Misteri Penemuan Piramida dan Bangunan Kuno di Dasar Laut Jepang
https://www.naviri.org/2019/01/misteri-penemuan-piramida-dan-bangunan.html
Naviri Magazine - Sejumlah piramida dan bangunan batu raksasa ditemukan di dasar laut lepas pantai Jepang. Reruntuhan dari peradaban maju itu tidak ada hubungannya dengan peradaban Jepang saat ini.
Selama ini, orang menganggap piramida hanya terdapat di Mesir. Padahal, di berbagai wilayah lain di dunia juga secara berturut-turut telah ditemukan piramida zaman prasejarah. Misalnya peradaban bangsa Maya di Amerika Selatan, peradaban bangsa Yunani di Eropa, wilayah Asia, dan lain-lain, telah ditemukan piramida yang bentuk dan besar kecilnya tidak sama.
Artikel ini menguraikan sebagian piramida yang ditemukan di Jepang, dan piramida-piramida itu sepertinya tidak ada hubungan apa pun dengan bangsa Jepang modern, mungkin dibuat oleh manusia prasejarah.
Sejak tahun 1950-an, di berbagai wilayah Jepang secara berturut-turut telah ditemukan peninggalan piramida dalam jumlah besar, dan bangunan batu raksasa dari masa sejarah yang sangat lama. Di antaranya beberapa piramida yang permukaannya tertutup debu dan tanah, serta dipenuhi berbagai tumbuhan. Bagian luar tampak seperti gunung yang tinggi.
Tidak hanya demikian, pada tahun-tahun terakhir ini, di dasar laut Jepang juga telah ditemukan banyak peninggalan peradaban zaman purbakala. Sejak Maret 1995, penyelam menemukan 8 tempat peninggalan yang tersebar di sekitar Hiroshima hingga lautan Pulau Yonaguni.
Tempat peninggalan pertama adalah sebuah konstruksi persegi empat yang sangat menarik, namun tidak begitu jelas dan ditutupi karang, sehingga bagian buatan manusianya tidak bisa dipastikan.
Setelah itu, seorang penyelam di musim panas tahun 1996 menemukan sebuah teras runcing raksasa, di kedalaman 40 kaki di bawah permukaan laut Oklahoma Selatan, dan dipastikan merupakan hasil buatan manusia. Melalui pencarian lebih lanjut, tim penyelam lain menemukan lagi sebuah monumen lain, dan lebih banyak lagi bangunan buatan manusia.
Mereka mendapati jalan yang panjang dan luas, tangga dan pintu lengkung yang tinggi dan megah, serta batu raksasa yang dipotong dengan sempurna. Semua ini dipersatukan dan selaras dengan gaya bangunan berbentuk garis lurus yang belum pernah ditemukan sebelumnya.
Dalam beberapa bulan selanjutnya, kalangan arkeologi Jepang ikut serta dalam penggalian yang membangkitkan semangat ini. Tidak lama kemudian, mereka menemukan lagi sebuah konstruksi berbentuk piramida yang sangat besar di kedalaman 100 kaki di bawah permukaan laut, tidak jauh dari pegunungan Sinaguni yang berjarak 300 mil dari Hiroshima.
Benda raksasa itu terletak di sebuah kawasan luas, yang kelihatannya digunakan untuk penyelenggaraan upacara. Pada kedua sisinya terdapat pintu menara raksasa, bangunan ini panjang 240 kaki, lebar 600 kaki, dan tinggi 90 kaki. Sejarahnya dapat dilacak kembali minimal 8.000 tahun SM.
Karena visibilitas normal adalah 100 kaki di bawah permukaan laut, tingkat kejernihan pandang atas peninggalan ini cukup untuk pengambilan foto dan rekaman video. Gambar-gambar tersebut muncul dalam berita utama di koran-koran Jepang. Arkeolog berpendapat bahwa ini mungkin bukti awal adanya peradaban zaman batu yang masih belum diketahui orang.
Ahli geologi, Profesor Masaki Kimura dari Universitas Hiroshima, yang pertama-tama mengadakan penelitian ini, dan mengambil kesimpulan bahwa bangunan yang mempunyai lima tingkat konstruksi ini adalah buatan manusia.
Dia mengatakan, “Bangunan ini bukan benda hasil alam. Jika hasil alam, seharusnya pecahan yang terbentuk melalui korosi bertumpuk di atasnya, namun tidak ditemukan pecahan batu seperti ini. Sekeliling bangunan terdapat sesuatu yang mirip jalanan, dan ini semakin membuktikan bahwa ia buatan manusia.”
Profesor ilmu geologi Universitas Boston, Robert Sketche, menyelam dan memeriksa bangunan tersebut. Dia mengatakan, “Jika diamati, bangunan itu seperti serentetan tangga raksasa, dan setiap tangga tingginya kurang lebih 1 meter. Penampang bangunannya mirip piramida model tangga.
“Ini merupakan struktur yang sangat menarik. Pengikisan air yang alami ditambah proses perpecahan batu berkemungkinan menghasilkan struktur seperti ini, namun kami masih belum menemukan proses yang dapat menghasilkan penampang tangga yang begitu tajam.”
Bukti selanjutnya, yang dapat membuktikan bahwa bangunan tersebut adalah buatan manusia, adalah beberapa tumpukan kecil dari batu yang ditemukan di sekitarnya. Mirip bangunan utama, piramida-piramida mini itu dibentuk dari batu hampar berbentuk tangga yang disatukan, lebarnya 10 meter dan tinggi 2 meter.
Profesor Kimura berpendapat, masih terlalu dini jika ingin mengetahui siapa yang telah membuat monumen tersebut atau apa tujuannya. Dia mengatakan, “Bangunan ini mungkin sebuah istana dari zaman dahulu, digunakan untuk memuja dewa tertentu, seperti penduduk Hiroshima yang percaya pada dewa Nirai-Kanai yang dapat mendatangkan kesejahteraan dari laut kepada mereka.
“Karena berdasarkan catatan 10 ribu tahun lampau tidak ada manusia yang mampu membuat monumen seperti ini, maka ini mungkin sebuah bukti peradaban manusia yang tidak diketahui orang.
“Hanya manusia yang memiliki teknologi tinggi yang mampu menyelesaikan proyek seperti ini, dan sangat mungkin berasal dari daratan Asia yang mengandung peradaban manusia paling kuno. Bangunan yang demikian raksasa harus menggunakan mesin tertentu, baru dapat menyelesaikannya.”
Masa peradaban Jepang sekarang berawal dari zaman batu, sekitar tahun 9.000 SM. Penghidupan orang-orang pada zaman itu adalah berburu dan mengumpulkan makanan. Tidak mungkin ada teknologi maju untuk membuat bangunan seperti piramida raksasa tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa sebelum peradaban Jepang sekarang, di kawasan itu pernah ada peradaban manusia yang sangat maju, dan bisa jadi tidak mempunyai hubungan apa pun dengan bangsa Jepang sekarang.
Baca juga: Misteri Harappa, Peradaban Canggih dan Modern di India Kuno