Kisah Lahirnya Stainless Steel, Baja Antikarat Pertama di Dunia
https://www.naviri.org/2019/01/stainless-steel.html
Naviri Magazine - Pada 1921, perusahaan Silver Company of Mediren di Amerika memperkenalkan peralatan makan yang terbuat dari stainless steel. Sejak itu pula, peralatan makan ini populer di seluruh dunia, karena lebih mudah dibersihkan setelah digunakan, selain lebih awet, dan memiliki penampilan yang menarik. Di atas semuanya itu, stainless steel juga antikarat.
Piranti stainless steel dapat bertahan dari serangan karat, berkat interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, kromium, mangan, silikon, karbon, dan sering kali nikel serta molibdenum dalam jumlah cukup banyak.
Elemen-elemen tersebut bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara, membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi, yaitu metal oksida dan hidroksida. Kromium, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi tersebut.
Keberadaan lapisan korosi yang tipis itulah yang mencegah proses korosi berikutnya, dengan berlaku sebagai dinding yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam.
Hanya beberapa lapisan atom saja sudah cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin, karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi itu lebih tipis dari panjang gelombang cahaya, sehingga tidak mungkin dilihat tanpa bantuan peralatan khusus.
Berbeda dengan stainless steel, permukaan besi biasa tidak dilindungi apa pun, sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus-menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu.
Lapisan korosi itu makin lama semakin tebal, dan lapisan itulah yang kemudian kita sebut ‘karat’. Stainless steel memiliki kemampuan antikarat, justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.
Baca juga: Ilmuwan Menemukan Gumpalan Misterius di Kedalaman Bumi