Misteri Tempat Kuno yang Hanya Dihuni Makhluk-makhluk Aneh
https://www.naviri.org/2019/01/misteri-tempat-kuno.html
Naviri Magazine - Adakah tempat di dunia ini yang tidak dihuni manusia? Jawabannya ada, bahkan cukup banyak. Di berbagai belahan bumi, ada tempat-tempat yang sulit dijamah atau sulit ditempati, sehingga tidak ada manusia yang tinggal di sana.
Namun, di antara tempat-tempat yang sama sekali tidak dihuni manusia, ada satu tempat yang dianggap paling misterius, karena berasal dari zaman yang sangat kuno.
Di tempat itu tidak ada manusia yang mendiami, dan hanya ada makhluk-makhluk aneh berupa tumbuhan dan hewan. Tumbuhan dan hewan yang ada di sana pun berbeda dengan tumbuhan dan hewan yang kita kenal.
Pada tahun 1912, ada novel berjudul The Lost World. Novel itu difilmkan pertama kali pada tahun 1925. Merupakan karya penulis tenar, Sir Arthur Conan Doyle, berkenaan dengan sebuah ekspedisi ke dataran tinggi di wilayah Amerika Selatan, di teritori Venezuela, di mana hewan prasejarah masih bertahan hidup.
The Lost World (Dunia yang Hilang) adalah kisah fiksi ilmiah yang sangat tenar di masanya, bahkan sudah direproduksi beberapa kali.
Tapi tahukah Anda, gambaran dunia yang hilang dalam karya Arthur Conan Doyle itu berkenaan pula dengan suatu tempat yang benar-benar ada di dataran tinggi perbatasan Venezuela, Guyana, dan Brasil. Persisnya di puncak Gunung Roraima. Tempat itu senantiasa tertutup kabut abadi bersaput awan.
Kawasan Gunung Roraima adalah salah satu tempat luar biasa di dunia. Bernuansa kuno dan misterius. Terhampar di ketinggian 2.739 meter, dengan formasi tebing batu vertikal yang menjulang dari padang rumput dan hutan. Biasanya dicapai setelah melintasi Taman Nasional Canaima, di tenggara Venezuela.
Bentukan geologi tertua
Ciri unik penampakan kawasan Gunung Roraima adalah hasil bentukan alam tertua, yang diduga tersisa dari Era Precambrian, kira-kira dua miliar tahun lalu. Tempat kuno itu terstruktur dalam dataran seluas 2,5 km persegi. Karena posisinya yang menjulang vertikal dengan tebing bebatuan, membuat akses ke sana lewat jalan darat hampir mustahil.
Namun, ekspedisi darat spektakuler ke tempat tersebut pernah dilakukan oleh Sir Everard dengan menembus belantara, dan mendaki keterjalan bentukan dinding bebatuan Roraima tahun 1884, hingga ke puncaknya.
Catatan perjalanan Everard, yang menggambarkan sepotong dunia aneh ini, menginspirasi penelitian untuk menguak misterinya. Ekspedisi Everard pula yang menginspirasi Sir Arthur Conan Doyle untuk menulis novel klasik petualangan The Lost World!
Kehidupan misterius
Berbagai ekspedisi penelitian di kawasan Gunung Roraima menghasilkan banyak temuan luar biasa. Para ahli sepakat bahwa lingkungan di Roraima tidak terusik selama jutaan tahun, kecuali akibat gerusan angin dan air.
Di ketinggian hampir 3 km itu, tetumbuhan yang hidup di sana sangat unik. Beradaptasi dengan lingkungan yang keras, curah hujan tiada henti sepanjang tahun. Hampir seluruh permukaan tertutup pecahan bebatuan pasir, yang nyaris tak memungkinkan tanaman keras yang berakar panjang mampu bertahan hidup di sana.
Struktur tanah yang rapuh dan kurang nutrisi ini hanya mampu ditumbuhi semacam tanaman sebangsa lumut. Uniknya, yang terlihat menjulang justru bebatuan dan tanah yang diukir oleh angin dan hujan. Bagaikan tonggak-tonggak pilar yang menyangga awan.
Aliran air terdapat di sana, mengalir deras menuju tebing, dan melompat menjadi air terjun di ujungnya. Merupakan air terjun yang tertinggi di dunia, aliran air itu kemudian bersatu dengan liukan sungai Amazon yang legendaris.
Tumbuhan karnivora
Kerasnya kehidupan di kawasan Roraima menjadi mimpi buruk bagi semua lingkungan hidup yang sudah kita kenal. Namun, ekosistem yang terbentuk di bentangan dunia yang hilang ini menjalin suatu rantai komunitas yang magis, dan menakutkan dalam kacamata manusia.
Hasil penelitian hampir pasti membuktikan bahwa hukum rimba, "survival of the fittest" (yang terkuat yang bertahan), berlaku mutlak di sini. Dari segi flora, banyak ditemukan tetumbuhan yang berevolusi menjadi tumbuhan karnivora (pemakan daging).
Sangat mudah menemukan tumbuhan semacam kantung semar rawa, beberapa spesies sundew (rangkaian tanaman berduri mirip kaktus yang menyembul dari dalam tanah dan memakan serangga), dan bladderwort (sejenis lumut rumput).
Ketiga jenis ini adalah tanaman indah yang punya reputasi sebagai karnivora mematikan bagi serangga dan hewan-hewan mungil. Mereka mengisap nutrisi hewani dari binatang yang terjebak di perangkapnya.
Selain itu, ditemukan juga tanaman semacam anggrek yang berbunga, dengan dahan yang sangat kecil.
Sementara gambaran fiksi tentang dinosaurus, sama sekali tidak terlihat di kawasan Roraima. Satu-satunya makhluk endemik yang sudah teridentifikasi hanyalah hewan kecil berkulit hitam, dengan lurik kuning di punggungnya. Lalu sebangsa kodok hitam kecil yang tidak melompat, melainkan merayap atau bergerak dengan menggelindingkan tubuhnya untuk menuruni lereng.
Lalu makhluk lainnya diyakini kehilangan kemampuan melihat alias buta, tak mampu berenang, dan hanya bergerak perlahan merayapi dataran.
Selebihnya adalah serangga-serangga kecil malang. Dengan sayap yang rapuh, entah memang hidup di sana atau terbawa angin tersesat di Roraima. Serangga sejenis lalat, kumbang, dan nyamuk, inilah yang menjadi santapan tumbuhan pemakan daging. Atau barangkali juga menjadi mangsa bagi predator lain yang belum sepenuhnya diketahui di ketinggian Gunung Roraima.
Ekosistem yang unik di ketinggian ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membongkar semua rahasianya. Setidaknya Roraima tetap dikenal sebagai salah satu dataran bentukan alam yang tertua di bumi. Sebuah dunia yang hilang.
Baca juga: Kisah Pencarian Harta Karun Paling Misterius di Dunia