Sejarah Dracula, Manusia Paling Kejam dan Brutal di Dunia
https://www.naviri.org/2019/01/sejarah-dracula-manusia-paling-kejam.html
Naviri Magazine - Selama Perang Salib, Wallachia menjadi rebutan antara kerajaan Hungaria dan Turki Ottoman. Pada masa Vlad II berkuasa di Wallachia, dia mempunyai tiga orang anak, Mircea, Dracula, dan Randu.
Vlad II memihak kerajaan Hungaria. Namun, setelah dilengserkan oleh Sigismund (Raja kerajaan Hungaria) dan digantikan oleh John Hunyandi, Vlad II memihak kepada kesultanan Turki Ottoman. Sebagai jaminan kesetiaannya kepada kesultanan Turki ottoman, Vlad II mengirim Dracula dan Randu ke Turki.
Riwayat Dracula
Vlad Tepes III (1431-1475 M), atau yang populer dengan nama Dracula, dilahirkan di Transylvania, Rumania. Ia merupakan anak ke-2 Vlad II dan Cneajna, seorang putri dari Moldavia.
Masa kecil Dracula tidak berlangsung lama. Di usianya yang ke 11, ia harus menjadi jaminan kesetian ayahnya kepada kesultanan Turki Ottoman, ia dan adiknya, Randu, harus dikirim ke Turki.
Awal kekuasaan Dracula
Setelah perang Verna, terjadi konflik antara Vlad II dan John Hunyadi, yang berujung pada kematian Vlad II dan Mircea, kakak Dracula. Melihat perubahan politik di Wallachia tersebut, sultan Turki Ottoman, Mehmed II, mengirimkan Dracula pulang ke Wallachia untuk merebut tahta.
Dracula kembali ke Wallacia dengan di kawal 8.000 prajurit Turki Ottoman. Sesampainya di Tirgoviste (ibu kota Wallachia) terjadi pertempuran antara pasukan Vlasdisav dengan pasukan Dracula, yang akhirnya dimenangkan oleh pasukan Dracula, dan menempatkan Dracula sebagai penguasa Wallachia.
Awal kekejaman Dracula
Setelah berhasil menduduki tahta, Dracula membantai prajurit Turki Ottoman yang tersisa dengan cara disula. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab permusuhan antara Dracula dan Sultan Mehmed II.
Sebagai panglima di Wallachia, Dracula telah membantai kurang lebih 23.000 orang, baik tentara maupun rakyat, dengan peperangan maupun dengan metode sula (impaler). Setelah tindakan tersebut, Dracula mengirimkan surat kepada raja Hungaria saat itu, Matthias Corvinus, meminta dukungan dari kerajaan Hungaria untuk melawan Turki Ottoman.
Serangan tengah malam
Tindakan Dracula yang membantai 23.000 tentara Turki Ottoman, membuat sultan Mehmed II menyatakan perang kepada Dracula. Pada tanggal 17 Mei 1462, Sultan Mehmed II (sang penakluk Konstatinopel) mengirimkan 60.000 tentara, ditambah 30.000 tentara non reguler. Sedangkan tentara Dracula mencapai 30.000 prajurit. Melihat jumlah pasukan yang tidak berimbang, Dracula melakukan strategi perang gerilya.
Pada serangan tengah malam, pasukan Dracula yang berkekuatan 10.000 orang berhasil mendesak pasukan Turki Ottoman, tetapi dapat dipukul mundur pada saat fajar tiba.
Atas kekalahan tersebut, pasukan Dracula mundur ke benteng Poenari. Dracula melarikan diri dari kepungan pasukan Turki Ottoman yang dipimpin oleh Randu (adik kandung Dracula) ke Hungaria. Randu dengan mudah merebut benteng Poenari, dan merebut tahta Wallachia.
Kematian Dracula
Pada Desember 1476, terjadi pertempuran antara pasukan Dracula dengan pasukan Turki Ottoman. Dalam pertempuran yang terjadi di daerah Snagov itu, pasukan Dracula dapat dikalahkan, dan Dracula alias Vlad III tewas. Kepalanya dipenggal, dan dibawa ke Turki sebagai bukti kematiannya.