Misteri 200 Tahun Tenggelamnya Kapal Gotheburg (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2019/01/misteri-gotheburg-part-1.html
Naviri Magazine - Lebih dari dua ratus tahun silam, pada September 1745, kapal milik Swedish East India Company (Svenska Ostindiska Companiet atau SOIC), bernama Gotheborg (Gotheburg), menghantam karang di kawasan luar pelabuhan Gothenburg, Swedia. Kapal ini tenggelam setelah melakukan beberapa misi dagang ke wilayah Tiongkok selama enam tahun.
Kapal Gotheborg adalah salah satu kapal armada dagang SOIC. Sejak SOIC didirikan pada 1731 sampai tahun 1821 saja, sudah melakukan 132 ekpedisi dan misi dagang. Dalam kurun waktu itu, tercatat delapan kapal dinyatakan hilang atau tenggelam.
Namun, satu dari sekian kapal yang tenggelam itu, Kapal Gotheborg dianggap yang paling menyedihkan. Betapa tidak, kapal itu justru karam saat sudah berada di Alvsborg Fortress, tepat di gerbang masuk pelabuhan Gothenburg. Walau seluruh kru kapal dan sebagian muatannya berhasil diselamatkan, kapal itu sama sekali tidak tertolong, dan terpendam di dasar laut selama 250 tahun.
Pada Maret 1743, kapal Gotheborg bersandar di teluk kepulauan Swedia barat, persis bersebelahan dengan kepulauan Styrso. Saat itu awal musim semi, dan kapal ini tengah menanti angin berhembus yang bisa mengantarkannya ke luar dari Laut Utara.
Segera Kapten Moreen memberikan perintah untuk berangkat menuju tujuan mereka yang terakhir. Tujuan tersebut adalah Canton (Guang Zhou), di daratan Tiongkok.
Akhirnya, kapal ini berlayar selama dua setengah tahun, dan tak seorang pun yang pernah mendengar kabar tentang kapal ini. Dalam catatannya disebut bahwa kapal agak terlambat pulang karena meleset dari jadwal. Sambil menunggu angin muson India, Gotheborg menambatkan jangkar di Batavia selama enam bulan.
Di Batavia, SOIC juga melakukan perdagangan dan memasok rempah-rempah untuk dibawa kembali ke Eropa. Selama tiga kali pelayaran bolak balik Swedia-Tiongkok, Gotheborg memang selalu singgah di Batavia. Setelah beristirahat dan melakukan perbaikan kapal, Gotheborg kembali berlayar dari Batavia.
Perjalanan pulang mereka melintasi Samudera Hindia dan Samudera Atlantik memakan waktu yang lama. Dalam jadwal, semestinya kapal itu sudah kembali hampir setahun yang lalu.
Lantas di pagi hari 12 September 1745, kapal ini muncul di horizon luar Pelabuhan Gothenburg. Seluruh kru yang sudah bosan dalam pelayaran bersorak, namun tiba-tiba terdengar suara hentakan keras. Kapal ini menghantam karang dan menenggelamkannya.
Diperkirakan 100 ton kargo (rempah, sutera, gula, keramik, keping emas dan perak) ikut tenggelam. Tragedi ini ternyata menimbulkan tanda tanya.
Apakah memang kapal benar-benar menabrak karang? Pertanyaan itu terus bergema selama dua abad. Sejauh ini, penyebab bencana masih misteri. Apa yang sebenarnya terjadi masih belum jelas. Meski sejumlah arsip menemukan dokumen-dokumen yang hilang, rumor tetap saja mengatakan ada sesuatu yang salah.
Penggalian puing Gotheborg
Tenggelamnya Kapal Gotheborg menimbulkan pertanyaan besar. Apakah kapal ini benar-benar mengalami kecelakaan atau karena kesengajaan? Selama 250 tahun, bangkai kapal tersebut terkubur di dasar laut bersama rahasianya.
Sampai akhirnya, pada 1985, Kapal Gotheborg ditemukan kembali di dasar laut wilayah Swedia. Penemuan itu terjadi secara tak sengaja oleh seorang penyelam amatir. Penemuan bangkai kapal ini menjadi topik hangat berita dunia, karena merupakan bagian dari sejarah maritim perdagangan Swedia dan Kota Gothenburg ke wilayah Tingkok (kini RRC).
Dalam kurun waktu 1986-1992, penggalian kembali sisa-sisa kapal tersebut dilakukan. Dari area penggalian di dasar laut, pecahan dan bangkai kapal dikumpulkan beserta muatan kargonya yang turut tenggelam.
Sembari melakukan penelitian dan penggalian, muncul gagasan untuk membangun replika Kapal Gotheborg. Gagasan untuk membangun ulang kapal sesuai dengan bentuk aslinya itu dimulai sejak Juni 1993, dan akhirnya selesai pada Juni 2003. Seluruh pekerjaan itu dilakukan di galangan kapal Terra Nova di Eriksberg.
Selama sepuluh tahun, replika Kapal Gotheborg, dengan menggunakan skala 1:1, akhirnya berhasil diselesaikan. Dua tahun setelah diluncurkan ke laut, kapal tersebut dijadwalkan untuk mengulang jejak sejarah 260 tahun lalu, yakni jalur pelayaran Silk Road on the Sea.
Pelayaran replika Kapal Gotheborg juga sekaligus untuk memperingati 55 tahun terjalinnya hubungan diplomatik antara Swedia dan RRC. Bahkan saat pembangunan kapal tersebut, beberapa pejabat RRC, termasuk Menteri Luar Negeri dan Wakil Perdana Menteri Wu Yi, pernah melakukan kunjungan ke galangan kapal.
Berbeda dengan armada kapal dagang lainnya, seperti Portugis, Spanyol, Belanda, atau Inggris, armada dagang SOIC justru disambut meriah, dan tetap dikenang sebagai armada dagang "damai" di kawasan Asia, khususnya di RRC dan Indonesia.
Kapal replika Gotheborg dibangun ulang menggunakan material dari kayu dan dibentuk persis aslinya. Termasuk bagian dek, kabin, bahkan tampilan keseluruhannya. Bedanya, kapal replika itu dilengkapi dengan peralatan navigasi modern, dua mesin Volvo Penta 2 X 22 kWh.
Performa umumnya, kapal replika ini berukuran panjang 58,5 meter (termasuk bowsprit), lebar 11 meter, berbobot 1.150 ton, dengan kecepatan jelajah 5- 6 knot (9-11 km/jam), dengan kecepatan maksimum 8 knot (15 km/jam).
Baca lanjutannya: Misteri 200 Tahun Tenggelamnya Kapal Gotheburg (Bagian 2)