Ilmuwan dan Peneliti Terkejut, Mereka Menemukan Semut Neraka!
https://www.naviri.org/2018/12/semut-neraka.html
Naviri Magazine - Semut yang kita kenal saat ini mungkin terkesan tidak berbahaya. Apalagi wujud tubuh mereka yang kecil. Meski begitu, saat menggigit, semut bisa meninggalkan rasa sakit yang lumayan.
Sekarang bayangkan ada semut yang bertubuh puluhan kali lipat lebih besar dari semut yang kita kenal, dan memiliki gigitan berkali lipat lebih kuat dari semut yang kita kenal. Itulah semut neraka yang ditemukan baru-baru ini.
Peneliti menemukan spesies semut purba dengan bagian tubuh yang menakutkan. Disebut sebagai semut neraka, semut ini memiliki perbedaan mencolok dengan semut yang kita temukan saat ini.
Spesies yang baru ditemukan ini memiliki mulut yang terbuat dari logam untuk menyedot darah mangsa-mangsanya. Diberi nama latin Linguamyrmex vladi, semut purba ini ditemukan di sebuah daerah di Myanmar, dan diperkirakan berusia 98 juta tahun.
L vladi termasuk dalam kelompok haidomyrmecines, kelompok semut yang sudah punah. Mereka hidup pada zaman kapur, dan dapat dikenali dari mulut aneh yang bergerak secara vertikal.
Meski masuk dalam keluarga semut, tetapi peneliti mengungkapkan bahwa L vladi sebenarnya bukan nenek moyang semut yang sekarang. Mereka termasuk dalam kelompok semut yang punah sebelum nenek moyang semut modern muncul untuk memulai garis keturunannya.
Karena semut itu terjebak dalam ambar, para peneliti bisa melihat detail spesies prasejarah yang menakjubkan ini, termasuk bagian-bagian tubuhnya yang mengerikan.
L vladi memiliki semacam pisau raksasa yang menghadap ke atas pada bagian mulutnya. Rahangnya juga dikelilingi rambut-rambut bergerak, yang mirip pada rahang semut modern.
Semut ini juga memiliki semacam tanduk pada bagian atas rahangnya, yang kemungkinan digunakan untuk menahan mangsa. Penelitian yang dipimpin oleh Philip Barden dari New Jersey Institute of Technology ini juga menemukan saluran mirip tabung di antara rahang bawah.
Peneliti berspekulasi bahwa semut ini mungkin tidak mengunyah makanan mereka, tetapi menyedotnya, karena rahang yang aneh itu tidak bergungsi untuk mengunyah.
"Rahang bawah dan tanduk mungkin berfungsi untuk menusuk mangsa berbadan lunak," kata Barden, dikutip dari Science Alert.
Menariknya, pemindaian sinar X mengungkapkan jika bagian tanduk semut diperkuat dengan partikel logam. Peneliti berpendapat jika semut itu memiliki kemampuan untuk mengumpulkan unsur-unsur logam dari makanannya, kemudian mendistribusikan ke bagian tubuh yang membutuhkan unsur penguat.
"Serangga diketahui menyerap logam untuk bagian ovipositor, atau bagian serangga yang digunakan untuk menyimpan telur dan rahang bawah. Mereka menyerap unsur logam, khususnya kalsium, mangan, seng, dan besi, untuk meningkatkan kekuatan dan mengurangi keausan," tulis tim dalam penelitian ini.
Memiliki tanduk logam membuat semut neraka ini bisa bertahan melawan mangsanya, dan membuatnya lebih mudah juga untuk menekan tanduknya ke mangsa bertubuh lunak. Penelitian ini sudah dipublikasikan dalam Systematic Entomology.