Gara-gara Takut Kiamat, Satu Keluarga Bunuh Diri Massal
https://www.naviri.org/2018/12/takut-kiamat-satu-keluarga-bunuh-diri-massal.html
Naviri Magazine - Kiamat mungkin terdengar menakutkan, karena bayangan tentang kiamat adalah bumi yang hancur, langit yang runtuh, gunung-gunung beterbangan, air laut naik ke daratan, dan manusia akan menghadapi semua kengerian itu sambil menunggu mati. Karena bayangan mengerikan itu pula yang lalu mendorong sebuah keluarga di Amerika untuk bunuh diri bersama.
Kasus ini bermula saat ditemukannya kematian misterius yang terjadi pada sebuah keluarga di Springvile, Utah, Amerika Serikat. Suami istri dan ketiga anak mereka ditemukan tewas di sebuah kamar yang terkunci dari dalam.
Suami istri, Benjamin dan Kristi Strack, memang dikenal tertutup oleh para tetangga, dan jarang melakukan kegiatan sosial di lingkungan sekitar.
Saat kelimanya ditemukan tewas, polisi dibuat bingung karena tak ada tanda-tanda kekerasan seperti perampokan ataupun tindak kejahatan. Namun para penyidik menemukan 5 gelas misterius di samping tubuh para korban, yang berisi sebuah cairan di dalamnya.
Setelah sekian lama menjadi misteri, akhirnya penyidik menemukan bukti otentik perihal kematian 'serempak' keluarga tersebut. Hasil investigasi menyebutkan, Benjamin dan Kristi bunuh diri dengan cara meminum racun.
Tak hanya mereka, keduanya juga menyiapkan heroin dengan dosis tinggi untuk dua anak mereka yang masih kecil. Sedangkan untuk putra sulung mereka, Benson, 14 tahun, tak dapat dipastikan motif di balik kematiannya.
"Karena usianya masih muda, sulit untuk memastikan apakah dia mampu mengambil keputusan sendiri untuk bunuh diri, atau memutuskan mengikuti keputusan orang tuanya," kata pihak kepolisian Springville dalam rilis persnya.
Lantas, kenapa keluarga ini melakukan bunuh diri massal?
Rumornya, keluarga tersebut termakan isu 'kiamat yang tertunda' oleh kelompok aliran sesat. Keyakinan dari para penyidik tersebut berdasarkan fakta bahwa Benson pernah mengirimkan email atau cacatan untuk temannya, yang berisi penghibahan barang-barang miliknya setelah ia mati.
Ini menunjukkan bahwa ia tahu kalau ia akan mati segera. Berdasarkan hasil wawancara dengan teman-teman dan kerabat dari keluarga Benjamin, tim penyidik menyimpulkan keluarga tersebut memunculkan gagasan untuk meninggalkan dunia ini, sebelum kiamat benar-benar terjadi.
Terakhir, penyidik menyimpulkan bahwa Benjaminlah yang kemungkinan terakhir meninggal, setelah anggota keluarga lainnya meregang nyawa. Adapun satu anak lagi, Janson McGee, 19 tahun—yang menemukan keluarganya mati bersama—tak ikut bunuh diri massal itu karena telah dewasa dan bertunangan.
Baca juga: Terungkapnya Kasus Pembunuhan Berantai Terbesar di Amerika