Kisah Pencarian Harta Karun Paling Misterius di Dunia
https://www.naviri.org/2019/01/kisah-pencarian-harta-karun-paling-misterius.html
Naviri Magazine - Pulau Oak merupakan nama sebuah pulau kecil yang terletak di Lunenberg County, selatan pantai Nova Scotia, Kanada. Pulau ini sebenarnya pulau biasa, tidak ada sesuatu yang istimewa, tidak ada potensi sumber daya alam yang dapat dieksplorasi.
Namun, bagi para pemburu harta karun, pulau kecil ini mendapat posisi yang istimewa. Bagaimana tidak, kisah mengenai adanya harta karun yang tersembunyi di pulau seluas 140 are (57 ha) ini selalu menghantui pikiran para petualang pencari harta karun, hampir selama dua abad lebih.
Kisah mengenai harta karun Pulau Oak kira-kira mulai terdengar lebih dari dua abad yang lalu. Menurut kisah dari mulut ke mulut, yang tentunya telah tersebar ke seluruh dunia, beberapa abad yang lalu seseorang telah menyembunyikan hartanya dalam jumlah besar, di salah satu bagian pulau.
Mulai akhir abad ke-18, para pencari harta karun berbondong-bondong ke pulau Oak, untuk berlomba mencari harta karun tersembunyi itu. Banyak tenaga, waktu, dan uang telah dikeluarkan demi mengikuti nafsu dan pikiran obsesif para pencari harta, namun hasilnya hingga kini harta tersembunyi itu masih belum bisa ditemukan.
Sebenarnya, kisah Pulau Oak dan harta karun dimulai dari kisah remaja berusia 16 tahun, bernama Daniel MC Ginnis. Daniel sangat menyukai aktifitas yang berhubungan dengan adventure dan traveling. Ia suka menembus alam liar dan sangat tertarik dengan Pulau Oak.
Pada saat itu, tepatnya di tahun 1795, Daniel beserta kedua sahabatnya menyatroni pulau kecil tersebut, menggunakan sebuah kano. Mereka merapat di dermaga kecil Smith's Cove, tenggara pulau tersebut. Melihat suasana pulau yang cukup indah sekaligus mencekam, jiwa mereka sebagai petualang tertarik untuk menjelajahinya.
Daniel beserta kedua sahabatnya kemudian melanjutkan perjalanan mereka, masuk ke dalam pulau. Ketika berada di tengah lebatnya vegetasi liar di suatu bagian pulau, Daniel tertarik dengan sekumpulan pohon ek yang tumbang.
Dia semakin tertarik karena di antara beberapa pohon tumbang yang didekatinya terdapat sebuah pohon ek yang sudah sangat tua, berdiri di antara pohon-pohon tumbang di sekelilingnya.
Karena penasaran, Daniel memanggil kedua temannya, kemudian mereka memeriksa keadaan di sekitar pohon, hingga akhirnya ketiga remaja tersebut menemukan sesuatu yang lebih menarik, yaitu sebuah lubang yang ditutupi dinding yang terbuat dari tanah liat.
Dengan rasa semakin penasaran, ketiganya lalu membuka penutup lubang, dan melakukan penggalian. Ketika penggalian mencapai kedalaman 3 meter, mereka menemukan sesuatu yang menarik lagi. Lubang itu dihalangi beberapa potong kayu pohon ek, yang dipasang saling bersilangan, sehingga mengesankan ada seseorang yang dengan sengaja menghalanginya untuk melakukan penggalian lebih dalam lagi.
Namun ketiga remaja itu tidak menyerah. Dengan masih diselimuti penasaran, mereka menyingkirkan kayu-kayu tersebut satu demi satu, dan penggalian terus mereka lakukan. Hingga pada penggalian sekitar 6 meter, mereka terhenti karena lubang itu berakhir dengan sebuah dinding tanah liat lagi.
Mereka tetap yakin, jika dinding itu dibongkar, lubang masih bisa digali lebih dalam lagi. Namun hal tersebut tidak mereka lakukan. Dari sinilah mereka menyadari pasti ada sesuatu yang sangat berharga, tersembunyi jauh di dalam sana.
