Misteri Big Bang, Ledakan Dahsyat yang Membentuk Alam Semesta
https://www.naviri.org/2019/02/big-bang-ledakan-dahsyat.html
Naviri Magazine - Big Bang atau Ledakan Dahsyat/Dentuman Besar (dikenal juga dengan sebutan Teori Dentuman Besar) adalah peristiwa yang menyebabkan pembentukan alam semesta, berdasarkan kajian kosmologi tentang bentuk awal dan perkembangan alam semesta.
Berdasarkan pemodelan ledakan tersebut, pada mulanya alam semesta dalam keadaan sangat panas dan padat yang mengembang pesat, secara terus-menerus hingga hari ini. Orang yang pertama kali memperkenalkan teori Big Bang adalah Georges LemaĆ®tre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, meski ia menyebutnya sebagai “hipotesis atom purba”.
Kerangka model teori Big Bang bergantung pada teori Relativitas Umum Albert Einstein dan beberapa perkiraan sederhana, seperti homogenitas dan isotropi ruang. Persamaan yang mendeksripsikan teori Ledakan Dahsyat dirumuskan oleh Alexander Friedmann.
Teori Big Bang menunjukkan bahwa semua benda di alam semesta pada awalnya satu wujud, dan kemudian terpisah-pisah. Ini diartikan bahwa keseluruhan materi diciptakan melalui Big Bang atau ledakan raksasa dari satu titik tunggal, dan membentuk alam semesta yang sekarang dengan cara pemisahan satu dengan yang lain.
Pada tahun 1948, Gerge Gamov muncul dengan gagasan lain tentang Big Bang. Ia mengatakan bahwa jika alam semesta terbentuk melalui ledakan raksasa, maka sisa radiasi yang ditinggalkan oleh ledakan itu haruslah ada di alam. Selain itu, radiasi itu juga harus tersebar merata di semua penjuru alam semesta.
Bukti yang “seharusnya ada” itu pada akhirnya memang ditemukan. Pada tahun 1965, dua peneliti bernama Arno Penziaz dan Robert Wilson menemukan gelombang itu tanpa sengaja.
Radiasi tersebut, yang dinamakan radiasi latar kosmis, tidak terlihat memancar dari satu sumber tertentu, tetapi meliputi keseluruhan ruang angkasa, dan diketahui sebagai sisa radiasi peninggalan dari tahapan awal peristiwa Big Bang. Penzias dan Wilson dianugerahi Nobel untuk penemuan mereka.
Kemudian, pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic Background Explorer (COBE) ke ruang angkasa untuk melakukan penelitian tentang radiasi latar kosmis. Hanya perlu 8 menit bagi COBE untuk membuktikan perhitungan Penziaz dan Wilson.
COBE menemukan sisa ledakan raksasa yang telah terjadi di awal pembentukan alam semesta, dan penemuan itu dinyatakan sebagai penemuan astronomi terbesar sepanjang masa, yang juga membuktikan kebenaran teori Big Bang.
Bukti penting lain untuk Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam banyak penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang.
Apabila alam semesta tidak memiliki permulaan, dan jika ia telah ada sejak dahulu kala, maka unsur hidrogen itu seharusnya telah habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
Berdasarkan pengukuran terbaik pada tahun 2009, keadaan awal alam semesta bermula sekitar 13,7 miliar tahun lalu, yang kemudian dijadikan rujukan sebagai waktu terjadinya Big Bang tersebut. Teori itu telah memberikan penjelasan paling lengkap dan akurat, yang didukung oleh metode ilmiah beserta pengamatan.
Segala bukti meyakinkan di atas menyebabkan teori Big Bang diterima oleh semua masyarakat ilmiah. Model Big Bang adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan tentang asal muasal alam semesta.