Kasus Pencurian Otak Albert Einstein Setelah Meninggal Dunia
https://www.naviri.org/2019/02/kasus-pencurian-otak-albert-einstein.html
Naviri Magazine - Michael Paterniti, penulis yang banyak melakukan penelitian tentang peristiwa kematian Albert Einstein, menyebut bahwa kematian Einstein adalah kisah aneh yang melibatkan seorang genius, otaknya dicuri seorang ilmuwan nakal dengan ide gilanya. Walau belakangan disebutkan bahwa ide itu tidak begitu gila.
”Rasanya seperti kematian nabi, dan peristiwa ini sedikit gila,” kata Paterniti.
Thomas Harvey, yang melakukan autopsi pada Einstein, memindahkan otak manusia genius itu untuk dia periksa. Lalu ide gila Harvey muncul.
Setelah proses autopsi, kata Paterniti, dia tidak mengembalikan otak tersebut ke dalam tengkorak Einstein. Malah, Harvey menyimpannya di dalam botol formaldehida (semacam botol untuk mengawetkan organ tubuh). Setelah itu, Harvey dalam keadaan ragu, pergi membawa botol tersebut. Otak tokoh fisika terbesar abad 20 ini diambil 7 jam setelah kematiannya.
Einstein akhirnya dikremasi. Pengambilan dan pengawetan otak tersebut menjadi perdebatan. Sebab, pengambilannya disebut-sebut tanpa izin dari keluarga Einstein.
Tapi Harvey mengatakan bahwa anak Einstein, yang bernama Hans Albert Einstein, telah memberinya izin mengambil otak ayahnya. Keluarga Einstein menyangkal hal itu. Dalam biografi yang ditulis Ronald Clark (1971), Einstein mengatakan sangat setuju jika otaknya dipakai sebagai objek riset. Bahkan, Einstein meminta agar badannya dikremasi.
Otak Einstein baru ditemukan kembali pada 1978. Otak tersebut disimpan Harvey dalam botol yang diisi cairan jus apel (cider) selama 23 tahun.
Harvey tidak sedikit pun berniat menjualnya. Karena itu, dia menyimpannya dalam botol. Harvey menyebut, sulit merawat otak yang diawetkan ini. Harvey kehilangan pekerjaan dan dikecam rekan-rekannya.
Kemudian, Profesor Marion Diamond, ahli anatomi otak dari Universitas California, Berkeley, memiliki gagasan untuk melakukan penelitian, setelah melihat gambar otak Einstein yang diawetkan dimuat majalah ilmu pengetahuan.
Diamond butuh waktu tiga tahun hanya untuk membujuk Harvey menyerahkan otak Einstein untuk diteliti. Tetapi Harvey hanya memberikan empat irisan kecil dari otak si genius itu.
Diamond menghabiskan waktu enam bulan untuk meneliti otak Einstein. Dia memilah-milah bagian otak ahli fisika ini, dan menghitung sel-selnya. Otak Einstein mirip dengan otak orang kebanyakan. Bedanya, otak Einstein lebih terlatih pada bagian-bagian tertentu.
Baca juga: Kisah Kong Hu-Cu, Filsuf Terbesar dari Zaman Cina Kuno