Aturan Baru di Thailand: Semua Toilet Harus Pakai Model Duduk
https://www.naviri.org/2019/02/aturan-baru-di-thailand-semua-toilet-pakai-model-duduk.html
Naviri Magazine - Toilet duduk biasa digunakan di negara-negara Eropa, karena dinilai lebih higienis. Sementara toilet jongkok biasa digunakan negara-negara di Asia. Meski begitu, saat ini ada gejala perubahan di sebagian kalangan di Asia untuk mengganti toilet jongkok dengan toilet duduk. Di Thailand bahkan ada aturan atau kampanye khusus soal itu.
Dikutip dari Bangkok Post, Kementerian Kesehatan Thailand sedang gigih mengkampanyekan anjuran berganti dari kakus jongkok ke kakus duduk. Survei tahun lalu menemukan bahwa 86 persen rumah tangga di Thailand menggunakan toilet jongkok, 10 persen penggunaan kakus duduk, dan 3,1 persen memiliki keduanya.
Pemerintah Thailand berencana untuk mendorong angka pengguna kakus duduk jadi 100 persen dalam waktu tiga tahun ke depan. Kampanye itu dimulai dengan pemasangan kakus duduk pada 90 persen fasilitas umum. Alasan kampanye ini karena kakus jongkok ditengarai jadi sebab sendi degeneratif atau osteoarthritis, yang saat ini dialami sekitar 6 juta warga Thailand.
Jika Thailand memakai dalih kesehatan, Korea Selatan dan Cina mengganti kakus jongkok dengan alasan pariwisata. Korsel memulainya pada tahun 1988 saat Seoul ditunjuk jadi penyelenggara Olimpiade, kala itu pemerintah mengganti 90 persen fasilitas umum dengan kakus duduk.
Saat Piala Dunia 2002 digelar, perombakan dilakukan di 9 kota besar lainnya, di Daegu, Busan, Icheon, Ulsan, Suwon, Gwangju, Jeonju dan Jeju. Saat ini, penggunaan kakus jongkok di Korsel tidak lebih dari 30 persen.
Di Cina, Kementerian Pariwisata memberikan aturan standardisasi toilet di kawasan wisata, termasuk hotel, harus menyediakan kakus duduk. Li Shihong, perwakilan pemerintah Cina, mengakui banyak keluhan dari wisatawan, khususnya turis Eropa tentang kakus ini.
Kampanye akan dilakukan selama tiga tahun ke depan, sejak bulan Januari tahun lalu yang bertujuan membangun 33.000 kakus duduk pada 2017, dan merenovasi 24.000 kakus yang sudah ada. Tahun ini, total 1,25 juta yuan ($ 192.000) telah diinvestasikan untuk membangun atau merenovasi 25.000 kakus di kawasan wisata. Li Shihong mengatakan renovasi ini bahkan dilakukan sampai daerah pelosok.
Baca juga: Kisah Para Pria yang Punya Hobi Sangat Aneh di Dunia