Kini, Video-video Teori Konspirasi Akan Disingkirkan dari YouTube
https://www.naviri.org/2019/01/video-teori-konspirasi.html
Naviri Magazine - Sebagai situs penyedia video terbesar di dunia, YouTube memang menyediakan video apa saja. Dari video untuk anak-anak, video berisi lagu-lagu, video wawancara, video ilmiah, sampai video berisi penjelasan atau ilustrasi mengenai teori konspirasi.
Video konspirasi mungkin bisa menjadi hiburan bagi sebagian orang yang senang berpikir tentang banyak hal. Namun, di sisi lain bisa menjadi berbahaya karena dapat menyebabkan obsesi berlebihan dengan teori konspirasi yang mereka tonton.
Pada November 2018, sejumlah penganut Bumi datar mengungkapkan bagaimana mereka bisa percaya dengan teori konspirasi tersebut. Menariknya, jawaban mereka berpusat pada satu platform, yaitu YouTube.
Kini, seperti dilansir Channel News Asia, situs web berbagi video itu mengumumkan akan mulai mengurangi rekomendasi video-video kontroversial, termasuk yang mempromosikan teori konspirasi, obat ajaib penyembuh segala penyakit, Bumi datar, dan teori palsu tentang serangan 11 September 2001 atau 9/11.
Layanan pengaliran video milik Google ini dalam beberapa waktu terakhir memang sering dikritik karena kerap mempromosikan video-video teori konspirasi, dan iklan berisi serangan politik, di samping video-video lain yang sebenarnya tak berhubungan sama sekali. Fitur autoplay yang jadi penyebabnya.
Fungsi autoplay di YouTube yang mengarahkan orang-orang ke sebuah video mengenai Bumi datar, dan mengajak para pemirsa untuk bergabung ke komunitas tersebut.
Sebuah studi yang dibuat oleh Pew Research pada November lalu pun menemukan bahwa mesin rekomendasi situs memainkan peran besar dalam video apa yang dikonsumsi penggunanya.
Washington Post baru-baru ini menemukan konten yang penuh kebencian, serta konspirasi kesehatan Hakim Agung, Ruth Bader Ginsberg, yang direkomendasikan di YouTube. Motherboard melaporkan, siaran berita 11 September juga disarankan kepada pengguna YouTube secara massal minggu lalu.
Tak hanya itu, BuzzFeed News baru-baru ini menerbitkan penyelidikan tentang algoritme rekomendasi YouTube. BuzzFeed menemukan bahwa YouTube pada akhirnya akan merekomendasikan teori konspirasi dan video kebencian dari komentator sayap kanan, untuk yang paling dasar dari pencarian peristiwa terkini.
Oleh karena itu, YouTube berencana memodifikasi sistem rekomendasi penayangannya secara bertahap mulai dari Amerika Serikat, hingga menyusul ke negara lainnya. Selain itu, mereka juga tengah meneliti bagaimana cara mengurangi penyebaran konten tanpa harus melanggar Pedoman Komunitas YouTube.
"Untuk itu, kami akan mulai mengurangi rekomendasi borderline contents dan konten yang dapat memberi informasi yang salah kepada pengguna dengan cara yang berbahaya," kata YouTube dalam unggahannya di blog.
Borderline content yang dimaksud adalah konten yang dianggap kontroversial atau berbahaya, tetapi tidak melanggar pedoman komunitas.
Akan tetapi, perusahaan milik Google itu mengklarifikasi bahwa meski rekomendasinya dihentikan, semua konten itu tidak serta-merta dihapus. Pasalnya, mereka belum tentu melanggar pedoman komunitas. Namun algoritma situs akan menghilangkan video-video tersebut dari daftar rekomendasi.
Untuk menangani konten bermasalah semacam ini, YouTube menyatakan akan memanfaatkan kombinasi pembelajaran mesin dan manusia. Para pengawas dan ahli dari AS akan melatih sistem pembelajaran mesin yang bertugas merekomendasikan video.
YouTube mengatakan bahwa secara keseluruhan kurang dari 1 persen video akan terpengaruh oleh perubahan ini. Pengaruh tersebut takkan signifikan karena gudang video YouTube amat besar. Arsip mereka berlimpah dan ratusan jam konten baru diunggah setiap menitnya. Jadi, selalu tersedia video pengganti yang bisa direkomendasikan.
"Kami pikir perubahan ini memberikan keseimbangan antara mempertahankan platform untuk kebebasan berbicara, dan memenuhi tanggung jawab kami kepada pengguna," kata YouTube lebih lanjut.
YouTube secara rutin memperbarui fitur, seperti mesin rekomendasinya. Beberapa tahun lalu, mereka memodifikasi sistem untuk mengurangi penayangan video dengan deskripsi menyesatkan—deskripsi yang dimaksudkan untuk memancing orang meng-klik, seperti "Anda tidak akan percaya apa yang terjadi selanjutnya."
"Pada tahun lalu saja, kami telah membuat ratusan perubahan untuk meningkatkan kualitas rekomendasi untuk pengguna di YouTube," tulis perusahaan yang bermarkas di California, AS, ini.
Baca juga: Kasus Kebocoran Data Terbesar Dalam Sejarah Dunia Maya