Holocaust dan Upaya Adolf Hitler Membantai Kaum Yahudi
https://www.naviri.org/2019/01/holocaust-dan-upaya-adolf-hitler.html
Naviri Magazine - Kenangan akan sebuah lokasi di Polandia, bernama kamp Auschwitz, masih menyisakan trauma mendalam bagi bangsa Yahudi. Orang-orang Yahudi, bagi Hitler, dianggap akan memicu Revolusi Bolshevik sebagaimana yang terjadi di Rusia, sehingga menghancurkan negeri para Tsar (gelar raja-raja Rusia dahulu).
Karenanya, Yahudi dijadikan Hitler sebagai musuh yang harus segera dibinasakan, sebelum mereka sempat memupuk kekuatan. Ada juga teori yang mengatakan bahwa Hitler sangat khawatir dan kesal dengan propaganda The Protocol of Zion milik bangsa Yahudi, yang bercita-cita menjadi pemimpin dunia.
Kemudian, kebencian terhadap bangsa Yahudi, yang melanda rakyat Jerman, dipicu oleh sikap masyarakat Jerman keturunan Yahudi yang menentang keinginan Jerman untuk berperang.
Ras Arya, yang merupakan mayoritas di Jerman, menganggap orang-orang Yahudi sebagai ‘parasit’, yakni “mau mendapatkan kemakmuran dari negara Jerman, tapi menolak membela negara untuk berperang.” Bahkan, Hitler menyebut orang-orang Yahudi Jerman sebagai sekumpulan imigran yang merugikan Jerman.
Akhirnya, rakyat Jerman yang banyak menjadi buruh para juragan Yahudi, mendukung penuh sikap Hitler. Mereka menyebut diri mereka sebagai korban-korban penindasan ekonomi oleh orang-orang Yahudi di negara sendiri.
Hitler, yang dibantu bala terntaranya, mulai mengatur rencana dengan menggiring para tawanan Yahudi, yang terdiri atas laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Di kamp-kamp konsentrasi milik Jerman, mereka dipaksa bekerja dan jarang diberi makanan serta obat-obatan.
Sejarah pun mencatat, ada sekitar 12.000 orang Yahudi setiap hari dibakar dan dipaksa untuk menghirup gas sianida di ruangan-ruangan pengap hingga tewas. Era kelam ini disebut Holocaust, yang dalam istilah Yahudi berarti ‘terbakar’ atau ‘bencana’.
Tekanan kepada orang-orang Yahudi bermula dari gerakan antisemit (antizionis) yang disuarakan pemerintah. Tentara dan masyarakat bahu-membahu memberantas bisnis-bisnis para imigran Yahudi pada 1933 hingga 1935. Puncaknya, pada September 1935, dilakukan sebuah gerakan yang disebut The Final Solution (solusi akhir) yang dicanangkan melalui konferensi di Nurenberg.
Orang-orang Hitler mendata asal usul kelahiran, juga data-data mengenai perkawinan dan kematian penduduk Jerman keturunan Yahudi. Sinagog-sinagog (tempat ibadah orang Yahudi) diperiksa untuk mencari data-data. Razia pun dilakukan di perkampungan-perkampungan yang menjadi komunitas imigran Yahudi.
Tidak ada perlakuan berbeda terhadap laki-laki, perempuan, maupun anak-anak. Mereka semua digiring masuk ke truk-truk serdadu, dan dikirim ke lokasi penahanan di wilayah Auschwitz, Polandia. Dari sinilah awal ketakutan bermula.
Ppara tawanan Yahudi digiring dalam keadaan kurus kering, lapar, dan telanjang, ke dalam kamar-kamar pengap yang sudah dipasangi pipa-pipa. Mereka tak mengerti untuk apa pipa-pipa di atas kepala mereka. Setelah ditinggalkan di kamar tersebut, pipa-pipa itu mengeluarkan gas sianida. Saat mereka menghirup, racun sianida itu pun masuk dalam paru-paru, dan meracuni sel-sel darah mereka.
Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa tentara Jerman juga menyuntikkan zat kimia zyklon-B dengan dosis melebihi ambang batas, sehingga sedikit demi sedikit mereka menjadi kurus kering dan membuncit (seperti malnutrisi). Zat tersebut mengambil asupan gizi dengan mempercepat reproduksi epidemi dan bakteri, sehingga orang Yahudi mengidap malnutrisi.
Lalu, mereka yang sudah tak berdaya, diseret ke kamar gas dan sebagian lagi dibakar. Peristiwa ini dipropagandakan sebagai holocaust, sebuah tragedi genosida massal yang memakan enam juta orang korban dari bangsa Yahudi.
Israel mengklaim bahwa lebih dari enam juta orang Yahudi tewas pada masa kekejaman Hitler dan pasukan Nazi-nya menguasai Eropa. Orang-orang Yahudi ditangkap dan dipenjarakan dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman. Mereka dibiarkan kelaparan, disiksa, dan dijadikan kelinci percobaan senjata kimia buatan para ahli Jerman.
Baca juga: Misteri Penampakan Adolf Hitler di Argentina yang Membingungkan