Cleopatra, Pesona Kecantikan Misterius dari Mesir Kuno
https://www.naviri.org/2019/01/cleopatra-pesona-kecantikan-misterius.html
Naviri Magazine - Ratu Cleopatra VII adalah Firaun Mesir terakhir yang selalu mendapat tempat di hati rakyat Mesir. Bahkan beratus-ratus tahun setelah kematiannya, ia tetap dikenang sebagai seorang ratu yang luar biasa. Sesuatu yang menjadi kenangan adalah perpaduan kecantikan, seks, dan kharismanya.
Cleopatra berasal dari bahasa Yunani Kuno, yang artinya "keagungan ayah", dan nama lengkap Cleopatra VII adalah Cleopatra The Philapator, mengandung makna " Dewi Keagungan Ayah, atau Putri Kecintaan Ayah". Begitulah sang ayah, Ptolemy XI, memberinya nama.
Pemberian nama Cleopatra oleh sang ayah bukan tanpa sebab. Mungkin karena Ptolemy XI melihat pancaran kecantikan putrinya itu. Cleopatra memang dikenal sebagai wanita berparas cantik dan bertubuh molek. Sejak kecil, ia sudah memancarkan gairah kewanitaan yang mengundang hasrat.
Ada beberapa sumber literatur yang menyebut bahwa Cleopatra bukan wanita berdarah Mesir asli. Ia diduga wanita turunan campuran Macedonia, Yunani, dan Suriah. Karena itu, ia mewarisi seluruh kecantikan indo Timur Tengah, Asia, dan Eropa.
Saat pertama kali menduduki tahta kerajaan Mesir di usia 18 tahun, dalam banyak literatur ia digambarkan sebagai gadis belia yang sangat menggairahkan. Tinggi semampai dengan lekuk tubuh menawan, buah dada yang ranum menggoda, kaki jenjang, pinggul padat berisi, wajah bulat telur, rambut hitam mengkilat, dan kulit halus putih berkilau.
Wajahnya memancarkan gairah dan vitalitas, dengan alis sedikit tebal, mata hitam bersinar, bibir seksi dengan sedikit lekukan menawan di bawah hidung, tampak selalu tersenyum, namun menyimpan misteri "liar" yang menggoda.
Kecantikan wajah dan tubuh Cleopatra setidaknya sangat berpengaruh terhadap kepemimpinan dan politik yang dilakukannya. Dengan semua "senjata kewanitaan" itu, semasa hidupnya ia berhasil mempertahankan tahta dan kejayaan Mesir dari tekanan imperium besar seperti Romawi. Walau akhirnya Mesir runtuh juga di akhir hayatnya.
Berdasarkan literatur yang lain, Cleopatra disebutkan sangat menyukai kehidupan glamor, pesta-pesta, dan kehidupan romantis. Ia memang perayu dan penggoda ulung, yang membuat setiap lelaki yang pernah dekat, tidur, dan bercinta dengannya, akan "takluk" pada keanggunannya.
Namun, walaupun begitu, dalam urusan politik pemerintahan, ia dikenal sebagai wanita yang keras, tegas, dan ambisius. Karisma yang terpancar dari dalam dirinya membuat ia mampu memerintah Mesir selama dua puluh tahun lebih, dengan berbagai perkembangan yang mengagumkan.