Buat Suami: Jika Benar Cinta, Mengapa Bentak-bentak Istri?
https://www.naviri.org/2019/02/jika-benar-cinta-mengapa-bentak-istri.html
Naviri Magazine - Argumentasi dan perdebatan antar suami dan istri, umum dipandang sebagai “bumbu” pernikahan. Banyak yang mengatakan, konflik merupakan “pengait” yang menguatkan rumah tangga. Namun, jika ucapan yang dilontarkan sudah termasuk kata-kata kasar dan ancaman, haruskah Anda menerima dan berserah diri pada keadaan?
Saat sedang emosi, banyak orang tidak bisa mengendalikan amarah dan menimbang ucapan yang mereka sampaikan. Tak ayal, dikarenakan hal yang demikian, akhirnya ada hati dan perasaan yang disakiti.
Sejumlah pasangan suami istri sering kali tak menyadari bahwa kata-kata seperti, “Aku benci kamu”, “Kamu tak lagi berarti”, dan “Aku akan meninggalkanmu”, dikategorikan sebagai kata ancaman, yang jika terus-menerus disampaikan dengan amarah termasuk dalam tindakan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) secara verbal.
Sikap mengancam adalah ungkapan emosi dari bentuk frustrasi seseorang kepada pihak lain yang tidak menuruti keinginannya. Padahal, sebagai manusia dewasa, kita sudah pada tahap di mana harus bersikap bijaksana terhadap penolakan.
Mereka yang sering mengumbar kata-kata ancaman kepada pasangan, berarti memiliki konsep diri yang buruk, dan tidak percaya diri. Satu-satunya cara mereka merasa hebat adalah ketika mengancam orang lain.
Seorang konsultan perkawinan, Dr Dawn Michael, mengatakan bahwa satu-satunya cara menghadapi suami yang memiliki perangai sering berucap kasar adalah segera meninggalkannya!
“Banyak istri yang membenarkan sikap suami yang gemar berteriak padanya. Salah satu pembelaan yang umum adalah dengan mengatakan suami sedang ada masalah di kantor, kecapekan, dan sebagainya. Padahal, sebenarnya tidak ada alasan untuk seorang pria bersikap kasar kepada wanita,” ujarnya.
Pria yang terbiasa bicara kasar dan mengumpat istri, tidak akan pernah berubah. Pasalnya, mereka merasa apa yang mereka lakukan bukan kekerasan, karena tidak ada bukti atau sisa kekerasan secara fisik. Inilah pemikiran yang salah.
Baca juga: Tekan Angka Perceraian, Calon Pengantin Harus Ikut Kursus Pernikahan