Negara-negara Dunia yang Bangkrut dan Tak Bisa Membayar Utang
https://www.naviri.org/2019/01/negara-negara-dunia-yang-bangkrut.html
Naviri Magazine - Ketika kita berutang, misal pada bank, mau tak mau kita harus membayar utang tersebut sesuai perjanjian awal. Jika ternyata kita tidak bisa memenuhi perjanjian itu dan gagal membayar utang, apa yang kemudian terjadi? Biasanya, bank akan menyita aset yang digunakan sebagai jaminan utang tersebut.
Lalu bagaimana kalau negara yang berutang? Kira-kira juga sama. Kalau sebuah negara tidak bisa membayar utang, hasilnya juga kebangkrutan. Yunani bisa menjadi salah satu contoh. Selain Yunani, sejumlah negara di dunia juga ada yang bangkrut dan tidak bisa membayar utang-utangnya. Bahkan tak jelas nasib utangnya sampai sekarang.
Hari ini, Yunani sepertinya tidak bisa membayar utang jatuh temponya, senilai 1,5 milier euro (US$ 1,7 miliar) atau sekitar Rp 22 triliun. Dengan begitu, maka Yunani pun dianggap tidak akan bisa menyelesaikan total utangnya yang senilai 323 miliar euro (US$ 360 miliar) atau sekitar Rp 4.680 triliun.
Kasus Yunani bikin geger dunia, karena dikhawatirkan dampak krisis bisa merembet ke mana-mana.
Meski begitu, jumlah utang Yunani masih lebih rendah dari aset Lehman Brothers di Amerika Serikat (AS) yang harus diselamatkan pada saat krisis 2008 lalu. Aset Lehman Brothers yang harus diselamatkan pemerintah AS mencapai US$ 600 miliar, atau sekitar Rp 7.800 triliun.
Berikut cerita negara yang pernah bangkrut tidak bisa membayar utangnya sejak 2000.
Yunani, dengan utang US$ 138 miliar
Pada Maret 2012 lalu, Yunani tidak bisa membayar utang-utangnya senilai US$ 138 miliar, atau sekitar Rp 1.794 triliun. Namun, Yunani mendapat bantuan dari partnernya di Eropa, berupa suntikan dana (bailout). Ini yang menjadi pemicu terjadinya krisis lanjutan di Yunani saat ini.
Argentina, dengan utang US$ 95 miliar
Pada November 2001, mata uang Argentina dipatok sama dengan dolar AS. Namun ternyata, nilai tukar mata uang Argentina dengan mata uang asing menjadi tidak akurat. Akhirnya muncul kepanikan, dan warga Argentina mulai menarik uang dari perbankan, namun ditahan oleh pemeintahnya.
Kondisi ini membuat ekonomi negara turun menjadi hanya sepertiganya dalam setahun, menurut data IMF. Pada Juli 2014, Argentina dinyatakan gagal bayar (default), tidak bisa membayar utangnya kepada kreditur.
Sampai saat ini, status Argentina masih gagal bayar. Utang Argentina jauh lebih kecil dari Yunani, namun ukuran ekonomi Yunani hanya setengah Argentina.
Jamaika, dengan utang US$ 7,9 miliar
Kejadiannya pada Februari 2010. Pemerintah Jamaika melakukan belanja anggaran besar bertahun-tahun, dan tingginya inflasi membuat Jamaika tidak bisa membayar utang-utangnya 5 tahun yang lalu.
Saat itu, 40% dari anggaran pemerintah dialokasikan untuk membayar utang. Ekonomi Jamaika, yang bergantung pada pariwisata, menderita karena resesi ekonomi di AS pada akhir 2008.
Ekuador, dengan utang US$ 3,2 miliar
Pada Desember 2008, Ekuador menyatakan tak mau membayar utangnya. Presiden Ekuador saat itu, Rafael Correa, mengatakan tidak kepada krediturnya. Alasannya, Correa menyatakan, utang-utang dari hedge fund asal Amerika Serikat (AS) tidak bermoral.
Sebenarnya, Ekuador merupakan negara yang kaya sumber daya alam, dan bisa membayar utangnya. Namun mereka memilih tidak membayar.
Baca juga: Data Terbaru, Total Utang Pemerintah Mencapai Rp 4.418 Triliun