Mengenal Dunia Peri dan Kehidupan Mereka yang Misterius
https://www.naviri.org/2019/02/dunia-peri.html
Naviri Magazine - Kata ‘Peri’ telah disalahgunakan sepanjang sejarah penggunaan bahasa Inggris oleh bangsa manusia. Ada kepercayaan bahwa kata ‘Peri’ adalah istilah lampau, muncul setelah masa pertengahan yang diartikan sebagai wanita-wanita jahat yang memiliki kekuatan sihir.
Istilah Perancis, ‘Fai’, berasal dari Bahasa Latin, ‘Fatae’, yang berarti “wanita-wanita peri yang mengunjungi rumah tangga pada saat ada peristiwa kelahiran, dan meramalkan masa depan dari si bayi, seperti yang dilakukan oleh tiga takdir (Three fates).” Peri adalah seorang ‘orang kerdil’ yang memiliki kekuatan besar dan berwibawa, khususnya di Celtic dan daratan Irlandia.
Bagi orang-orang keturunan Irlandia, peri-peri adalah asal mula keturunan mereka, yaitu Tuatha de Danaan. Mereka lebih dikenal sebagai Daoine Sidhe atau Sidhe (diucapkan dengan Shee) di Irlandia, Sith di Higlands, Pisgies di Cornwall, dan elves di Skotlandia/Inggris.
Menurut beberapa peneliti, istilah bahasa Inggris yang paling tepat menurut orang-orang ini, dengan memperhatikan masalah kesukuan, adalah ‘Elf’. Meskipun istilah ‘Elf’ sering menjadi kontroversi, bagi pengarang Poortvliet dan Huygen, ‘Elves’ adalah roh/arwah udara dari alam, yang menyukai tarian-tarian gembira, dan memainkan peralatan-peralatan musik senar.
Mereka juga dapat hidup di bawah tanah, di dalam/atas air, di udara, dan kebanyakan mereka mempunyai sayap. Walaupun istilah Elf umum bagi bagi orang-orang kerdil ini, istilah lainnya juga sering digunakan adalah sprite, pixie, nixie, fauns, brownies, dwarves, leprechauns, dan fairy (peri).
Sprite adalah istilah umum untuk orang kerdil seperti pixies, spirit berarti roh-roh kayu, air, atau roh-roh alam; elves dari Celtic biasa disebut Faeries. Dwarf biasa digunakan untuk menyebutkan Dark Elves, tetapi istilah yang paling umum disukai adalah The Good Neighbors.
Beberapa nama lainnya yang mereka anggap lebih disukai adalah The Seelie Court, Them Ones, The Strangers, The little People, The Fair Folk, The Good Folk, The Forgetful Folk, The Hidden Folk, Them, Mother’s Blessing, The Lovers, The Night Folk, The Little darling, dll.
Ada beberapa kontroversi di antara para peneliti mengenai siapakah sebenarnya Good Neighbors tersebut. Atau, dengan kata lain, apa mereka itu sebenarnya?
Ketika pertanyaan tersebut dibincangkan dalam suatu diskusi, kita biasanya mendapatkan berbagai macam tanggapan, tetapi kebanyakan pikiran manusia mengkonsepkannya sebagai orang wee (kecil) atau little (kecil). Terlalu banyak ahli dongeng (folklorist) yang melakukan riset untuk meneliti fenomena ini lebih dulu.
Banyak peneliti menyatakan bahwa deskripsi atas orang kerdil dengan sayap serangga adalah merupakan evolusi sederhana dari pengetahuan dan adat. Awalnya, cerita-cerita tersebut tidak melukiskan mereka sebagai orang kecil atau kerdil, melainkan sebenarnya memiliki ukuran sama seperti manusia.
Seperti pertanyaan apakah mereka ada atau tidak, semua yang kita perlu lakukan adalah bertanya pada seorang Irlandia yang akan dengan singkat menjawab, “Saya tidak percaya pada peri, tetapi mereka ada disana.”
Banyak orang percaya bahwa mereka adalah malaikat yang memberontak di surga, dan kemudian dilempar keluar. Dan karena mereka tidak terlalu jahat untuk dimasukkan ke neraka, mereka dikirim untuk hidup selamanya di bumi, dan itulah mengapa mereka bisa bertindak sangat baik seperti malaikat atau sebaliknya, seperti iblis. Banyak yang percaya lukisan peri-peri yang artistik dengan sayap merupakan penggabungan dari malaikat.
Kepercayaan pada Good Folk tumbuh dengan subur di masa lampau, ketika segalanya dikelilingi oleh roh/arwah-arwah. Pohon atau karang menurunkan nama jalan Fred atau Krystal, yang merupakan bagian dari kehidupan bangsa sehari-hari. Begitu juga dengan Good Folk.
Mereka disimbolkan dengan sebutan, dan memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang. Tetapi ini adalah waktu ketika setiap orang percaya pada banyak tuhan, dewa-dewa, roh-roh nenek moyang, dan makhluk lainnya. Saat ini, jika seseorang menyatakan percaya pada peri-peri, mereka sering dikucilkan.
Jadi jika mereka ada, kenapa kita tidak bisa melihatnya? Ini adalah pertanyaan yang mungkin muncul dalam benak kita setiap waktu.
