3 Kesalahan Pengendara Motor Matik Saat Melakukan Pengereman
https://www.naviri.org/2019/01/3-kesalahan-pengendara-motor-matik-saat-pengereman.html
Naviri Magazine - Dalam banyak hal, motor matik menyuguhkan kemudahan yang tidak dimiliki motor manual. Karena memang otomatis, pengendara motor matik pun tidak perlu memindah gigi sebagaimana pengendara motor manual. Namun sayangnya, dalam beberapa kasus, kemudahan yang ditawarkan transmisi otomatis malah membuat pengendara salah kaprah.
Contohnya untuk motor matik. Ya, kesalahan yang sering mereka lakukan adalah saat melakukan pengereman.
Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu, menguraikan setidaknya ada tiga kesalahan yang sering dilakukan pengendara motor matik ketika melakukan pengereman.
Menutup gas secara maksimal
Hal ini kerap ditemukan pada para pengguna skutik. Dengan anggapan sederhana, gas untuk maju dan rem untuk berhenti, maka saat bermaksud menghentikan laju sepeda motor pengendara hanya berfokus menekan tuas rem.
Padahal, menurut Jusri, seharusnya saat melakukan pengereman, gas juga harus diisi. "Pada saat ngerem, gas tidak boleh tertutup maksimal. Kalau itu dilakukan, maka kondisinya sama seperti motor manual kalau koplingnya ditekan penuh," terang Jusri.
Jika hal ini terjadi, pengereman tidak akan maksimal, karena tidak dibantu oleh engine brake, dan motor akan 'nyelonong' akibat tuas kopling yang ditekan secara penuh.
Tidak membagi beban kerja rem
"Rata-rata, pengendara sepeda motor matik tidak paham fungsi rem, jadi teknik pengereman masih kurang maksimal," ungkap Jusri.
Menurut dia, sering ditemukan kasus pengemudi yang melakukan pengereman hanya terfokus pada rem belakang, padahal laju kendaraan sudah di atas 30 km/jam. Pada kecepatan antara 30-80 km/jam, beban kerja harus dibagi untuk rem depan dan belakang.
"Kalau seperti itu, roda belakang bisa mengunci dan jadi berbahaya. Harus dipahami benar-benar proporsi pengereman," jelas Jusri.
Tidak memeriksa kondisi sekitar saat akan melakukan pengereman
Kasus yang satu ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh pengguna motor matik. Hanya saja tendensinya cenderung lebih besar, akibat kemudahan berkendara yang ditawarkan motor matik.
Para pengemudi motor matik cenderung refleks menekan tuas rem, saat dihadapkan dengan situasi tertentu di jalanan.
"Kalau mau ngerem, seharusnya cek kondisi belakang dulu (lewat kaca spion). Kan ini di jalanan, bisa aja di belakang ada bus atau metromini atau truk yang gak bisa ngerem mendadak," terang Jusri.
Jusri kemudian menerangkan adanya opsi lain, berupa menghindar jika memang kondisi kurang aman untuk melakukan pengereman.
"Cek belakang dulu, baru rem. Belakang aman, baru rem. Kalau belakang gak bisa rem, pilihannya menghindar. Bukan apa-apa ngerem," tutup Jusri.
Baca juga: Panduan Memanaskan Mesin Sepeda Motor Pada Pagi Hari