Penemuan Ilmiah Penting yang Dihasilkan Surat Dalam Botol
https://www.naviri.org/2019/01/penemuan-ilmiah-surat-dalam-botol.html
Naviri Magazine - Berawal dari kebiasaan mengirimkan pesan dalam botol, akhirnya sebuah temuan ilmiah terjadi. Yaitu pemetaan aliran arus teluk dan peta arus laut (Gulf Stream Map) oleh Benjamin Franklin. Ia yang pertama kali melakukan pemetaan aliran arus teluk yang melengkapi peta arus laut, yang dasarnya dipakai hingga kini.
Sejumlah percobaan telah dilakukan, dan menyimpulkan bahwa sangat sulit memprediksi arah hanyut sebuah botol di laut lepas.
Ada percobaan menggunakan dua botol dilarungkan ke laut secara bersamaan dari lepas pantai Brazil. Botol pertama hanyut selama 130 hari, dan ditemukan di pantai Afrika. Botol yang lain hanyut ke arah barat laut selama 190 hari, dan terdampar di Nikaragua.
Penelitian lain membuktikan bahwa arah botol yang terapung di laut tergantung pada kecepatan angin dan arus laut. Bisa saja botol tersebut terapung-apung mengikuti arah angin, yang meniupnya seiring gelombang air. Atau terseret arus teluk dan arus laut, yang membawanya dengan kecepatan 4 knot sejauh 100 mil per hari.
Perjalanan botol terjauh dan terlama dalam eksperimen adalah botol yang dijuluki Flying Dutchman (namanya sesuai legenda tua kapal hantu yang terapung di laut lepas). Dilemparkan pertama kali dalam ekspedisi ilmiah ilmuwan Jerman pada 1929 di wilayah selatan Laut Hindia. Di dalamnya ada pesan singkat yang memohon penemu botol itu agar menuliskan lokasi ditemukan botol, dan kemudian melemparnya kembali ke laut.
Eksperimen di Jerman membuktikan bahwa botol pesan itu melambung ke Amerika Selatan melintasi Atlantik, lalu kembali ke Samudera Hindia, dan terdampar di perairan Barat Australia pada 1935. Tercatat bahwa botol itu mengarungi samudera sejauh 16.000 mil selama 2.447 hari (sekitar 6,5 tahun), dengan kecepatan jelajah rata-rata 6 mil laut per hari.
Temuan paling penting dilakukan Benjamin Franklin. Ketika dia menjabat sebagai kepala kantor pos Inggris untuk koloni Amerika, ia menyadari bahwa para kapten kapal penangkap paus mengetahui arus laut lebih baik ketimbang mitranya dari Inggris. Kapal-kapal Amerika menyeberangi Laut Atlantik jauh lebih cepat, dibandingkan kapal-kapal Inggris untuk mengantarkan paket pos.
Ia pun menyusun sebuah peta berdasarkan pengetahuan para pelaut penangkap paus, dan informasi yang diperolehnya dengan menjatuhkan sejumlah botol dengan instruksi tertulis ke dalam arus teluk laut (gulf stream), dan meminta orang yang menemukannya untuk mengembalikan botol-botol tersebut.
Berdasarkan semua informasi itu, ia pun mengaplikasikannya menjadi sebuah peta arus laut. Ia menjadi pencipta peta Gulf Stream pertama, dan menerbitkannya tahun 1770 bersama rekannya, kapten kapal penangkap paus, Timothy Folger. Cetakan peta tersebut sempat hilang selama hampir 200 tahun, hingga akhirnya ditemukan di Prancis.
Baca juga: Penemuan Ilmiah Penting yang Dihasilkan Surat Dalam Botol