Kisah Orang-orang yang Mati dengan Tenang dan Bahagia
https://www.naviri.org/2018/12/orang-yang-mati-dengan-tenang.html
Naviri Magazine - Kematian adalah misteri, karena setiap kita tidak pernah tahu kapan akan mati. Begitu pula, setiap orang juga tidak tahu bagaimana ia akan mati. Setiap orang tentu ingin mati dalam keadaan baik, dan mengembuskan napas terakhir dengan senyuman.
Dalam video dokumenter berjudul "What Do People Say Before They Die?", BBC merangkum berbagai ucapan terakhir orang-orang sebelum meninggal, berdasarkan kesaksian para perawat dari rumah sakit Royal Stoke University di Stoke-on-Trent, Staffordshire, Inggris.
Salah seorang perawat mengatakan, pernah ada pasangan pasien yang berada di satu ruangan, meminta ranjang mereka didekatkan agar dapat saling menggenggam tangan satu sama lain. Berjeda 10 hari kemudian, satu per satu dari mereka pun meninggal.
Louise Massey, perawat lainnya yang juga turut diwawancarai, mengungkapkan: “Menyaksikan rona kebahagiaan yang terpancar dari wajah mereka yang tengah sekarat ketika ditemani anjing-anjing kesayangannya adalah sesuatu yang amat berharga.”
Sementara Carnia Lowe yang juga berprofesi sama, menyebut: “Hal yang masih saya ingat adalah ketika seorang pasien mengatakan bahwa proses kematian tidaklah seperti yang Anda lihat di televisi atau di film. Saya kira, kematian yang indah itu ada, dan komunikasi adalah kuncinya. Jika ada sesuatu yang ingin Anda lakukan, maka lakukanlah.”
Mengetahui bahwa sebentar lagi kesadaran menghilang dan nyawa bakal tanggal, itu bisa berarti kebahagiaan atau kesialan. Ada orang yang beruntung sehingga dapat memberi petuah kebijaksanaan. Namun tak sedikit dari mereka yang ogah berbasa-basi dan menganggap kematian hanyalah satu fase yang memang pasti dialami manusia.
Sir Winston Leonard Spencer-Churchill, atau yang biasa dikenal dengan Winston Churchill, negarawan Inggris paling kesohor, sebelum menghembuskan napas terakhir pada 24 Januari 1965 di usia 90 tahun, mengucapkan kalimat singkat yang mengindikasikan betapa tidak asyiknya hidup sampai tua. Churchill mengatakan: “Saya telah bosan dengan semuanya.”
Ada banyak desas-desus yang menjadi penyebab kematian Ludwig van Beethoven. Sebagian menyebut karena masalah kerusakan hati akibat konsumsi alkohol berlebih, sementara banyak yang menduga ia diracun secara bertahap oleh tim dokter yang menanganinya.
Satu hal yang pasti, Beethoven meninggal pada 26 Maret 1827, pada malam hari ketika hujan lebat dan suara guntur bersahutan. Berdasarkan kesaksian beberapa kerabat yang ada pada malam itu, menjelang detik-detik kematiannya ia mengucap lirih:
“Plaudite, amici, comedia finita est" ("Tepuk tangan, teman-temanku, komedi telah selesai.”)
Baca juga: Menjemput Kematian dengan Tenang dan Indah