YouTuber Indonesia Mengeluhkan Pendapatan yang Turun Drastis
https://www.naviri.org/2019/01/youtuber-indonesia.html
Naviri Magazine - YouTuber mendapatkan penghasilan dari iklan yang terpasang pada video-video yang mereka unggah ke YouTube. Iklan itu berasal dari Google Adsense. Dengan adanya pendapatan dari iklan, YouTuber pun terus bisa berkreasi, menghasilkan dan mengunggah video-video baru.
Namun, belakangan, banyak YouTuber yang mengeluhkan pendapatan mereka berkurang drastis. Mereka pun bertanya-tanya, ada apa dengan YouTube?
Biasanya, dari jumlah views sebanyak 100 ribu, pemilik channel di YouTube bisa mendapatkan sekitar 50 sampai 100 dolar AS. Tetapi sejak pekan lalu, jumlah views sebanyak 100 ribu itu hanya memberi pundi 2 dolar AS.
Kisah itu datang dari para pengelola saluran Tara Arts Game Indonesia yang tersohor karena sering mendiskusikan dan mengulas game. Kakak beradik Diwantara Anugrah Putra dan Gema Cita Andika, mengatakan saat ini sedang terjadi “disaster time” di YouTube.
Salah satu video mereka yang telah ditonton sebanyak 120 ribu kali, hanya berhasil mendatangkan uang 2 dolar AS. Diwantara berhitung, jika penghasilan 2 dolar sehari itu dikalikan 30 hari, maka pendapatan sebulan mereka hanya 60 dolar AS atau sekitar Rp 800.000.
“Semenjak kemarin YouTube diboikot sama beberapa perusahaan, penghasilan YouTube hancur lebur,” kata Diwantara dalam video bertajuk “Tag Blast - Xbox Scorpio Konsol Terkuat!! YouTuber Terancam Punah?” yang diunggah di YouTube.
Keluhan serupa bukan cuma terjadi di Indonesia, tetapi dirasakan di belahan dunia lain.
YouTuber ternama PewDiePie, yang punya nama asli Felix Kjellberg, merilis video yang isinya menyebut tidak ada iklan di YouTube lantaran banyak perusahaan dan pemegang merek yang menarik iklan mereka di layanan berbagi video tersebut.
YouTuber asal Swedia tersebut mengaku hanya mendapatkan penghasilan 100 dolar AS. Jumlah ini disebutnya sangat kecil, jika dibandingkan dengan pendapatan sebelumnya, yang pada kesempatan tersebut tidak dia sebutkan jumlahnya.
Kemunculan iklan di sebuah konten video rasisme, disebut PewDiePie, jadi pemicu para pengiklan menarik diri dari YouTube, dan hal itu telah menyakiti para pembuat konten yang pendapatannya bergantung dari iklan yang ditonton di sela video mereka.
Dia berharap para pengelola channel yang skalanya masih kecil dapat bertahan dalam membuat konten di YouTube.
“Sepertinya di bulan ini, kemungkinan besar banyak kreator tidak mendapatkan uang,” tukasnya dalam video berjudul YouTube is Over Party (deleted version) yang telah ditonton 2,7 juta kali.
Dia sendiri berjanji untuk tetap membuat video, walaupun kondisinya sedang sulit, karena dia memang suka melakukannya.
YouTuber besar mungkin bisa bertahan dengan menjalin kemitraan bersama perusahaan atau merek besar dalam membuat konten eksklusif. Tapi situasi seperti ini akan sangat menyakiti YouTuber yang masih dalam skala kecil, dan sangat bergantung dari pendapatan iklan YouTube.
Baca juga: Mengenal Sparkle, Fitur Terbaru Twitter yang Perlu Kita Tahu