Jika kita pernah membaca kisah Lima Sekawan: Petulangan di Pulau Seram karya Enid Blyton, mungkin keadaan pulau Oak tak jauh beda dengan kisah pulau misterius di novel tersebut. Karena pulau ini dulunya tak berpenghuni, vegetasi-vegetasi liar membuatnya semakin tampak seram, dan menurut penuturan beberapa orang, di pulau ini sering terlihat kerlap-kerlip cahaya misterius di malam hari.
Beberapa orang yang mencoba menguak misterinya sering dikabarkan menghilang tanpa jejak, sehingga banyak yang meyakini pulau itu merupakan sarang/pusat aktivitas para perompak. Hal tersebut juga yang membuat Daniel dkk patah semangat karena tidak ada seseorang pun di kampung mereka yang mau diajak membantu penggalian, karena alasan takut. Hingga akhirnya pulau itu mereka lupakan.
Sekitar sembilan tahun kemudian, hasrat dan semangat untuk menguak misteri pulau Oak mulai tumbuh lagi di jiwa mereka. Kini, ketiganya telah tumbuh menjadi pemuda-pemuda dewasa, dan tentunya jiwa petualangan mereka semakin menjadi-jadi.
Mereka bertiga memutuskan untuk kembali ke pulau, dan melakukan penggalian lagi yang 9 tahun lamanya sempat mereka lupakan. Persiapan mereka lebih matang daripada waktu yang lalu. Mereka memulai melakukan penggalian.
Pada kedalaman 27,4 meter, dugaan mereka sembilan tahun yang lalu ternyata benar. Memang ada sesuatu yang berharga telah disembunyikan di dalam sana, karena pada kedalaman itu mereka kembali menemukan sebuah penutup lubang yang terbuat dari tanah liat. Bedanya, dari penutup lubang yang sempat mereka temukan pada kedalaman sebelumnya, ialah penutup lubang yang satu ini berprasasti.
Namun, tulisan-tulisannya sangat sulit dibaca, karena ditulis dengan simbol dan kode-kode yang aneh, sehingga prasasti itu mereka abaikan.
Prasasti yang dibaikan ketiga pemuda itu akhirnya dapat diterjemahkan maknanya oleh seorang profesor dari Halifax University, setelah generasi lanjutan pemburu harta karun menemukannya di tempat yang sama. Itu pun terjadi sekitar seabad kemudian semenjak penggalian oleh Daniel, dkk.
Arti kode-kode dari prasasti itu cukup mengejutkan, karena setelah ditejemahkan berbunyi demikian, "Tiga meter di bawah sana tersimpan uang dua juta pound".
Kalimat yang tertulis di prasasti itu semakin mengobarkan semangat para pencari harta karun lainnya, untuk mencoba peruntungan di Pulau Oak. Sehingga penggalian di Lubang Uang (Money Pit) masih terus dilakukan. Selama berabad-abad, para pemburu harta karun silih berganti melakukan penggalian di lubang itu, namun mereka selalu pulang dengan tangan hampa.
Para pencari harta karun mulai berkurang jumlahnya di abad 21. Rupanya, rahasia lubang uang ini tak mudah dikuak oleh mereka, halangannya begitu berat. Halangan-halangan itu berupa air yang sering tiba-tiba memenuhi lubang, dsb. Bahkan tercatatat di tahun 1937 tiga orang penggali tewas di lubang, sehingga semakin menambah daftar kelam sejarah korban-korbannya.
Banyak pencari harta meyakini, bahwa sebetulnya harta karun tersebut tidak disembunyikan di lubang tersebut. Seseorang yang telah menyembunyikan hartanya beberapa abad lalu di tempat itu mungkin melakukan tindakan yang cukup cerdik. Ia mungkin hanya menggali hingga kedalaman 30-35 meter, lalu membuat terowongan lagi di bagian kanan atau kiri lubang utama, hingga menembus wilayah pulau Oak yang lain.
Jika pendapat ini benar, cukup miris tentunya melihat para pencari harta yang sanggup menggali hingga kedalaman hampir 60 meter tanpa hasil. Namun sayang, terowongan yang dimaksud belum dapat ditemukan, dan tampaknya rahasia harta karun Pulau Oak akan menjadi misteri yang abadi.
Baca juga: Akhirnya Ilmuwan Berhasil Menemukan Negeri Atlantis