Cerita Keluarga Yahudi yang Menjadi Tetangga Adolf Hitler
https://www.naviri.org/2019/01/cerita-keluarga-yahudi.html
Naviri Magazine - Edgar Feuchtwanger, seorang laki-laki Yahudi yang pernah bertetangga dengan Adolf Hitler, mengungkapkan bagaimana rasanya hidup bersebelahan dengan Sang Diktator. Ia juga berkisah bagaimana bisa selamat dari pembantaian Nazi.
Cerita ini luar biasa, karena paman Edgar adalah seorang novelis yang dianggap salah satu "musuh pribadi" Sang Fuhrer.
Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Edgar menjelaskan kisah masa kecilnya yang dihabiskan pada era Nazi Jerman. Meskipun ayahnya menjadi salah satu tahanan Nazi, keluarganya berhasil melarikan diri ke Inggris. Dan di negeri Ratu Elizabeth inilah keluarga Edgar akhirnya menetap.
Edgar pertama kali melihat Hilter di Munich, pada tahun 1932, ketika ia berusia delapan tahun. Itu terjadi setahun sebelum Hitler mendapatkan gelar Kanselir. Kala itu, Edgar sedang diajak jalan-jalan oleh pengasuhnya. Dalam waktu bersamaan, Hitler menatapnya dengan sangat ramah dan murah hati.
Laki-laki yang telah menapaki usia kepala 9 ini masih ingat bagaimana orang-orang di sekelilingnya berteriak, "Heil Hitler, Heil Hitler!"
Jika Hitler tahu bahwa bocah yang ditatapnya dengan ramah itu seorang Yahudi, Edgar yakin ia tidak akan pernah hidup sampai sekarang, dan bisa menceritakan pengalamannya ini.
Semua mimpi buruk itu bermula pada 9-10 November 1938, ketika meletus peristiwa "Kristallnacht" atau "Reichskristallnacht", dalam bahasa Inggris disebut "Night of Broken Glass". Sementara dalam istilah Indonesia dikenal sebagai "Malam Kristal" atau "Malam Kaca Pecah".
Itu adalah malam penyerangan brutal terhadap bangsa Yahudi di seluruh Jerman dan Austria.
Nama itu mengacu pada gelombang pogrom (pembunuhan massal) anti-Yahudi yang terjadi di seluruh Jerman, Austria yang sudah dianeksasi, dan di daerah-daerah Sudetenland, Cekoslowakia (sekarang menjadi negara Republik Ceska dan Slowakia) yang diduduki tentara Jerman.
Malam itu, 91 orang Yahudi dibunuh. Puluhan ribu lebih ditangkap. Ribuan rumah orang Yahudi, kantor-kantor, dan sinagog hancur dibakar. Kekerasan terutama dipicu oleh pejabat Partai Nazi, anggota SA, dan Hitler Youth.
Setelah peristiwa tersebut, para pejabat Jerman mengumumkan bahwa meletusnya Kristallnaght adalah reaksi spontan dari publik, dalam menanggapi kematian Ernst vom Rath, seorang diplomat Nazi Jerman.
Sebagai kelanjutan dari kekerasan itu, ayah Edgar yang memiliki usaha penerbitan buku, dibawa ke kamp konsentrasi pertama Nazi, Dachau.
Sementara keluarganya takut ia tidak akan pernah kembali, ayah Edgar ternyata kembali setelah enam minggu. Dan Edgar percaya bahwa itu adalah cara Nazi menakut-nakuti orang Yahudi supaya meninggalkan Jerman.
Tak lama kemudian, keluarga Edgar pindah ke Inggris, dan menetap di sana.
Edgar kini telah menjadi seorang profesor sejarah yang disegani. Ia juga menulis sebuah memoar dari pengalamannya, dengan judul I Was Hitler’s Neighbor, yang diterbitkan di Inggris.
Baca juga: Dokumen FBI Membuka Fakta Misterius Kematian Adolf Hitler