Sejarah dan Asal Usul Ninja, dari Jepang Hingga ke Amerika
https://www.naviri.org/2019/01/sejarah-dan-asal-usul-ninja-dari-jepang.html
Naviri Magazine - Dalam bahasa Jepang, Ninja memiliki arti "seseorang yang bergerak secara rahasia". Ninja adalah pembunuh yang terlatih dalam seni ninjutsu (seni pergerakan sunyi) Jepang. Ninja, seperti samurai, mematuhi peraturan khas mereka sendiri, yang disebut ninpo.
Menurut sebagian pengamat ninjutsu, keahlian seorang ninja bukan pembunuhan tetapi penyusupan. Ninja berasal dari bahasa Jepang yang berbunyi Nin, yang artinya menyusup. Jadi, keahlian khusus seorang ninja adalah menyusup dengan atau tanpa suara.
Istilah ninja terbentuk dari dua kata, yaitu nin dan sha, yang masing-masing artinya tersembunyi dan orang. Jadi, ninja adalah mata-mata profesional pada zaman feodal Jepang. Sejarah ninja juga sangat sulit dilacak. Info mengenai keberadaan mereka tersimpan rapat-rapat dalam dokumen-dokumen rahasia.
Ninja juga bisa diartikan sebagai nama yang diberikan kepada seseorang, yang menguasai dan mendalami seni bela diri ninjutsu. Nin artinya pertahanan, dan jutsu adalah seni atau cara.
Kata ninja juga diambil dari kata ninpo. Po artinya falsafah hidup, atau dengan kata lain ninpo adalah falsafah tertinggi ilmu beladiri ninjutsu yang menjadi dasar kehidupan seorang ninja. Jadi, ninja akan selalu waspada dan terintregasi pada prinsip ninpo.
Ninja adalah mata-mata profesional di zaman ketika para samurai masih memegang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Jepang, pada abad 12. Pada abad 14, pertarungan memperebutkan kekuasaan semakin memanas, informasi tentang aktivitas dan kekuatan lawan menjadi penting, dan para ninja pun semakin aktif.
Para ninja dipanggil oleh daimyo untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan, serta untuk memimpin pasukan penyerbuan di malam hari. Karena itu, ninja memperoleh latiham khusus. Ninja tetap aktif sampai Zaman Edo (1600-1868), ketika akhirnya kekuasaan dibenahi oleh pemerintah di Zaman Edo.
Asal-usul Ninja
Kemunculan ninja pada tahun 522 berhubungan erat dengan masuknya seni nonuse ke Jepang. Seni nonuse inilah yang membuka jalan bagi lahirnya ninja. Seni nonuse, atau yang biasa disebut seni bertindak diam-diam, adalah suatu praktik keagamaan yang dilakukan oleh para pendeta, yang pada saat itu bertugas memberikan info kepada orang-orang di pemerintahan.
Sekitar tahun 645, pendeta-pendeta tersebut menyempurnakan kemampuan bela diri, dan mulai menggunakan pengetahuan mereka tentang nonuse untuk melindungi diri dari intimidasi pemerintah pusat.
Pada tahun 794-1192, kehidupan masyarakat Jepang mulai berkembang, dan melahirkan kelas-kelas baru berdasarkan kekayaan. Keluarga kelas ini saling bertarung satu sama lain, dalam usaha menggulingkan kekaisaran.
Kebutuhan keluarga akan pembunuh dan mata-mata semakin meningkat untuk memperebutkan kekuasaan. Karena itu, permintaan akan para praktisi nonuse semakin meningkat. Inilah awal kelahiran ninja.
Pada abad ke-16, ninja sudah dikenal dan eksis sebagai suatu keluarga atau klan di kota Iga atau Koga. Ninja pada saat itu merupakan profesi yang berhubungan erat dengan intelijen tingkat tinggi dalam pemerintah feodal para raja di Jepang.
