Legenda Naga dan Hubungannya dengan Leluhur Orang Jawa
https://www.naviri.org/2019/01/legenda-naga.html
Naviri Magazine - Dalam legenda, Naga adalah makhluk yang mempunyai karma baik, dan telah mencapai pembinaan kehidupan spiritual tahap tertentu, karena mereka telah melatih pembinaan spiritual yang sangat lama. Pencapaian spiritual yang lama itu menjadikan Naga memperoleh berkah dan kedudukan terhormat.
Pencapaian dan karma baik yang dimiliki Naga, menjadikan banyak Naga yang mendapat kesempatan untuk mengabdikan dirinya secara langsung sebagai pendamping dan pelindung Buddha, Bhodisatva, dan para makhluk suci lainnya.
Naga memiliki berbagai macam ras yang berbeda, dan setiap ras terbagi dalam dua gender, yaitu pria dan wanita. Naga pria mempunyai tanduk yang membesar di bagian atas, dan Naga wanita mempunyai tanduk lebih ramping dan kadang mengecil.
Selain itu, Naga pria mempunyai janggut yang berkilau seperti mutiara di dagu dan pada lehernya. Sementara Naga wanita tampak berbeda pada bentuk hidung, yang lebih lurus. Dagu dan lehernya tidak memiliki janggut.
Perlambangan energi Naga pada Fung-Shui diakui energinya sebagai salah satu pelindung di sebelah kiri, dan pembawa energi keberuntungan dengan perlambangan warna hijau atau biru. Sedangkan di sebelah kanan dilambangkan dengan energi macan. Penyatuan kedua energi yang saling melengkapi dapat membentuk suatu energi Chi yang baik.
Pada aliran Fung-Shui yang melambangkan arah angin dan musim, dikenal dengan istilah Naga Biru. Yang berarti Naga Timur dan merupakan perlambangan dari musim semi dan awal tahun. Macan Putih, yang berarti Macan Barat, merupakan perlambangan arah barat.
Naga merupakan salah satu makhluk alam lain yang sangat unik dalam memilih lokasi. Mereka tidak sembarang, bahkan sangat berhati-hati dalam menilai dan memperhitungkan lokasi tempat kediaman. Sehingga tempat dan lokasi yang disukai Naga biasanya memiliki energi Chi yang sangat tinggi dan baik.
Kelebihan Naga adalah memiliki banyak energi berkah yang berlimpah, dibandingkan mahluk lainnya. Karenanya, para Master Fung Shui yang dapat mengetahui keberadaan Naga akan mempertimbangkannya sebagai kelebihan yang sangat positif.
Inilah beberapa contoh tempat yang disukai oleh Naga:
- Tempat yang terdapat pohon yang pernah disambar petir dan terbakar.
- Di laut pada bagian tengah teluk, biasanya ditandai motif ombak yang seperti sisik naga.
- Di dekat pinggir pantai yang terdapat banyak batu karang, yang menonjol di permukaan laut.
- Di danau yang tenang dan bersih, di gunung atau di kaki gunung.
- Di dalam gua, di mana sering muncul pelangi di atas atau dari dalam mulut gua.
Karena umumnya tempat yang disukai Naga sangat erat hubungannya dengan elemen air, Naga sering dihubungkan dengan dewa hujan, dan dewa halilintar. Hal ini erat hubungannya dengan cara Fung-Shui yang mempergunakan unsur air sebagai pembawa energi berkah dan kekayaan.
Untuk menjadi Naga diperlukan pembinaan yang tidak mudah, dan waktu yang sangat lama. Salah satu jenis Naga berasal dari ular air. Ular air yang telah bermeditasi selama 500 hingga 1000 tahun, akan berubah menjadi Ular-Ikan. Kepalanya masih berupa ular, tetapi tubuhnya membesar sedikit, dan sisiknya seperti ikan, juga ekornya berupa ekor ikan.
Ular-Ikan, bila melanjutkan meditasinya selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi, akan berubah menjadi Ikan-Naga. Ikan-Naga mempunyai tubuh dan ekor seperti ikan, tetapi kepalanya membesar, dan telah menyerupai kepala Naga. Pada tahap ini, ada juga yang telah menampakkan tanduk kecil di atas kepalanya.
Di Indonesia, Ikan-Naga banyak dijumpai di daerah pantai selatan pulau Jawa dan Bali. Ikan-Naga juga mempunyai unsur air yang sangat kuat, sehingga oleh masyarakat Jawa di masa lampau banyak dianggap sebagai energi yang dapat mencegah terjadinya kebakaran, terlebih di musim kemarau panjang.
Ikan-Naga yang melanjutkan meditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi, akan berubah menjadi Naga Tanpa Tanduk. Seluruh tubuhnya sempurna menjadi Naga, dengan warna yang menyerupai biru kehijauan. Walaupun ada juga yang telah mempunyai tanduk, tetapi tanduk di kepalanya masih sangat kecil.
Naga tanpa tanduk ini banyak dijumpai dalam hiasan kerajaan-kerajaan di tanah Jawa pada masa lampau. Di mana energi yang terpancar dari Naga tanpa tanduk dapat menambah pamor dan wibawa dari tempat yang didiami.
Naga Tanpa Tanduk akan menjadi Naga Bertanduk, bila dapat bermeditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi.
Naga Bertanduk mempunyai tanduk besar yang sempurna, dan ditumbuhi janggut panjang yang berkemilau. Naga Bertanduk pada tingkat ini sebagian telah dapat terbang di angkasa, tetapi kemampuan jangkauannya masih terbatas.
Dibutuhkan meditasi sedikitnya 1000 tahun lagi untuk mencapai Naga Emas yang sempurna. Tubuhnya dapat berubah warna seperti cahaya emas, ataupun warna matahari. Naga Emas dapat terbang ke segala penjuru alam, walaupun tampak tidak mempunyai sayap. Ada pula jenis Naga lainnya, yang tampak memiliki sayap di badannya.
Naga juga dapat mengerti bahasa burung dan binatang lainnya. Ada suatu cerita legenda yang menjelaskan bila seseorang memakan hati Naga, dia dapat mengerti bahasa binatang. Kepercayaan ini tidak hanya dipercayai masyarakat China terdahulu, tetapi juga di indonesia. Cerita tentang hati Naga yang menjadikan seseorang mengerti bahasa binatang juga dipercayai oleh penganut kepercayaan Jawa kuno di Indonesia.
Kisah ini mungkin telah menjadi legenda di tanah Jawa, dan kisah hati Naga dapat dilihat pada cerita Aji Saka. Aji Saka merupakan orang pertama yang menginjak tanah Jawa, dan menjadi leluhur manusia di tanah Jawa.
Baca juga: Misteri Lenyapnya 12 Peradaban Kuno dari Muka Bumi