Chichen Itza dan Misteri Hilangnya Orang-orang Maya
https://www.naviri.org/2019/02/chichen-itza-dan-misteri.html
Naviri Magazine - Chichen Itza merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia baru. Tempat yang terletak di Yucatan, Meksiko, ini merupakan situs purbakala peninggalan bangsa Maya yang paling populer dikunjungi para wisatawan. Bangunan-bangunan yang terkenal dengan keindahan bentuk arsitekturnya tersebut dibangun antara 550-900 M oleh para Itza, salah satu kelompok suku bangsa Maya.
Namun, entah mengapa pada abad ke-10 tempat ini ditinggalkan oleh mereka, dan sejak saat itu bangsa Maya menghilang secara misterius.
Jika dilihat dari bentuk arsitekturnya, bangunan-bangunan di kawasan Chichen Itza merupakan hasil akulturasi seni arsitektur dari kebudayaan Maya dan Toltec. Toltec merupakan sebutan bagi bangsa yang mendiami suatu kawasan di Tollan, 45 KM utara Kota meksiko.
Peradaban yang memuja Dewa Quetzalcoatl ini dipimpin oleh seorang penguasa bernama Mixcoatl, yang mempunyai arti "Naga Awan". Menurut sejarah, Bangsa Toltec yang terkenal lebih kejam dari Bangsa Aztec, pernah menyerbu kawasan Chichen Itza, sekitar tahun 800 M.
Chihen Itza merupakan puing sisa peradaban Maya paling mengesankan, yang masih bisa dinikmati keindahannya hingga saat ini. Terdapat beberapa bangunan menakjubkan peninggalan peradaban bangsa Maya di sini, di antaranya Piramida Kukulkan (El Castillo) sebagai pusatnya, lalu terdapat pula bangunan yang digunakan sebagai Observatorium astronomi mereka yang dinamakan El Caracol, serta beberapa bangunan lain seperti Temple of Jaguar dan Temple of the Wariors.
Nama Chichen Itza berasal dari bahasa Maya, yang berarti "Chi" mulut, "Chen" sumur, dan "Itza" nama suku penghuni tempat itu. Puing sisa-sisa peradaban Maya di Amerika Tengah, seperti Chichen Itza, dulunya merupakan daerah perkotaan yang telah ditinggalkan oleh para Mayan, jauh sebelum Christoper Columbus menginjakkkan kaki di Benua Amerika.
Piramida El Castillo bangsa Maya, yang juga terletak di Chichen Itza, sering disebut sebagai bangunan piramida kedua yang terkenal setelah Piramida Mesir. Namun, berbeda dengan bentuk arsitektur Piramida Mesir, Piramida bangsa Maya bukan piramida berbentuk kerucut, karena pada puncaknya terdapat sebuah bidang datar yang digunakan sebagai tempat ritual.
Di sekelilingnya, kita dapat menemui empat tangga yang berjumlah sekitar 91 undakan, dan terdapat satu undakan lagi pada bagian paling atas, sehingga total undakan keseluruhan berjumlah 365 undakan. Tinggi bangunan mencapai 24 meter, sedangkan area pada puncak, yang digunakan untuk menaruh persembahan, setinggi 6 meter
Bukan rahasia lagi kalau Bangsa Maya merupakan peradaban yang memiliki tingkat pengetahuan astronomi luar biasa. Hal tersebut memang tak diragukan lagi oleh para astronom saat ini. Jauh sebelum Nicholas Copernicus menyatakan bahwa bentuk bumi bulat serta teori heliosentris yang menyatakan matahari sebagai pusat tata surya, orang Maya sudah mengetahui hal itu jauh-jauh hari sebelumnya.
Observatorium astronomi Bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip observatorium masa kini.
Sebagai contoh, misalnya, menara pengamat observatorium Kainuoka/El Caracol yang juga terletak di kawasan Chichen Itza. Di atas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju ke teras.
El Caracol Observatory memiliki beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga merupakan bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat kubah berbentuk setengah bola. Kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi.
Empat buah pintu di lantai yang rendah, tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan.
Menara pengamat observatorium El Caracol adalah peninggalan terbesar dalam sejarah. Peninggalan sejarah lain yang juga memiliki bangunan serupa, semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Belakangan, arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purba telah membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.
Hingga saat ini, kita masih bisa menemukan sisa-sisa pengaruh kebudayaan Maya yang masih melekat pada beberapa penduduk di Kawasan Yucatan Peninsula, dan sedikit di wilayah bagian Chiapas. Bahasa asli suku Maya kuno masih banyak digunakan sebagai dialek sehari-hari mereka, dan diperkirakan empat sampai enam juta orang penduduk di sekitar Yucatan masih menggunakan bahasa tersebut.
Hal itu juga berlaku pada tradisi Bangsa Maya Kuno. Masyarakat di Yucatan masih meneruskan banyak tradisi masyarakat Maya kuno, seperti menanam tanaman pangan tradisonal mereka (jagung, buncis, cabai, tomat, dan labu) dengan teknik yang sama, dan memilih menggunakan tanaman herbal sebagai obat-obatan mereka.
Sekitar 550 M, orang Maya berhasil menyelesaikan pembangunan dua buah Chichen (mulut sumur). Sumur pertama merupakan bagian yang dikeramatkan oleh mereka, sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk penggunaan sehari-hari.
Chichen Itza, seperti kebanyakan pusat Maya lainnya, merupakan pusat aktivitas rohani mereka. Ritual-ritual persembahan yang ditujukan kepada para dewa banyak dilakukan di sini.
Sejarah mengatakan bahwa kawasan Chichen Itza ditinggalkan oleh orang Maya sekitar 900 M, berbarengan dengan periode di mana 80% Bangsa Maya dikatakan mengilang secara misterius. Hingga saat ini, belum ada penjelasan yang bisa menjawab misteri hilangnya populasi peradaban ini.
Baca juga: Menurut Ahli Numerologi, Tahun Ini Akan Jadi Awal Kiamat