Berdasarkan hal itu, masing-masing klan memiliki tradisi mengajarkan ilmu beladiri secara rahasia dalam keluarganya. Ilmu beladiri itu kemudian dikenal dengan nama ninjutsu. Yaitu ilmu yang diwariskan dari leluhur mereka, dan atas hasil penyempurnaan seni berperang selama puluhan generasi.
Menurut para ahli sejarah, hal itu telah berlangsung selama lebih dari 4 abad. Ilmu itu meliputi falsafah bushido, spionase, taktik perang komando, tenaga dalam, tenaga supranatural, dan berbagai jenis bela diri lain, yang tumbuh dan berkembang menurut zaman.
Namun, ada sebuah catatan sejarah yang mengatakan bahwa sekitar abad ke-9 terjadi eksodus dari Cina ke Jepang. Hal ini terjadi karena runtuhnya Dinasti Tang dan adanya pergolakan politik. Sehingga banyak pengungsi yang mencari perlindungan ke Jepang. Sebagian dari mereka adalah jendral besar, prajurit, dan biksu. Mereka menetap di provinsi Iga, di tengah pulau Honsu.
Jendral tersebut antara lain Cho Gyokko dan Ikai Cho Busho, yang membawa pengetahuan mereka dan membaur dengan kebudayaan setempat. Strategi militer, filsafat kepercayaan, konsep kebudayaan, ilmu pengobatan tradisional, dan falsafah tradisional, semuanya menyatu dengan kebiasaan setempat, yang akhirnya membentuk ilmu bernama ninjutsu.
Bela diri Ninjutsu
Gerakan beladiri ninjutsu hanya tendangan, lemparan, patahan, dan serangan. Kemudian dilengkapi dengan teknik pertahanan diri seperti bantingan, rolling, dan teknik bantu seperti meloloskan diri, mengendap, dan teknik khusus lainnya.
Namun, dalam praktiknya, ninja menghindari kontak langsung dengan lawan, oleh karena itu berbagai alat lempar, lontar, tembak, dan penyamaran lebih sering digunakan.
Berbeda dengan seni beladiri lain, Ninjutsu mengajarkan teknik spionase, sabotase, melumpuhkan lawan, dan menjatuhkan mental lawan. Ilmu tersebut digunakan untuk melindungi keluarga ninja mereka. Apa yang dilakukan ninja memang sulit dimengerti. Pada satu sisi harus bertempur untuk melindungi, di sisi lain ninja harus menerapkan ‘perilaku kejam dan licik’ saat menggunakan jurus untuk menghadapi lawan.
Di sisi lain, ajaran ninpo memberi petunjuk bahwa salah satu tujuan ninjutsu adalah mengaktifkan indra keenam mereka. Paduan intuisi dan kekuatan fisik pada jangka waktu yang lama memungkinkan para ninja untuk mengaktifkan indra keenamnya. Sehingga dapat mengenal orang lain dengan baik, dan mengerti berbagai persoalan dalam berbagai disiplin ilmu.
Walaupun terdapat banyak keluarga ninja di Jepang, baru sekitar tahun enam puluhan keluarga ninja dapat didekati oleh orang luar. Sejak ninja dinyatakan terlarang oleh Shogun Tokugawa pada abad 17, pada tahun 1950 larangan tersebut dicabut oleh pemerintah Jepang.
Pada tahun 1960, televisi jepang menayangkan laporan dokumentasi dan sejarah ninja. Setelah itu, salah satu aliran yang dapat membuka diri dan memperkenalkan ninja ke dunia luar adalah aliran togakure-ryu, dengan pewaris dari generasi ke 34, masaaki hatsume, yang profesi sehari-harinya adalah seorang tabib ahli penyembuhan dan pengobatan tulang.
Pada tahun 1978, ninjutsu dipublikasikan dan diajarkan ke Amerika oleh Stephen K. Hayes. Sejak saat itu, ninjutsu menjadi cabang beladiri yang paling banyak diminati.
Baca juga: Asal Usul dan Misteri Si Pitung, Jagoan Legendaris Asal Betawi