Kisah Benito Mussolini, Diktator yang Menyebabkan Perang Dunia
https://www.naviri.org/2019/02/benito-mussolini.html
Naviri Magazine - Benito Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883–28 April 1945) adalah diktator Italia yang menganut paham fasisme. Ia diktator Italia periode 1922-1943. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943, setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika.
Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini mengakhiri sebuah dekade seperti di Jerman yang dilakukan diktator Adolf Hitler dengan Nazi.
Kehidupan awal
Mussolini lahir di Predappio, Forlì (Emilia-Romagna). Ayahnya, Alessandro, seorang pandai besi, dan ibunya Rosa, seorang guru sekolah. Seperti ayahnya, ia menjadi seorang sosialis berat. Tahun 1902, ia beremigrasi ke Swiss. Karena sulit mencari pekerjaan tetap, akhirnya ia pindah ke Italia. Pada 1908, ia bergabung dengan surat kabar Austria di kota Trento.
Keluar dari situ, ia jadi editor sebuah koran sosialis, la Lotta di Class (Pertentangan Kelas). Di sini, antusiasmenya pada Karl Heinrich Marx makin besar. Tahun 1910, ia menjabat sekretaris partai sosialis tingkat daerah di Forlì, dan kepribadiannya berkembang menjadi antipatriot.
Ketika Italia menyatakan perang dengan Kerajaan Ottoman tahun 1911, ia dipenjara karena propaganda perdamaiannya. Ini bertentangan dengan kinerjanya kemudian.
Setelah ditunjuk jadi editor koran sosialis, Avanti, ia pindah ke Milan, tempatnya membangun diri sebagai kekuatan berpangaruh atas para pemimpin buruh sosialis Italia. Ia percaya, para proletar bisa disatukan dalam gerakan fascio. Agaknya, inilah cikal bakal gerakan fasis, yang lahir di saat perekonomian Italia memburuk akibat perang, dan pengangguran merebak di mana-mana.
Pada Maret 1919, fasisme menjadi gerakan politik ketika ia membentuk kelompok untuk bertempur, yang dikenal sebagai baju hitam, yakni kumpulan penjahat, kriminal, dan preman, yang bertindak sebagai tukang pukul para cukong. Penampilan mereka seram, dan tiap hari terlibat perkelahian di jalan-jalan.
Setelah gagal pada pemilu 1919, ia mengembangkan paham kelompoknya, sehingga mulai mendapat pengaruh. Mereka, kaum fasis, menolak parlemen dan mengedepankan kekerasan fisik. Anarki pecah di mana-mana. Pemerintah liberal tak berdaya menghadapi. Ia membawa “geng”nya, sejumlah besar kaum fasis yang bertampang sangar, untuk berbaris ke Roma.
Melihat rombongan preman berwajah angker memasuki Roma, Raja Victor Emmanuel III, khawatir. Mussolini diundang ke istana, lalu diberi posisi sebagai pemimpin. Pada Oktober 1922, raja memintanya membentuk pemerintahan baru. Jadilah Italia dikelola pemerintahan fasis.
Gebrakan pertamanya, setelah memegang kekuasaan, adalah menyerang Ethiopia dengan merujuk pada pandangan rasis Charles Robert Darwin, “Ethiopia bangsa kelas rendah, karena termasuk kulit hitam. Jika diperintah oleh ras unggul seperti Italia, itu sudah merupakan akibat alamiah dari evolusi.”
Bahkan ia bersikeras bahwa bangsa-bangsa berevolusi melalui peperangan. Sehingga jadilah Italia waktu itu bangsa yang ditakuti sepak terjangnya.
Yang meresahkan, ketika ia menduduki Abbesinia tahun 1937, seluruh dunia tersentak. Teman akrabnya di Eropa adalah Adolf Hitler, dan mereka membuat aliansi, yang menyeret Italia ke dalam Perang Dunia II di pihak Jerman pada 1940. Namun, pasukannya kalah di Yunani dan Afrika, dan Italia diserbu oleh pasukan Britania Raya dan Amerika Serikat pada 1943.
Pada saat itu, Mussolini telah diturunkan dari tahtanya dan ditahan. Pasukan payung Jerman membebaskan dan mengembalikannya berkuasa di Italia Utara. Akhir riwayatnya tiba tak lama kemudian. Ketika akhirnya Italia dikalahkan, ia ditembak oleh musuh Italianya, dan mayatnya digantung terbalik di Piazza Loreto di Milan.
Baca juga: Kasus Pencurian Otak Albert Einstein Setelah Meninggal Dunia