleh Hoover, yang juga seorang Mason.
Karena penjelasan FBI tidak memuaskan, publik mendesak untuk menyelidiki kasus pembunuhan JFK secara lebih jelas. Maka, pada 29 November 1963, Johnson mengeluarkan perintah khusus untuk membentuk Warren Commision, yang bertugas menyelidiki kematian JFK.
Komisi itu dipimpin oleh Earl Warren, Jaksa Agung yang juga merupakan seorang grand master Mason di California. Turut bergabung dalam komisi itu Senator Richard Russel dan Gerald Ford. Keduanya adalah anggota Mason. Anggota komisi lainnya adalah John Sherman Cooper, Hale Boggs, Allen W. Dulles, dan John J. McCloy.
Anggota kongres dari Partai Demokratik, Hale Boggs, meragukan kebenaran laporan komisi tersebut. Boggs kemudian hilang dalam perjalanannya, antara Anchorage dan Juneau, Alaska, pada tanggal 16 Oktober 1972.
Para Mason telah berkomplot dalam penembakan JFK. Motivasi mereka adalah untuk melindungi bisnis serta peranan sosial mereka dengan cara:
- Berupaya menggeser JFK untuk ditempati oleh Lyndon B. Johnson.
- Melindungi kontrol FBI oleh Hoover.
- Menghilangkan tindakan JFK yang melunak terhadap komunisme, yang dianggap sebagai ancaman bisnis Amerika di seluruh dunia.
- Memperlambat kemajuan gerakan hak-hak sipil.
- Melenyapkan JFK karena tindakannya memecat kepala CIA yang merupakan anggota Mason.
Motif lain penembakan JFK sebenarnya merupakan reaksi terhadap Katolik. Pada era JFK, Katolik secara tegas mengutuk mereka yang bergabung dalam Freemasonry. Konspirasi Masonic dalam berbagai kasus pembunuhan dapat dijadikan gambaran, bagaimana kuatnya struktur organisasi mereka dalam menutupi tindakan kejahatan.
Pembunuhan Kennedy muncul sebagai bentuk kampanye pemusnahan bagi pemimpin yang dianggap menghambat dalam sebuah struktur kekuasaan. Sebut saja John F. Kennedy, Robert Kennedy, Martin Luther King, Jr. dan Malcolm X. Kematian akan menghampiri mereka yang berani menyebarluaskan reformasi sosial.
Untuk diketahui, Kennedy berencana menarik diri dari Vietnam pada akhir tahun 1965. Ironisnya, setelah JFK tewas, Johnson langsung mengambil kebijakan yang bertolak belakang dengan rencana sebelumnya. Konflik Vietnam sengaja dieskalasi oleh para Mason yang berada di pucuk pimpinan pemerintahan AS. Tidak dapat dielakkan, perang Vietnam membawa keuntungan berlimpah bagi para produsen senjata dan obat-obatan.
Baca juga: Mengapa Ada Piramida Bermata Satu Pada Uang Dolar Amerika