Sejarah Kearsipan Vatikan yang Sangat Menakjubkan
https://www.naviri.org/2018/12/sejarah-kearsipan-vatikan.html
Naviri Magazine - Para kolektor yang paling ambisius pun tidak akan mampu menyaingi Vatikan yang telah menyimpan setiap lembaran kertas, mulai dari surat-surat pribadi hingga dokumen-dokumen kepausan dari zaman terdahulu.
Timbunan material yang begitu banyak telah diwariskan secara turun-temurun hingga tahun 649 Masehi, saat koleksi ini untuk pertama kalinya disimpan dalam ruang-ruang besi di Istana Lateran Roma. Pada abad ke-11, arsip-arsip ini dipindahkan ke sebuah tempat penyimpanan di kaki Bukit Palatina. Pada saat itu, papirus-papirus yang tertua sudah mulai hancur.
Selama abad-abad pertengahan, arsip-arsip ini secara signifikan menjadi tidak berharga akibat terlalu sering dipindahkan. Pada tahun 1254, arsip-arsip dipindahkan dengan sebuah kapal ke sebuah biara di Cluny, lalu ke Perugia, Assisi, dan akhirnya ke Avignon, dimana arsip-arsip ini disimpan lebih dari satu abad berikutnya.
Baru pada pemerintahan Paus Martinus V (1427-1431), proses pengembalian arsip-arsip ini ke Roma dimulai, dengan memanfaatkan kuda dan kapal sebagai alat pengangkutan. Proses ini mengakibatkan sebagian besar arsip hilang dan hancur.
Terlepas dari semua upaya ini, seluruh koleksi itu masih harus melakukan satu perjalanan lagi, yang dianggap paling fatal dalam seluruh sejarahnya.
Setelah menginvansi Roma pada pergantian abad ke-19, Napoleon memutuskan untuk mengirim seluruh isi perpustakaan Vatikan ke Prancis. Tugas ini melibatkan pengiriman 3.239 peti yang terpisah-pisah, dan memerlukan waktu tiga tahun penuh untuk menyelesaikannya.
Setelah Napoleon kalah pada tahun 1814, seluruh arsip tadi kembali lagi ke Roma dalam pemindahan yang berlangsung lamban. Banyak kereta pengangkut yang tercebur ke dalam sungai-sungai, dan terjerumus ke dalam jurang-jurang. Dalam perjalanan pulang ini, hanya 2.200 peti berhasil kembali ke Roma.
Baca juga: Negarakertagama Diakui Sebagai Memori Dunia UNESCO