Misteri 200 Tahun Tenggelamnya Kapal Gotheburg (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2019/01/misteri-gotheburg-part-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Misteri 200 Tahun Tenggelamnya Kapal Gotheburg - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Selain itu, kapal replika juga dilengkapi 14 canon (meriam) untuk penembakan penghormatan (salute), sementara kapal aslinya yang tenggelam 260 tahun lalu memiliki 30 canon (meriam) dalam beberapa varian kaliber. Artileri kapal dulunya hanya digunakan untuk beladiri mengantisipasi kemungkinan serangan kapal-kapal bajak laut (pirates) atau buccaneers (perompak).
Ekspedisi jejak sejarah Gotheborg dilepas oleh Raja Swedia, Karel Gustaf, pada 2 Oktober 2005. Kapal ini berlayar dengan 80 awak kapal, 50 di antaranya pelaut baru.
Dulunya, di abad 18, dalam pelayaran dagang SOIC, Gotheborg biasa mengangkut bahan mentah berupa besi dan kayu. Barang muatan ini akan dijual di Cadiz (Spanyol) untuk mendapatkan mata uang perak (piastres) Spanyol.
Mata uang itulah yang digunakan membeli produk-produk Tiongkok yang sangat diminati orang-orang Eropa, seperti sutera, keramik/porselin, teh, dan tumbuhan obat. Namun, saat singgah di Batavia dan Jawa, kapal ini juga membeli muatan tambahan berupa rempah-rempah.
Sementara, bagi orang-orang Tiongkok pada masa itu, barang-barang Eropa umumnya kurang menarik, mereka justru lebih berminat pada koin-koin perak dan produksi barang-barang yang terbuat dari logam. Ketertarikan yang berbeda terhadap komoditi ini tentunya menghasilkan surplus di kedua belah pihak.
Bayangkan saja, saat Gotheborg tenggelam, sebagian barang-barang yang selamat langsung dilelang di dermaga. Hasil lelang itu bahkan sudah memberi keuntungan pada SOIC sebesar 14%.
Namun pelayaran kapal replika Gotheborg bukan untuk misi dagang, melainkan untuk mengenang jejak sejarah misi dagang SOIC Swedia, dan mengulang jalur pelayaran Silk road on the Sea, termasuk jalur pelayaran Laksaman Zheng He (Cheng Ho).
Jejak sejarah Gotheborg
Setelah delapan tahun dikerjakan sejak Juni 1995, replika kapal Gotheborg akhirnya diluncurkan ke laut pada 6 Juni 2003. Setelah melakukan berbagai uji coba pelayaran, diputuskan kapal tiruan ini layak melakukan perjalanan jauh.
Sesuai dengan kapal aslinya, replika ini dijadwalkan melakukan perjalanan melintasi jalur sutra laut (Silk Road on the Sea). Termasuk melintasi jalur pelayaran yang pernah dilakukan Laksamana Zheng He (Cheng Ho) 1405-433.
Rute pelayaran replika Kapal Gotheborg mengawali pelayaran sejak 2 Oktober 2005. Kapal berangkat dari pelabuhan Gothenburg (Swedia) menuju Cadiz (Spanyol), melintasi Laut Utara (North Sea), kemudian menyusuri perairan barat Afrika, dan menyeberang Samudra Atlantik ke Recife (Brasil). Dari sana, kembali menyeberang ke Cape Town, lalu singgah lagi di Port Elizabeth (Afrika Selatan).
Dari Port Elizabeth, melintasi Samudera Hindia menuju Fremantle (Australia). Setelah bersandar di Fremantle, kapal bergerak ke utara melintasi Selat Sunda, dan singgah di Jakarta (Indonesia) pada 18 Juni 2006.
Di Jakarta, kapal Gotheborg bersandar selama 10 hari, sebelum melanjutkan rutenya ke Guang Zhou (RRC). Lalu meneruskannya ke Shanghai (RRC). Dari Shanghai, kapal memutar dan singgah di Victoria (Hongkong). Dari Hongkong, kapal singgah di Singapura pada 30 Desember 2006.
Dari Singapura, perjalanan diteruskan melintasi Selat Malaka, berbelok ke Samudera Hindia, dan memasuki gugus kepulaun Republik Mauritus dekat Madagaskar. Kemudian kapal berbelok ke Port Elizabeth, lalu ke Cape Town. Dari sini, kembali melintasi Samudera Atlantik, dan singgah di Ascension Island (Inggris).
Lalu pelayaran berlanjut hingga ke Azores (Portugis). Dari kepulauan wilayah Azores, berbelok menuju London (Inggris). Setelah singgah di London, kapal Gotheborg mengakhiri pelayarannya, dan kembali ke Gothenburg pada September 2007.
Total seluruh rute tempuh kapal Gotheborg, pergi pulang, melintasi jarak sejauh 37.000 mil laut atau 68.524 km.
Baca juga: Alien, Dimensi Lain, dan Penjelasan Alquran Mengenai UFO