Hati-hati, Ada Ancaman Bahaya yang Tersimpan Pada Avokad
https://www.naviri.org/2019/01/ancaman-bahaya-di-avokad.html
Naviri Magazine - Avokad, yang sering pula disebut alpukat, adalah buah yang enak dan bergizi. Buah ini manis, dan bisa dinikmati langsung atau dibuat jus. Banyak orang yang suka avokad.
Berbeda dari tomat dan apel, kulit avokad memang tidak dimakan. Namun, bukan berarti Anda tidak perlu mencucinya sebelum memotong dan mengonsumsi.
Menurut laporan terbaru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat (FDA), kulit avokad wajib dicuci di bawah air mengalir sebelum dimakan atau diolah, karena mengandung bakteri berpotensi bahaya yang bisa menyebabkan keracunan makanan.
Bakteri tersebut adalah Listeria Monocytogenes yang diketahui menjadi biang keladi infeksi listeriosis, atau penyakit akibat mengonsumsi makanan terkontaminasi bakteri.
Menukil Quartz, FDA menemukan bakteri Listeria pada hampir 18 persen atau 64 kulit avokad dari 361 sampel yang diteliti selama 18 bulan, sepanjang tahun 2014-2016. Lebih lanjut, sekitar 0,2 persen atau sebanyak 3 dari 1.254 avokad yang diteliti juga memiliki Listeria hidup di dalam daging buahnya.
Atas landasan itulah, FDA merekomendsikan pencucian demi menghindari kontaminasi. FDA juga menyarankan menggosok kulit avokad dengan sikat bersih, lalu dikeringkan dengan kain bersih atau tisu kertas, untuk mengurangi risiko hingga optimal.
Tak hanya soal mencuci, FDA juga mewajibkan Anda segera memisahkan daging dan kulit avokad begitu dibelah, membuang kulitnya, baru mengonsumsi dagingnya dengan segera.
Kemudian, sebagaimana dianjurkan situs FoodSafety.gov, Anda pun harus segera mencuci tangan usai memegang avokad, dan mencuci seluruh buah atau sayuran bercangkang keras lainnya, macam melon, untuk mencegah risiko kontaminasi silang.
Pasalnya, FDA juga mendapati patogen Listeria bisa ditransfer dari kulit ke daging avokad lewat pisau yang Anda gunakan untuk memotong makanan lain.
Seberapa berbahaya bakteri listeria?
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS (CDC) menulis, seseorang dengan infeksi listeria mungkin mengalami gejala bervariasi, mulai dari demam, sakit kepala, hilang keseimbangan, kebingungan, nyeri otot, diare, keram perut atau mual.
Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke sistem saraf, menyebabkan disorientasi, kejang, dan leher kaku.
Michael Doyle, Profesor Mikrobiologi Makanan di University of Georgia, mengatakan selain buah-buahan dan sayuran, makanan yang rentan dengan paparan listeriosis di antaranya daging-dagingan yang kurang matang, juga produk susu seperti keju lunak, dan es krim.
Ia menambahkan, ada orang-orang berisiko tinggi yang rentan terhadap sejumlah kecil bakteri listeria, yakni mereka yang mengalami gangguan kekebalan, seperti perempuan hamil, orang lanjut usia, dan orang dengan kondisi atau sedang meminum obat sehingga memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Khusus pada ibu hamil, infeksi listeria bahkan bisa sampai menyebabkan keguguran, lahir prematur dan kelahiran mati.
Akan tetapi, seperti ditulis Newsweek, penting dicatat bahwa laporan FDA tidak melihat konsentrasi patogen dalam avokad yang diteliti.
Pada kebanyakan orang dewasa yang sehat, sambung William Hallman, seorang profesor ekologi manusia di Rutgers University, tingkat paparan bakteri listeria yang rendah cenderung tidak menyebabkan penyakit parah.
Ia juga menunjukkan bahwa kemungkinan listeria berpindah dari kulit ke daging avokad adalah “sangat sedikit”, dan tingkat di mana FDA menemukan listeria pada avokad adalah jumlah yang wajar.
Meski begitu, Hallmann menyebut saran FDA merupakan anjuran yang baik, mengingat tidak mencuci avokad sebelum dikonsumsi bisa saja mengundang lebih banyak bakteri berbahaya seperti e.Colli dan salmonella.
Benar saja. Selain bakteri listeria, FDA juga menemukan genus Salmonella pada 12 kulit avokad atau sebesar 0,7 persen dari total 1.615 avokad domestik dan impor yang diteliti. Meskipun hanya berjumlah kurang dari satu persen keseluruhan sampel, “Temuan menegaskan bahwa Salmonella dapat hadir pada avokad,” tulis FDA dalam pernyataan.
Memperkuat temuan tersebut, menurut CDC, ada 12 wabah penyakit bawaan makanan terkait dengan avokad sejak 2005 hingga 2015. Sembilan berasal dari bakteri Salmonella dan tiga dari E. coli.