Mengenal OCEAN, Kuis Kepribadian yang Dianggap Paling Ilmiah
https://www.naviri.org/2019/01/ocean-kuis-kepribadian.html
Naviri Magazine - Di internet, atau di media sosial secara khusus, kita sering menemukan kuis-kuis kepribadian yang ditujukan untuk mengenali diri sendiri. Sebagian kuis itu ada yang ditujukan untuk main-main, ada juga yang dibuat secara serius dan mengklaim sebagai kuis yang ilmiah.
Meski begitu, dari beragam kuis kepribadian yang disebut atau menyebut diri ilmiah, sering kali diragukan tingkat keilmiahannya oleh para pakar. Lantas, apakah ada kuis kepribadian yang sungguh-sungguh valid secara ilmiah?
Jika merujuk pada para ilmuwan di bidang psikologi, kuis kepribadian yang memiliki validitas kuat secara ilmiah adalah yang berpijak pada metode Big Five atau Lima Besar dalam tes kepribadian.
Metode Big Five mengukur lima ciri kepribadian dalam skala berkelanjutan. Dilansir dari FiveThirtyEight, lima kelompok sifat itu adalah Openness, Conscientiousness, Extraversion, Agreeableness, Neuroticism (disingkat OCEAN).
Dikutip dari Pyschologist World, Openness ditandai dengan kemauan orang untuk mencoba aktivitas baru. Dimensi conscientiousness merujuk pada seberapa jauh kesadaran orang akan tindakan dan perilaku mereka, serta konsekuensi yang menyertainya.
Extraversion merujuk pada kepercayaan diri seseorang di ranah sosial: apakah mereka mudah bergaul, banyak bicara, atau tampak menonjol dalam situasi sosial. Agreeableness mengacu pada semudah apa mereka mudah diajak untuk bekerja sama dan ramah dengan orang-orang di sekelilingnya.
Terakhir, Neuroticism merujuk pada aspek stabilitas emosi seseorang. Mereka yang memiliki skor tinggi pada dimensi kepribadian ini seringkali merupakan orang yang kerap khawatir secara terus menerus. Mereka sering merasa takut dan gelisah, serta terlalu memikirkan masalah-masalah mereka secara berlebihan.
Ide mendasar dari metode Big Five adalah bahwa setiap kepribadian seseorang memiliki sedikit dari lima kelompok sifat tersebut. Hasil dari tes ini akan memberitahukan posisi Anda dalam spektrum lima kelompok sifat tersebut dalam persentase.
Meski didukung banyak ilmuwan psikologi, bukan berarti metode ini lepas dari kritik. Quartz, misalnya, menyebut metode tersebut memproduksi hasil tes yang seksis dalam beberapa kasus.
Dalam tes yang mereka ambil, hasil dari tes tersebut merupakan komparasi terhadap jenis kelamin yang sama, pria dengan pria sementara wanita dengan wanita. Hal ini kemudian dapat memengaruhi bias pada produksi hasil tes yang ada.
Lebih lanjut, studi berjudul “How Universal Is the Big Five? Testing the Five-Factor Model of Personality Variation Among Forager–Farmers in the Bolivian Amazon” (2017) yang diterbitkan di Journal of Personality and Social Psychology, memperlihatkan hasil yang mengindikasikan jika ciri-ciri kepribadian Big Five kurang universal.
Penelitian itu dilakukan terhadap orang-orang Tsimane di Bolivia. Hasilnya menunjukkan bahwa ciri-ciri kepribadian mereka tidak dapat dikelompokkan pada lima kelompok kepribadian Big Five yang biasanya.
Robert McCrae, ahli teori Big Five, berpendapat, hasil tersebut boleh jadi disebabkan oleh masalah terjemahan yang kurang baik atau mungkin sifat abstrak dari pertanyaan-pertanyaan dalam studi tersebut.
Satu hal yang menjadi catatan penting, masih dikutip dari Quartz, bertentangan dengan gagasan populer tentang 'jati diri' yang terus melekat, kepribadian manusia memang sebaiknya dievaluasi secara ilmiah berdasarkan bagaimana ia serta orang-orang di sekitar memandang dirinya.
Baca juga: Berdasarkan Studi, Orang yang Sopan Belum Tentu Baik Hati