Elves dapat mengambil berbagai bentuk, sebagai orang dengan berbagai kecantikan, wanita tua, laki-laki pincang/lumpuh yang bungkuk, kambing, sapi, babi, penyihir, ulat, kupu-kupu, kucing, batu, dedaunan, tanaman, sarang laba-laba, atau bahkan hembusan angin. Ukuran mereka berkisar antara ukuran serangga sampai ukuran yang lebih besar dari manusia. Mereka tidak stabil dan mudah berubah bentuk dalam berbagai bentuk dan alam, dan tidak bisa dibedakan antara satu dengan lainnya.
Mereka tidak dibatasi dengan dunia kita, mereka bisa meloncat antara kedua dunia dengan sedikit menggerakkan jarinya atau mengernyitkan hidungnya. Mereka memiliki keahlian sihir alami yang bisa membuat mereka secara cepat tidak terlihat, dan tidak pernah bisa dilihat oleh mata manusia, kecuali atas kemauan mereka sendiri untuk bisa terlihat. Karena kemampuan mereka itulah, manusia tidak bisa melihat mereka.
Pada masa kanak-kanak, pikiran dan batas pikiran belum dirusak oleh berbagai macam kelakuan/kebiasaan, sehigga anak-anak sering bisa melihat mereka tanpa kesulitan, dan akan menceritakan dongeng penglihatan mereka dengan bangga (tentu saja membuat orang tua mereka terkejut dengan teman khayalan mereka, dan membuat mereka merasa bodoh untuk mempercayai hal-hal semacam itu).
Dalam lagu-lagu yang mengandung kekuatan magis, juga membuat kita bisa melihat mereka dengan mudah, semisal para penyair, peramal, musikus, dukun, orang yang memiliki kewaskitaan (memiliki ketajaman perasaan), dan penyelidik alam.
Zat-zat halusinasi dan ramuan obat-obatan, upacara-upacara magis, dan perubahan keadaan, juga dapat memungkinkan manusia untuk bisa melihat mereka. Suatu keyakinan meskipun syarat-syarat untuk membuka hubungan dengan mereka memiliki pertalian emosional.
Sebuah film yang sangat brilian diproduksi tahun 1993 untuk anak-anak, berjudul Fern Gully. Film ini memberikan cerita yang detail dan menarik tentang pemisahan antara peri dan dunia manusia. Film ini membawa unsur-unsur fantasi Hollywood, animasi, kecendrungan atas patrial (garis keayahan), dan perumpamaan ini membawa hati dan roh sejati. Mereka dilindungi oleh alam, yaitu karang, daratan, laut, atau langit.
Sementara banyak dari makhluk kerdil itu telah mengungsi dari dunia manusia, lari ke tanah para peri (disebut Elfame) keburukan masih terjadi di tempat itu, rumah-rumah yang ditinggalkan, puncak-puncak gunung, sungai, dan ladang-ladang terbuka. Tergantung dari tipe dan jenisnya, dimana kita bisa menemukan mereka.
Nancy Arrowsmith, pengarang buku A Field Guide to The Little People, membagi elves atas tiga kategori utama: Light Elves (perubah bentuk, pejalan/pelintas diantara empat dimensi yang diketahui, kecantikan yang cepat pudar. Orang kerdil alami yang terbaik, dan jarang terlihat).
Dark Elves (penghuni bumi, bisa berubah warna seperti bunglon, bisa abu-coklat, hitam, merah, menghuni rumah, menyukai sudut-sudut yang gelap, tampak pada sore atau larut malam), dan Dusky Elves (banyak, terikat pada lingkungan, hidup diatur oleh hukum ruang dan waktu, mudah dikenali oleh manusia, dan biasanya terikat pada pohon asal mereka, tumbuh-tumbuhan, selokan, gundukan tanah/kuburan, atau kolam).
Elves biasanya berupa makhluk tua dan membawa banyak karakteristik etnis, umumnya Eropa masa lampau, khususnya Lapps, Celt, dan Teutons. Mereka dapat diatasi oleh manusia dengan membuka rahasia zaman mereka yang sebenarnya.
Elves cenderung konservatif, dan tidak menyukai besi, baja, dan industrialisasi, serta menyalahkan hal itu sebagai sebab pemisah antara elves dan manusia. Mereka memandang rendah manusia yang mengikuti cara-cara baru, bahkan pada masalah tabunya menggunakan garam dan bumbu pada makanan.
Elves dianggap mempunyai lubang punggung dan tidak pernah mencari makan di dunia kita. Elf wanita mempunyai dada kendor yang panjang, dan bekerja sambil memberi susu pada beberapa anaknya pada saat yang bersamaan.
Beberapa Elves mempunyai rupa seperti manusia, dengan ada pengecualian pada beberapa bagian tubuhnya seperti tubuh binatang, misalnya pada kaki, telinga, kulit, atau gigi. Jika mereka berpakaian, biasanya dengan pakaian petani atau mengenakan warna-warna sihir khusus (biasanya merah atau hijau). Mereka membenci sifat materialistik.
Baca juga: Misteri Loch Ness, Monster Paling Membingungkan di Dunia