Viagra Pernah Menggegerkan Dua Negara yang Sedang Berperang
https://www.naviri.org/2018/12/viagra-pernah-menggegerkan-dua-negara.html
Naviri Magazine - Viagra, obat kuat laki-laki, dikabarkan pernah dijadikan senjata perang. Seperti dikutip dari Guardian, pada 2011, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Susan Rice, menuding pemimpin Libya saat itu, Moammar Khadafi, menyediakan suplai viagra ke pasukannya.
Tujuannya diduga untuk mendorong para serdadu melakukan pemerkosaan massal. Klaim soal viagra mengemuka setelah laporan yang dipublikasikan Al Jazeera beberapa bulan sebelumnya.
Media Qatar tersebut mendasarkan laporan pada keterangan sejumlah dokter di Libya yang mengaku menemukan viagra di kantong para serdadu pro-Khadafi.
Klaim serupa juga pernah disampaikan Luis Moreno-Ocampo, ketua jaksa di Pengadilan Internasional atau International Criminal Court (ICC).
Namun, seperti dikutip dari csmonitor.com, tim penyelidik independen yang menyelidiki hal tersebut, termasuk dari Human Rights Watch, mengaku tak menemukan bukti yang menguatkan klaim soal viagra.
Belakangan, Donatella Rovera, peneliti senior Amnesty International, mengungkapkan, "Kami tak pernah bicara dengan korban atau siapapun yang pernah bertemu dengan mereka, kecuali seorang dokter yang bicara banyak pada media."
Rovera menambahkan, pihaknya telah meminta dokter tersebut agar ia bisa mempertemukan lembaganya dengan korban. Namun hal itu tak bisa dilakukan.
Adalah fakta sejarah pemerkosaan dijadikan senjata dalam sejumlah perang paling brutal di dunia. Namun, tak ada bukti yang mendukung klaim bahwa viagra diperlakukan sebagai senjata.
Baca juga: Kisah Panglima Perang dengan Tingkah Paling Gila Sedunia