Misteri Kapal Pesiar Mewah yang Hilang ke Dimensi Lain (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2019/01/kapal-waratah-page-1.html
Naviri Magazine - Misteri tenggelamnya kapal mewah Waratah, yang tertutup selama 100 tahun, akan segera terungkap. Kapal yang kemungkinan karam di perairan Afrika Selatan itu kini sedang diselidiki.
Pada 1912, kapal pesiar Titanic menabrak gunung es, di tengah lautan Atlantik, dan dunia tahu peristiwa itu. Yang belum diketahui banyak orang adalah, sebelum peristiwa tenggelamnya Titanic, pada 1909 sebuah kapal pesiar raksasa yang sama mewah, yakni Waratah, berpenumpang 210 orang dan memuat barang seberat 6.500 ton, secara misterius hilang di tengah lautan luas.
Menurut laporan media massa Australia, kini sebuah tim penyelidik sudah menuju lokasi tenggelamnya kapal tersebut, dan jawaban teka-teki atas rahasia yang tertutup selama 100 tahun itu mungkin akan segera terungkap.
Kapal pesiar mewah yang hilang secara misterius itu adalah kapal pesiar Waratah, yang merupakan kapal milik “Blue Anchor Ocean Transport Corporation” Australia. Kapal itu diberi nama Waratah, bunga lambang Kota New South Wales, Australia.
Kapal itu panjangnya 140 meter, dibuat oleh perusahaan pembuatan kapal Barclay, Skotlandia, pada 1908. Sama seperti Titanic yang dibuat belakangan, kapal pesiar Waratah merupakan kapal paling besar dan mewah waktu itu, dan disebut sebagai kapal yang “anti tenggelam sepanjang masa”.
Perlengkapannya sangat mewah. Di bagian kabin lebih megah dari kapal Titanic, dan setara dengan hotel Ritz di Swiss saat ini, yang tergolong super megah.
Kapal itu menggunakan tenaga uap yang dihasilkan batubara sebagai tenaga penggerak, mempunyai 8 ruang kedap air, teknik pembuatan dan teknologinya dapat dinilai nomor satu di dunia. Pelayaran perdananya sangat lancar, dan dengan cepat menimbulkan kegemparan di dunia. Sejumlah besar orang ternama dan kaum ningrat merasa bangga mengadakan perjalanan dengan menumpangi kapal pesiar yang demikian besar ini.
Hilang secara misterius
Juli 1909, kapal Waratah mulai berlayar dari Inggris, terisi 211 penumpang dan 6.500 ton barang muatan, menuju Australia. Sepanjang perjalanan, di dalam kabin kapal megah itu lampu penerangan menyala sepanjang hari, dan berbagai macam resepsi maupun pesta berlangsung terus-menerus.
Ketika dalam perjalanan melewati Afrika Selatan, kapal pesiar itu merapat di dermaga timur Afrika Selatan, dengan maksud untuk istirahat dan memuat perlengkapan, kemudian berlayar lagi menuju tujuan berikutnya, yakni Cape Town.
Setelah para penumpang bersuka ria sepuasnya di Afrika Selatan, pada 27 Juli kapal Waratah mulai berlayar lagi dari Durban. Namun, yang mengherankan, saat itu tiba-tiba terjadi angin badai yang jarang terjadi di atas permukaan laut. Anehnya, sejumlah kapal kecil yang melaut tidak mengalami apa-apa. Maka semua orang merasa bahwa badai itu sama sekali tidak akan mengakibatkan ancaman apa pun bagi kapal pesiar yang demikian besar itu.
Ternyata dugaan mereka keliru. Kapal Waratah tidak sampai di Cape Town sesuai waktu yang direncanakan, dan di atas permukaan laut juga tidak ada jejak kapal itu! Kapal Waratah lalu dinyatakan hilang secara misterius.
Angkatan Laut Kerajaan Australia segera mengerahkan armada pencarian, namun tidak mendapatkan hasil apa pun. Selain seorang penumpang yang bernasib mujur yang telah turun di Durban, Afrika Selatan, kapal pesiar paling mewah di dunia yang membawa banyak penumpang dan muatan barang berharga itu sepertinya telah berlayar menuju ke sebuah dunia lain.
Alamat buruk
Menurut kabar, sebelum kapal Waratah hilang secara misterius, waktu itu telah muncul beberapa “pertanda tidak baik” akan terjadinya bencana.
Sebelum bertolak dari Inggris, kapten kapal yang kaya pengalaman, yakni Joshua Ibally, mengadakan pemeriksaan total terhadap kondisi kapal, dan ditemukan ternyata barang-barang muatan dalam kapal terlalu banyak, sehingga geladak kapal tertekan ke bawah, namun keluhannya tidak mendapat perhatian.
Selain itu, ada penumpang yang bersikeras hendak turun di Durban, yakni Claude Soya. Setelah kapal pesiar hilang, dengan hati yang masih diliputi ketakutan, Claude Soya mengenang kembali kejadian saat itu, dan mengatakan bahwa dirinya pernah mengalami mimpi buruk. Dalam mimpinya itu, kapal Waratah dijungkirbalikkan oleh gelombang dahsyat, lambung kapal mengarah ke langit, setelah itu hilang.
Baca lanjutannya: Misteri Kapal Pesiar Mewah yang Hilang ke Dimensi Lain (Bagian 2)